Salah satu fenomena dalam era globalisasi terjadinya lintas batas nilai-nilai antar bangsa bahkan antar komunitas atau kelompok masyarakat. Di antara nilai atau paham yang melintas batas tersebut adalah radikalisme. Paham ini selalu memiliki karakter yang paling benar dan mengabaikan hak-hak dasar orang lain. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari Kansil, M.Pd selaku inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Rabu (1/10) kemarin di halaman Kantor Gubernur.
Wagub mengakui, sudah tentu radikalisme dan paham sejenis
lainnya sangatlah bertentangan dengan Pancasila yang sangat menghormati dan
menghargai kebhinekaan. Karena itu, kita harus bersyukur dan terus memperkuat Pancasila
yang telah menunjukan bangsa ini mampu hidup berdampingan secara damai,
harmonis, dan penuh toleransi dengan siapa saja yang berbeda latar belakang
agama, suku, ras, adat istiadat dalam bingkai NKRI, karena paham Radikalisme tersebut
sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, ujar Kansil.
Kedepan Kansil berharap, nilai-nilai Pancasila harus terus ditumbuhkembangkan
kepada semua generasi utamanya generasi penerus bangsa melalui pendidikan
secara efektif, karena melalui sistem pendidikan, penggalian, penanaman,
pengembangan, dan pengalaman nilai Pancasila dapat dilakukan secara sistemik,
sistematik, dan secara masif.
Dalam upacara tersebut Inspektur Provinsi Drs. Mecky M. Onibala, MSi telah membacakan ikrar Hari Kesaktian Pancasila serta doa oleh Kakanwil Kemenag Sulut Drs. H. Sa'ban Mauludin, MPdi. Upacara tersebut diikuti para pejabat eselon III dan IV serta
dihadiri Sekprov Ir. Siswa R. Mokodongan dan para pejabat teras Pemprov Sulut.
(Kabag Humas DR. Jemmy Kumendong, MSi selaku jubir Pemprov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar