Kabar
gembira buat masyarakat Sulawesi Utara. Menyusul berbagai lobi investasi yang
dilakukan Gubernur Sulut Dr. S. H. Sarundajang, kali ini giliran salah satu
investor Filipina di bidang transportasi laut Rodriguez yang dipastikan akan melakukan
investasi transportasi laut khususnya pengoperasian kapal roll on-roll off
(Ro-Ro) dengan rute Davao-Bitung-Davao. Kepastian investasi ini disampaikan
langsung oleh Rodriguez kepada Sarundajang pada saat kunjungannya ke Sulut, Selasa (11/6)
Kemarin. Rodriguez yang didampingi Konsulat Jenderal Filipin Jose Burgos
menyatakan sangat tertarik untuk bisa mengoperasikan kapal RoRo dengan jalur
Davao-Bitung. Bahkan yang lebih menarik, ASEAN dipastikan akan terhubung dengan
kapal RoRo pada 2015 nanti dimana hal ini akan semakin memantapkan Sulut
menjadi pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik. ‘’Ini merupakan investasi yang
positif sekali mengingat inti dari investasi ini adalah peningkatan ekonomi
bersama melalui keterhubungan transportasi laut,’’ ujar Sarundajang yang dalam
pertemuan itu didampingi Wakil Gubernur Dr. Djouhari Kansil dan Sekretaris Provinsi
Sulut Ir. Siswa Rachmat Mokodongan.
Sebagaimana
diketahui, jelas Sarundajang, ada sebuah proyek yang bernama ASEAN Ro-Ro
Network and Short Sea Shipping, dimana proyek itu merupakan salah satu dari
tiga prioritas utama Asean Connectivity yang seluruhnya diharapkan terlaksana
pada 2015. Dan yang lebih hebat lagi, dari segi pelabuhan yang dikelola PT
Pelindo I, II, III dan IV semuanya siap menyukseskan proyek dimaksud, termasuk
di dalamnya pelabuhan Bitung, di Sulut. ‘’Tujuan dari ASEAN Konektivitas adalah
menyambung atau menghubungkan negara-negara di mainland dengan negara kepulauan
dengan tujuan keterhubungan lintas negara ini agar ekonomi Asean tumbuh
bersama,’’ jelas Gubernur dua periode pilihan rakyat ini.
Lanjut
pemegang Sertifikat Executive Management Program dari Universitas of Pittsburg Amerika
Serikat ini menjelaskan kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat
kendaraan yang berjalan masuk kedalam
kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga
disebut sebagai kapal roll on - roll off disingkat Ro-Ro. Tak heran kapal ini dilengkapi
dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke
dermaga. Gambaran yang lazim tentang kapal Ro-Ro adalah memiliki fasilitas
untuk kontainer di atas dek utamanya, memiliki kemapuan menaikkan/menurunkan
muatan di dek utamanya, bahkan beberapa kapal ro-ro memiliki kargo handling,
sehingga muatan mereka dapat dipindahkan dari palka dan tweendecknya melalui
landasan yang direndahkan di dermaga. ‘’Bahkan banyak kapal RoRo seperti jenis
Taronga dengan bobot mati 39000 ton telah dilengkapi dengan peralatan untuk
memuat general kargo sebaik memuat kontainer. Kapal ini dapat dengan cepat
mengubah peranannya dengan mengambil/memindahkan tweendeknya dengan
alat-alatnya sendiri. Jika kapal jenis ini jadi beroperasi di pelabuhan Bitung,
akan sangat membantu para masyarakat yang dulunya direpotkan dengan urusan
bongkar muat barang,’’ terang Sarundajang.
Sekalipun
begitu, Sarundajang tetap mengingatkan seluruh pihak untuk tetap mengawasi
jenis dan persyaratan yang nantinya akan keluar masuk dengan kapal RoRo. ‘’Yang
utama harus diperhatikan adalah jenis muatan, frekuensi lalu lintas laut, dan
sistem kepabeanan. Jika kerjasama ini jadi maka dapat dipastikan bisa menekan
biaya transportasi barang sampai 10 persen, pengiriman bakal lebih cepat dan
aman karena tidak perlu diturunkan dari truk,’’ jelas tokoh yang pernah menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) Sister City Bitung and Davao City bersama
Mayor of Davao City yang disaksikan oleh Presiden Ramos pada 24 September 1993 lalu
ini. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar