Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi minta semua komponen Apartur Sipil Negara (ASN) di
Provinsi Sulut memacu reformasi birokrasi.
Permintaan Yuddy disampaikan saat membuka acara forum koordinasi, komunikasi dan
konsultasi PANRB (FORK3PANRB) di ruang rapat CJ Rantung Kantor Gubernur Sulut, Kamis
(12/05) kemarin.
“Saya memberi apresiasi atas kerja keras Gubernur Olly
Dondokambey SE bersama Wagub Drs Seven Kandouw, Bupati/Walikota se- Sulut serta
jajaran ASN yang telah bekerja keras dalam menerapkan berbagai program PANRB.
Namun demikian terdapat beberapa agenda reformasi birokrasi yang perlu mendapat
perhatian, bahkan lebih dipaau pelaksanaannya dilapangan,”jelas Chrisnandi.
Chrisnani
mengungkapkan sejak tahun 2014 Kementrian PANRB menyelenggarakan kompetisi ivovasi pelayanan
publik. Namun dalam kurun waktu 3 Tahun hanya ada 1 inovasi dari wilayah Sulut
yang masuk TOP 99, yaitu jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage)
dari Kota Manado, sembari berharap, agar unit-unit pelayanan di daerah Sulut
lebih aktif untuk berinovasi ataupun melakukan replikasi dari berbagai inovasi
yang ada dalam TOP 99 selama 3 tahun terkhir, terangnya.
Dari laporan hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja
tahun 2015, Yuddy menyebutkan, hanya Pemprov Sulut dan Kota Manado mendapat
Kategori B, dua kabupaten/ kota memperoleh predikat CC, dan sisanya sebanyak 12
kabupaten/kota memperoleh predikat C. Predikat CC dan C tersebut menunjukkan
masih banyak area perbaikan yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu, dia meminta Pemprov
maupun kabupaten/kota untuk terus meningkatkan upaya dalam penerapan manajemen
berbasis kinerja dan jika diperlukan dapat meminta bantuan asistensi dari
Kementerian PANRB.
Dalam paparannya dia juga menyebutkan, dari data APBD Tahun
2014 lalu, hanya 7 dari 16 pemda yang proporsi belanja kepegawainnya dibawah 50
persen dari total APBD, sebagai contoh Kota Manado dan Kabupaten Minahasa
rasionya bahkan melampaui 60 persen. “Proporsi ini tentu tidak sehat jika
dikaitkan dengan kebutuhan belanja pembangunan yang berdampak langsung kepada
masyarakat dan dunia usaha. Terhadap hal ini saya meminta agar Saudara sekalian
segera melakukan Penataan Manajemen SDM Aparatur yang selaras dengan hasil
audit organisasi yang diikuti oleh langkah redistribusi ASN” tegasnya
Disampaikan pula, saat ini belum ada unit kerja di wilayah
Provinsi Sulawesi Utara yang berhasil mendapat predikat Wilayah Bersih Korupsi
(WBK) meskipun ditetapkan sebagai Zona Integritas sejak tahun 2013. “Saya
berharap agar unit-unit kerja tersebut dapat segera menjadi role model
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani”, ungkapnya.
Ditambahkan, kepatuhan pelaporan LHKASN melalui aplikasi
SiHarka masih sangat rendah. Sampai saat ini baru Kabupaten Kepulauan Talaud
dan Kabupaten Minahasa Utara yang melakukan input wajib LHKASN, untuk
kabupaten/kota lainnya bahkan ada yang belum mengambil username dan password. Terhadap
hal tersebut, Menteri Yuddy berharap agar seluruh komponen daerah dapat
memenuhi kewajiban tersebut. Khususnya kepada Sekretaris Daerah dan Segenap
Pimpinan SKPD diminta untuk bertindak sebagai penggerak utama (prime over)
PANRB di Daerah.
Yuddy juga menegaskan agar setiap instansi mengambil langkah
konkrit yang berorientasi hasil untuk mempercepat perwujudan pemerintahan yang
bersih, akuntabel, efektif, efisien dan memiliki pelayanan publik yang
berkualitas guna perwujudan Nawa Cita yang menjadi Agenda Pembangunan Nasional
dalam RPJMN 2015-2019.
Senada dengan Yuddy, Wagub Steven Kandouw menyebutkan melalui
kegiatan ini diharapkan, pelayanan publik di Sulut dalam menunjang program Nawa
Cita Presiden Jokowi dan Visi Misi Gubernur dan Wagub Sulut dapat terlaksana
sesuai harapan dan target Pemerintah
Pusat, Pemprov s/d Kabupaten/Kota. Bahkan orang nomor dua di Sulut ini minta ASN sebagai penyelengaran pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Provinsi harus adanya inovasi-inovasi atau terobosan secara optimal.
Sebab grand design pembangunan daerah Sulut terus diarahkan
pada peningkatan kualitas SDM yang berkepribadian, berdaulat dan berdikari
melalui pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan penguatan ekonomi
lokal secara inklusif yang dijabarkan dalam delapan program prioritas
pembangunan yang diantaranya reformasi birokrasi tata kelola pemerintahan yang
baik, pungkasnya. Kesempatan itu Wagub telah melaunching aplikasi sistem informasi pelaporan harta kekayaan (Si Harka) yang turut didampingi Menpan dan Isnpektur Provinsi Sulut Praseno Hadi. (Humas Pemprov Sulut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar