Presidium Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) dan
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara dalam menyikap peristiwa bom yang terjadi di Ibu
Kota Negara pada Kamis lalu, memberikan penyataan sikap sekaligus seruan
bersama agar masyarakat Sulut tidak perlu takut dengan teroris namun tetap
harus mewaspadainya.
Penegasan itu disampaikan Ketua Periodik Presidium BKSAUA
Sulut Pdt Dr Richard Siwu Phd mewakili ke-dua forum tersebut, saat menggelar
konferensi pers dengan wartawan liputan pemprov, Jumat (15/01) di kantor
Gubernur Sulut kemarin.
“Terkait dengan peristiwa bom yang terjadi di Kompleks Mall
Sarina Jalan MH Thamrin Jakarta Kamis 14 Januari 2016 lalu sehingga menelan
korban jiwa manusia, kami menyatakan hal tersebut, adalah perbuatan yang tidak
manusiawi dan berlawanan dengan nilai-nilai agama apapun, sehingga kami mengutuk
perbuatan tersebut,” ujar Pendeta Siwu, sembari mengajak warga Sulut tidak
perlu takut dengan teoris namun tetap harus waspada.
Kami juga menyatakan, rasa duka dan simpati yang mendalam
terhadap korban yang meninggal dan yang masih dirawat dan bisa di pulihkan,
mendukung semua langkah pemerintah Republik Indonesia sebagaimana telah
dinyatakan oleh Presiden Jokowi pada hari kejadian sekaligus menangkap para
pelaku dan mengungkap aktor di balik peristiwa itu, menolak setiap kelompok
yang berkedok agama dan melakukan kekerasan yang berdampak hancurnya toleransi
dan kerukunan antar umat beragama, antar kelompok masyarakat bahkan bangsa
Indonesia serta menolak setiap bentuk tindakan terorisme yang berdampag
kekerasan terhadap menusia keutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia, tegas
Siwu.
Untuk itu kami menyerukan secara khusus kepada masyarakat
Sulut agar terus memantapkan stabilitas dengan membina dan memelihara tiga
kerukunan hidup baragama yaitu; Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar
umat beragama, Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Tingkatkan
terus kewaspadaan terhadap isu-isu negative yang sengaja di lontarkan oleh
oknum atau kelompok yang ingin memecah belah kesatuan dan persatuan umat
beragama di Bumi Nyiur Melambai yang kita cintai, jalin kerjasama antar umat
beragama untuk mengatasi setiap hal yang dapat memicu disintegrasi bangsa
Indonesia di daerah ini, Tingkatkan jalinan kerjasama antar pimpinan umat
beragama dengan pemerintah untuk mengantisipasi setiap gejolak social yang
dapat melemahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam satu
keterikatan Bhineka Tungal Ika, Agar setiap umat beragama di Sulut memanjatkan
doa khusus di tempat ibadah masing-masing untuk keselamtan bangsa dan Negara khususnya
Provinsi Sulut dari rembesan peristiwa yang telah terjadi di Provinsi DKI
Jakarta, ucapnya.
Siwu menambahkan, pernyataan sikap dan seruan itu, telah
ditandatangani Presidium BKSAUA dan Pengurus FKUB Sulut yaitu mewakili umat
Islam KH. Abdul Wahab ABD Gafur, Lc, Ir Jemmy Lumintang MSi mewakili umat
Katolik, Drs Ridwan Sofian umat Budha, DR. Drs I Dewa Ketut Anom, MSi serta
mewakili umat Kristen Protestan oleh Pdt DR. Richard Siwu. Sedangkan dari
Pengurus FKUB ditandatangani langsung oleh Ketua dan Sekretaris Pdt DR Nico
Gara dan Drs Amin Lasena. Hadir dalam
konfrensi pers tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs Jhon Palandung MSi, Karo Pemerintahan dan Humas DR Jemmy Kumendong MSi,
Kabag Agama Olga Saisab S.Sos dan Kabag Humas Roy Saroinsong SH. (Humas Pemprov
Sulut).