Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Utara tercatat 6,18% pada Agustus 2016 atau menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 9,03%.
Jika dibandingkan dengan posisi Februari 2016, tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga menurun, dimana pada saat itu persentasenya mencapai 7,82%.
Selama setahun terakhir (Agustus 2015 – Agustus 2016), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan dibeberapa sektor, seperti pertanian sekitar 78.600 orang (24,61%), jasa sekitar 33.400 orang (17,65%), serta perdagangan kurang lebih 15.500 orang (7,45%).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Sulawesi Utara Marsel Sendoh SH mengatakan, pertumbuhan pekerja di sektor pertanian, tersebar pula pada subsektor perikanan dan perkebunan.
“Kalau sektor jasa bisa jadi ada kenaikan karena merespon pertumbuhan pariwisata. Untuk pertanian ada kenaikan tinggi, karena memang kontribusi pertanian untuk PDRB Sulut tinggi,” tuturnya, Senin (09/11) kemarin.
Sementara itu, untuk jumlah angkatan kerja di Sulut sebanyak 1,18 juta orang pada Agustus 2016, atau meningkat 84.000 dibandingkan dengan angkatan kerja Agustus 2015. Akan tetapi, posisi angkatan kerja pada Agustus berkurang sebanyak 307 orang dibandingkan dengan Februari 2016.
“Pengangguran sarjana cukup tinggi, atau 6,2%. Mereka kemungkinan masih menunggu penerimaan kerja, atau memilih memanggur dari pada bekerja tidak sesuai dengan kompetensinya,” tambah Sendoh
Saat ini, jumlah penduduk yang bekerja di Sulut pada Agustus 2016 tercatat 1,11 juta orang, bertambah 110.500 orang dibandingkan dengan Agustus tahun lalu. Dibandingkan dengan Februari 2016, juga bertambah 19.200 orang.
Memandang capaian positif terkait menyusutnya TPT Sulut Agustus 2016, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan upaya untuk menggenjot kinerja sektor pariwisata membuahkan hasil. Di samping itu, menurutnya, sektor pertanian sudah mulai memberikan hasil, setelah melewati masa suram akibat El Nino.
“Target kami menekan terus tingkat pengangguran, serta kemiskinan. Sekarang kalau pengangguran sudah terbukti menurun, semoga kemiskinan juga terkikis,” ujarnya.
Dilihat dari komposisi pekerjaan formal dan informal, mayoritas tenaga kerja di Sulut bekerja informal, baik dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tidak dibayar. Sektor informal tercatat sebesar 61,32% pada Agustus 2016 atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 59,55%.
Sementara itu, untuk sektor formal sebesar 38,68% pada Agustus 2016, atau menurun dibandingkan dengan Agustus 2015 sebesar 40,45%. Sendoh juga menambahkan, program ODSK khusus di bidang tenaga kerja seperti pelatihan pencari kerja (pencaker) dan pelatihan produktifitas wirausaha baru untuk tahun 2016 berjumlah 940 orang dan pembukaan lowongan kerja melalui Jop Fair berjumlah 3.905 orang. (Humas pemprov sulut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar