Para petinggi gereja Protestan di Indonesia di dalam wadah
Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPH-PGI) pada
hari Sabtu (7/12) mengadakan diskusi terbatas bersama dengan Gubernur Sulawesi
Utara DR. S.H. Sarundajang yang bertempat di kediaman pribadi Keluarga
Sarundajang di Kawangkoan. Diskusi tersebut adalah rangkaian terakhir dari
kegiatan Rapat MPH-PGI yang dilaksanakan pada 4-7 Desember 2013 di Desa Leilem
Kabupaten Minahasa. Dalam diskusi tersebut SHS (sapaan akrab Sarundajang)
memaparkan tentang isu-isu strategis yang dihadapi warga gereja yang juga
sebagai warga negara sebagaimana menjadi isu global maupun nasional. Beberapa
poin yang diangkat adalah masalah lingkungan hidup, pemberdayaan ekonomi warga
gereja dan masyarakat pada umumnya, penanggulangan kemiskinan, kemajemukan
sampai pada kesiapan warga gereja untuk menghadapi tahun politik 2014 yang akan
datang. Sebagaimana diungkapkan SHS, pemilu 2014 adalah ajang bukan hanya
semata-mata ajang pertarungan politik antara calon-calon baik legislative maupun
dalam suksesi kepemimpinan nasional nanti, namun pemilu tersebut adalah momentum
penting dalam rangka bagaimana kita sebagai warga negara maupun warga gereja
akan menentukan nasib bangsa kita kedepan. “Akan menjadi seperti apa bangsa
kita kedepan adalah tergantung dari pemimpin yang nantinya akan kita pilih.
Sebagai warga gereja tentunya kita harus bijak dan cerdas dalam memilih
pemimpin kita. Negara kita adalah negara yang sangat kaya yang berdiri diatas
kemajemukan dan berbagai kepelbagaian. Hal ini yang paling utama yang harus
dipahami untuk menjadi pemimpin di republic ini’, tukas Sarundajang. Menyinggung
soal tahun politik 2014, Ketua Umum MPH PGI Pdt. DR. Andreas Yewangoe pun
angkat bicara dalam diskusi tersebut. Menurut Yewangoe, warga gereja saat ini
harus mampu menjadi ‘pemain inti’ dan bukan hanya ‘pemain cadangan’ dalam
kancah perpolitikan nasional. Dia
menganggap bahwa sudah bukan jamannya lagi warga gereja untuk tabu berbicara
tentang politik dan bagaimana proses melahirkan pemimpin-pemimpin nasional. “Kongkritnya
ialah, saat ini Pak Sarundajang menjadi satu-satunya orang Kristen dan kader
terbaik gereja dari peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat. Bagi saya
ini adalah sebuah peluang bagi warga gereja untuk dapat menjadi seng pemimpin
di negara kita. Saya mengajak kita untuk tidak melihat pak SHS nya, tapi
lihatlah visi dari perjuangan kita semua sebagai Umat Kristiani yang adalah
warga NKRI”, kata Yewangoe yang langsung disambut dengan aplaus para peserta
yang lain.
Dalam diskusi
tersebut hadir lengkap para MPH-PGI yaitu Ketua Umum: Pdt. Dr. Andreas Yewangoe; Ketua-ketua: Pdt. Dr. Karel Ph. Erari, Pnt. Ir. Royke O. Roring, M.Si., Pdt. Untung S.K. Wijayaputra, S.Th., Ruth Kadarmanto, M.A. ;Sekretaris Umum: Pdt. Gomar Gultom, M.Th.; Wakil Sekretaris Umum: Pdt. Liesje Fonny Emma
Makisanti, S.Th, M.Si; Bendahara Umum: Pdt. Kumala Setiabrata, M.Th.; Wakil Bendahara Umum: Pnt.
Raffly Tamburian, SE, M.Div; Anggota-anggota: Pdt. Dr. Lies Maloa, Pdt. I
Made Priana, M.Th., Pdt. Dr. Zakaria J. Ngelow, Joni
Mesalangi, ST.
Diskusi ditutup dengan tukar-menukar cinderamata berupa buku antara Ketua
Umum MPH PGI dengan Gubernur SHS karya kedua tokoh nasional tersebut.
(Juru Bicara Pemprov Sulut, Judhistira Siwu, SE,MSi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar