Provinsi Sulawesi Utara patut berbangga sebab begitu banyak kegiatan-kegiatan berskala nasional yang dilakukan di Sulawesi Utara, termasuk kegiatan Rapat Koordinasi Bank Indonesia, Pemerintah Pusat dan Daerah di Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Senin 11 Agustus 2014. Dalam rapat yang dipimpim oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D Martowardoyo dan mengambil tema "Percepatan Pembangunan Ekonomi Regional Melalui Penciptaan Iklim Investasi dan Daya Saing Daerah".
Dalam pengantar yang disampailan oleh Gubernur BI, disampaikan tantangan jangka pendek dan tantangan jangka menengah ekonomi nasional yaitu bagaimana mengendalikan defisit dan inflasi nasional, bagaimana mencegah kemerosotan ekonomi, bagaimana memperkuat kehandalan dan daya saing sektor industri, bagaimana ketahanan pangan dan energi, bagaimana penguatan struktur mikro pasar dan bagaimana memperkuat basis sumber pembiayaan jangka panjang.Disamping itu dibahas juga bagaimana potensi SDA yang dimiliki daerah dapat dimanfaatkan untuk pengembamgan industri melalui hilirisasi, bagaimana mewujudkan hilirisasi industri berbasis SDA yang memerlukan investasi yang tidak sedikit dan bagaimana menarik investor pemerintah dalam membangun lingkungan pendukung yang berdaya saing tinggi.
Pemaparan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana menekankan pada lanskap pembangunan ekonomi regional, arah kebijakan dan strategi percepatan ekonomi regional, arah kebijakan dan strategi percepatan pengembangan Kawasan Timur Indonesia tahun 2015-2019 yaitu mengenai pèngembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di masing-masing Koridor Ekonomi dan percepatan Pembangunan Koneksivitas dan Sislogna antar wilayah pertumbuhan di koridor ekonomi, disamping itu juga dibahas arah kebijakan pembangunan kemaritiman yang ditekankan pada mendorong dan mempercepat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua melalui percepatan pembangunan klaster-klaster industri dan perlu percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur dari dan antar wilayah pertumbuhan serta antar wilayah koridor ekonomi, antara lain percepatan pembangunan infrastruktur pelabuhan, bandara, jalan, energi, telekomunikasi dan air bersih.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Utara DR Sinyo Harry Sarundajang dalam pemaparannya menyatakan bahwa sejak 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sulut mengalami peningkatan pesat ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang sekitar 8% pertahun serta penurunan tingkat kemiskinam menjadi sekitar 7,8% pada tahun ini dari sekitar 18 % pada 10 tahun yang lalu. Sumber pertumbuhan sektoral di Sulut melalu sektor jasa, pariwisata dimana sektor pariwisata tumbuh sangat pesat sejak 5 tahun terakhir ketika Sulut mulai melaksanakan even-even yang berskala internasional. Namun pembangunan-pembangunan yang menggeliat tersebut sekarang diperhadapkan dengan berbagai kendala terutama permasalahan pertanahan yang sulit dipecahkan sebagai akibat dari regulasi yang tumpaang tindih dan perlu diperbaiki. Disisi yang lain Sarundajang melanjutkan bahwa menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia, daerah harus siap dengan sumber daya manusia dan harus siap dengan membanjirnya produk-produk dari negara ASEAN di pasar-pasar lokal, jika kita tidak siap maka kita akan menjadi tamu di daerah sendiri. Selanjutnya Sarundajang menekankan pada pentingnya perhatian terhadap sektor kelautan yang mempunyai potensi yang sangat besar dan memintakan agar adanya perhatian yang seimbang antara pembangunan di darat dan pembangunan di laut.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia beserta jajarannya, Menteri Perencanaaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kepala BKPM Pusat, Wakil Menteri Keuangan dan perwakilan Apeksi dan Apkasi. (Kabag Humas Dr Jemmy Kumendong Msi, selaku jubir Pemprov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar