Para Pendeta di aras pelayanan
Sinode GMIM, harus pintar-pintar mengelolah konflik yang terjadi ditengah-tengah
persekutuan jemaat, Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari Kansil
MPd saat memberikan pembekalan kepada 73 peserta Suspim GMIM Tingkat III
Angkatan III Tahun 2013 di Pusat Pelatihan Warga Gereja (PPWG) Kaaten Tomohon,
Jumat (5/7) kemarin.
Kegiatan yang diikuti para
pendeta GMIM yang saat ini, dipercayakan menjadi Ketua-ketua Jemaat itu, Kansil
mengatakan, para pendeta GMIM jangan menyerah dengan adanya konflik-konflik
yang sering timbul di tengah-tengah jemaat.
Karena ada konflik yang sengaja diciptakan, ada pula konflik yang terjadi dikarenakan situasional
di tengah-tengah jemaat. Karena itu Pendeta yang ditugaskan menjadi ketua
jemaat harus mampu mengatasinya untuk menyelesaikannya, ujar Kansil yang sehari-harinya
dikenal sebagai pelayan khusus di jemaat Pniel Tuna.
Kansil menyebutkan, penyebab
terjadinya konflik antara lain disebabkan adanya pemahaman sempit terhadap
pluralisme/keberagaman, pergeseran jabatan dalam organisasi, mis komunikasi,
beda persepsi serta konflik yang disengajakan. Karena itu untuk mengatasi
konflik tersebut solusinya, kita harus melibatkan diri pada semua pihak sebagai
pimpinan yang netral, bersikap bijaksana, jadilah pendengar yang baik, jelaskan
solusi kepada pihak yang berkonflik dalam hal ini, diupayakan terjadinya win-win
solution, sembari memberi contoh dari tokoh-tokoh alkitab yaitu Musa yang
mengedepankan sikap rendah hati, ketulusan dan sabar, bijaksana dan memiliki
hati yang lemah lembut. Sementara Daniel yang kehidupannya mengandalkan doa,
penuh ketenagan, percaya, memiliki integritas kekritenan yang kuat. Serta rasul
Paulus yang mengandalkan kedahsyatan menjadi besar, nyali besar, motivasi dan
semangat kuat, kunci penasehat PKB Sinode GMIM. (Kabag humas Jackson Ruaw
selaku jubir pemrpov).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar