Selasa, 18 Juni 2013

Terima Piala Pembina Terbaik PNPM, SHS : Ingatkan Upaya Pengentasan Kemiskinan





Upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat perdesaan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulut, kembali menuai keberhasilan dengan ditetapkannya Gubernur Sulut Dr. SH Sarundajang sebagai Pembina Terbaik Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Tingkat Nasional. Keberhasilan Gubernur SHS sebagai pembina terbaik, dengan menerima Piala Penghargaan dari menkokesra Dr. Agung Laksono, KARENA PROVINSI SULAWESI UTARA MENJADI SALAH SATU DAERAH yang MASUK DALAM NOMINASI TERBAIK PENILAIAN “SIKOMPAK AWARD” PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN. Bersamaan dengan itu Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan melalui KATEGORI Pembina Kabupaten Terbaik kepada Bupati Sangihe dan PENDAMPING LOKAL terbaik YANG DIWAKILI OLEH YEREMIA ANTARA, DARI KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI SALAH SATU wilayah YANG MEMILIKI TINGKAT KESULITAN YANG EKSTRIM. Acara yang berlangsung pada Selasa pagi (18/6) di Hotel Sahid Jaya jakarta, bersamaan dengan Rakernas PNPM Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2013, dengan tema Penguatan kelembagaan untuk keberlanjutan PNPM menuju kemandirian, dihadiri seluruh gubernur dan bupati serta Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tingkat Provinsi dan Kabupaten se indonsia.
Terkait dengan penerimaan penghargaan tersebut, menurut SHS mengharapkan agar Pemerintah daerah khususnya SKPD terkait untuk serius dan komit dalam mensukseskan PNPM mandiri perdesaan dan perkotaan. Ke depan diharapakn pemerintah daerah dapat meraih Anugerah Si Kompak Award yang  diberikan kepada lembaga, pelaku dan pembina PNPM Mandiri Perdesaan terbaik nasional untuk kategori Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), Pendamping Lokal (PL) dan Perencanaan Pembangunan Desa (PPD), karena hal ini merupakan motivasi dan langkah strategis dalam penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemmerintahan Desa (BPMPD) provinsi Sulut Dr. Recky Tumanduk menyampaikan bahwa Untuk mengurangi angka kemiskinan, setiap tahun KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI SULUT TERHADAP IMPLEMENTASI PNPM-MPD YANG DILAKUKAN MELALUI PENDEKATAN OPERASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADALAH : ADANYA DUKUNGAN PENGALOKASIAN DANA PEMBINAAN ADMINISTRASI PROGRAM (PAP-PNPM MANDIRI PERDESAAN) MELALUI APBD PROVINSI PADA SETIAP TAHUN ± 1% DARI TOTAL Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM MANDIRI PERDESAAN DI SULAWESI UTARA. DANA PAP PNPM MANDIRI PERDESAAN DIGUNAKAN UNTUK: 1. PENGUATAN KAPASITAS UPK (UNIT PENGELOLA KEGIATAN) PNPM MANDIRI PERDESAAN DI TINGKAT KECAMATAN, 2.PENGUATAN KAPASITAS BKAD (BADAN KERJASAMA ANTAR DESA) PNPM MANDIRI PERDESAAN DI TINGKAT KECAMATAN, 3.PENGUATAN KAPASITAS PNLOK (PENDAMPING LOKAL) PNPM MANDIRI PERDESAAN DI TINGKAT KECAMATAN, 4. PENGUATAN KAPASITAS PJO KABUPATEN (PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KABUPATEN) PNPM MANDIRI PERDESAAN, 5. PENGUATAN KAPASITAS PJO KECAMATAN (PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KECAMATAN) PNPM MANDIRI PERDESAAN. (Kabag Humas JF Ruaw)

SHS : CORAL TRIANGLE SUPPORT KETAHANAN PANGAN DUNIA, SAUD : SHS INISIATOR ULUNG EVENT DUNIA

Gubernur Sulut Dr. SH Sarundajang, kembali menggugah kepedulian dunia untuk komitmen, peduli dan berperan serta aktif dalam pengembalian fungsi dan pemeliharaan terumbu karang. Menurut SHS, karena saat ini sekitar 500 juta orang menggantung hidupnya pada ketersediaan terumbu karang sebagai sumber bahan dan keamanan pangan, dan coral triangle (kawasan segitiga terumbu karang) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Oleh karena itu, coral triangle sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, di antaranya ikan, karang dan organisme laut lainnya, harus dikelola dan dimanfaatkan dengan benar secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan SHS saat launching pelaksanaan event internasional World Coral Reef Conference (WCRC) 2014 (18/6) di Grand Hyaat Hotel, Nusa Dua, Bali. Acara yang dihadiri oleh Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ir. Saut P. Hutagalung, MSc, Dirjen KP3K, Dr. Sudirman Saad, Duta Besar Kerajaan Belanda Tjeerd F. de Zwaan, Perwakilan Food and Agricultural Organizaton (FAO) Jeremy Turner, Duta Besar dan Perwakilan Negara-Negara Asia, Perwakilan dari World Bank, Perwakilan LSM Nasional dan Internasional, Kepala Bappeda Prov Sulut, Dr. Noldy Tuerah, Kadis Kelautan dan Perikanan, Ir. Ronald Sorongan, MSi, Tim Ahli : Prof. DR. Deisy Mantiri, DEA, Kakaskasen A. Roeroe, PhD., Hanna Mandagi, MSc. "Terumbu karang dunia saat ini sedang dalam proses penurunan kualitas, sehingga dunia harus benar-benar peduli, duduk bersama, bekerja sama, bergandengan tangan, cari alternatif solusi strategis untuk  merestorasi terumbu karang dunia. Tahun 2009, Pemerintah Provinsi Sulut dalam pelaksanaan World Ocean Conference (WOC) yang telah menghasilkan Deklarasi Manado, telah memicu kembali kesadaran, semangat dan komitmen dunia internasional. Dan Tahun 2014, dunia kembali diajak untuk memantapkan agenda strategis sebagai tindak lanjut pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang sebagai sumber daya perikanan yang berkelanjutan, sumber ketahanan dan keamanan pangan, serta bisnis yang memanfaatkan terumbu karang yang ramah lingkungan, sebagaimana tema WCRC 2014,"ujar SHS menyakinkan. Selanjutnya SHS menyatakan Sulut telah menginisasi perhatian dunia terhadap terumbu karang, bahkan telah action dengan program restorasi terumbu karang di wilayah bunaken dan likupang, dengan menggunakan teknologi baru yang ramah lingkungan, dimana dunia juga harus peduli dan berperan dalam pengelolaannya, karena kerusakannya, bukan saja menjadi masalah Sulut dan Indonesia, tapi juga dunia.
Pada acara yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, melalui Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ir. Saut P. Hutagalung, MSc, memberi apresiasi kepada SHS. "Gubernur Sarundajang selalu menginisiasi kegiatan-kegiatan internasional yang mendunia. Beliau inisiator ulung dengan ide-ide brilian. Saya salut terhadap perhatian Sulut melalui Gubernur SHS dalam keberlanjutan terumbu karang dunia (Kabag Humas JF Ruaw)



Wirjawan: Terima Kasih Mahasisiwa Unima Tidak Demo Kenaikan BBM

Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Sulut, Selasa (18/6) kemarin, menyempatkan memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dan dosen Universitas Negeri Manado (Unima) di kampus Unima di Tondano Minahasa.
 Kuliah umum yang diberi tema “Revitalisasi produk dalam negeri dalam perspektif kepemimpinan nasional 4014” itu. Alumni Universitas Harfard AS ini tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada mahasiswa Unima yang tidak menggelar demo menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kenaikannya telah di umumkan Presiden SBY pada Selasa (17/6) malam lalu.
“Saya bangga dengan mahasiswa Unima yang sangat paham dengan kesulitan yang dihadapi pemerintah saat ini, dibanding dengan mahasiswa di jawa dan makasar yang terus melakukan penolakan kenaikan harga BBM”, katanya sembari memberi alasan, bahwa  Kenaikan harga BBM terkait dengan beberapa hal yang dikarenakan meningkatnya harga minyak dunia, ditambah pula konsumsi BBM dalam negeri sangat besar. Kenaikan BBM harus tepat sasaran, agar bisa menjaga devisid anggaran negara kita sehingga tidak boleh defisid lebih dari tiga persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kita.          
Tepat sasaran ini agar kenaikan harga BBM ini tidak sampai membebani rakyat, terutama bagi orang yang tidak mampu. Karena itu pasca kenaikan harga BBM ini, kompensasinya  Presiden SBY telah bertekad untuk memberikan bantuan langsung  kepada rakyat yang kurang mampu seperti pemberian bea siswa, bantuan sosial (bansos), penambahan raskin, tentunya semua ini dilakukan  demi untuk kepentingan rakyat Indonesia yang tersebar dari sabang hingga merauke, ujar salah satu putra kawanua ini.   
Sedangkan Wagub Sulut Dr. Djouhari Kansil MPd yang mendampingi Menteri Gita Wirjawan sejak dari Bandara Sam Ratulangi Manado, ikut menerima pertanyaan dari salah satu mahasiswa Unima terkait dengan rencana pembentukan Provinsi Nusa Utara (PPNU). Kansil yang juga selaku Ketua Panitia PPNU menyatakan, proses pembentukannya sementara berproses, saat ini sedang dalam pembahasan dengan Pansus Pemekaran DPRD Sulut, bahkan pihaknya baru-baru ini telah memasukan berkas dokumen PPNU di DPD-RI, sebut salah satu putra terbaik nusa utara.
Usai memberikan kuliah umum Menteri Gita Wirjawan langsung menuju Hotel Lion Manado untuk membuka Rapim I DPD Barisan Indonesia (Barindo) se- Indonesia Timur, serta membuka Kejurnas bulutangkis Jarum cup di GOR Ari Lasut manado.
Turut hadir Wagub, Sekjen Kementeri Perdagangan RI Gunaryo serta beberapa pejabat Eselon II Kemendag dan Kadis Perindag Sulut Sany Parengkuan (Kabag humas Jackson Ruaw selaku jubir pemprov).  



     


Kabupaten Kota Wajib Terapkan Metode OVOP



Gubernur Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang melalui Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Setdaprov Sulut Dr. Noudy Tendean, kembali mengingatkan seluruh Kabupaten/Kota se Sulut untuk terus menguatkan industry dengan cara mengali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di masing-masing daerah. Hal ini disampaikan Tendean ketika menjadi nara sumber dalam rapat koordinasi penyelenggaraan pemerintahan umum dan fasilitasi gubernur terhadap pemerintah Kabupaten/Kota di bidang ekonomi, industry dan perdagangan, Selasa (18/6) Kemarin. Menariknya, dalam pemaparan di hadapan sejumlah Kepala SKPD terkait se Sulut tersebut, Tendean mengibaratkan Sulut seperti raksasa yang sedang tidur. ‘’Sulut kaya akan potensi sumber daya alamnya. Tinggal bagaimana kita menggali dan mengembangkan potensi yang ada. Jangan kita hanya sekedar berkutat dengan rutinitas sekalipun itu juga penting, tapi yang lebih penting adalah inovasi dan kreativitas,’’ tegas Tendean.
Lanjut Tendean menjelaskan, sampai saat ini Sulut masih bisa berbangga karena berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS, untuk Peringkat indikator kualitas sumber daya manusia atau Human Development Index HDI/IPM Sulut terus mengalami peningkatan, tercatat sampai saat ini sudah mencapai 7,47%, tertinggi kedua secara nasional setelah DKI Jakarta yang sebenarnya tidak masuk hitungan mengingat Jakarta adalah ibu kota negara. ‘’Tapi jangan dulu lengah dengan data ini. Masih banyak hal yang harus dilakukan bersama, apalagi  kita selaku pemerintah harus bisa terus menciptakan suasana yang kondusif, sinergitas terus ditingkatkan karena kemajuan Sulut merupakan kemajuan 15 Kabupaten/Kota,’’ terang mantan Kabag hubungan antar lembaga ini.
Secara pribadi Tendean mengakui bahwa sejak helatan WOC tahun 2009 lalu, Sulut mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan sampai saat ini hotel-hotel di Sulut selalu ramai dengan berbagai kegiatan nasional maupun internasional. Bahkan dipastikan, kemajuan Sulut akan semakin nyata ketika beberapa mega proyek yang sementara berjalan saat ini selesai. ‘’Upaya menjadikan Sulut sebagai pintu gerbang baru Indonesia menuju Asia Pasifik mulai terwujud. Sekarang yang menjadi pertanyaan kita semua, sudah siapkah warga Sulut, Pemerintah di 15 Kabupaten/Kota bahkan semua pihak menghadapi fakta Sulut sebagai mesin ekonomi baru nasional dan kawasan asia pasifik,’’ tandas Tendean sembari menambahkan bahwa untuk menghadapi ini semua diperlukan rencana stratgeis pembangunan yang berbasis geostrategic yakni kebijakan yang lahir dari geoposisi dan geografis Sulut yang ada.
Berangkat dari hal tersebut, Tendean memberikan beberapa solusi diantaranya mengembangkan produk unggulan setiap Kabupaten/Kota dengan metode one village one product (OVOP), serta membangun dan mengembangkan kerjasama daerah antar sektor, antar stakeholders. ‘’Sulut ibarat supermarket yang mendisplay atau menjual berbagai produk. Nah, kabupaten/kota bertugas mengisi produk-produk yang akan dijual,’’ terangnya lagi. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)