Pada kesempatan itu, Gubernur Olly membacakan langsung sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengenai naskah Sumpah Palapa yang ditemukan pada Kitab Pararaton yaitu Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samanaisun amukti palapa”.
Menurut Olly, ada banyak versi tafsiran atas teks tersebut, terutama tentang apa yang dimaksud dengan “amukti palapa”. Umumnya para ahli sepakat bahwa amukti palapa berarti sesuatu yang berkaitan dengan laku prihatin sang Mahapatih Gajah Mada. Artinya, ia tak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan Nusantara.
"Sumpah Palapa tersebut merupakan embrio paling kuat bagi janin persatuan Indonesia. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-111, 20 Mei 2019, kali ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa tersebut. Kita berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat kita," kata Olly.
Lanjut Olly, peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadhan hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, kita bisa seperti Mahapatih Gadjah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih.
"Dengan semua harapan tersebut, kiranya sangat relevan apabila peringatan Hari Kebangkitan Nasional, disematkan tema “Bangkit Untuk Bersatu”. Kita bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia," ungkap Olly.
Masih dalam sambutan Menkominfo, Gubernur Olly mengajak semua masyarakat untuk berterima kasih pada para penyelenggaran Pemilu, termasuk para KPPS yang sampai meninggal dunia karena melaksanakan tugas negara.
Perbedaan pilihan dalam Pemilu 2019 yang telah usai tak ada gunanya dipertajam hingga mengoyak persatuan sosial warga Indonesia.
Untuk itu, Olly mengatakan alangkah eloknya jika kita wujudkan ucapan terima kasih atas pengorbanan mereka, dengan bersamasama menunggu secara tertib ketetapan penghitungan suara resmi yang akan diumumkan KPU.
“Sungguh mulia perjuangan mereka untuk menjaga kelancaran dan kejujuran proses pemilu ini,” imbuh Olly.
Upacara Harkitnas ke-111 yang dirangkaikan dengan penandatanganan deklarasi Sulut Hebat Mari bersama bangkit untuk bersatu NKRI harga mati turut dihadiri Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Ketua TP PKK Sulut Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Sekdaprov Edwin Silangen dan para pejabat Pemprov Sulut. (Humas Pemprov Sulut)
Numpang promo ya min^^
BalasHapusKal4h T3rus ma1n di tempat lain?
Mari c0b4 disini Upd4te Bett1ng (WA +855 979 542 957)
KITA ORANG SULUT PUNYA GAYA BERBICARA KESATUAN DAN PERSATUAN TORANG PE DATU DATU MENYATAKAN MELALUI PERMESTA DAN TERAKHIR GURBERNUR SONDHAK BERANI MENGANCAM REZIM MEGAWATI SULUT AKAN MERDEKA JIKA PERDA PROVINSI SULSEL MENERAPKAN SYARIAT ISLAM DI MAKASAR ..... ITU ADALAH GAYA SULUT PUNYA .... MENGAPA KITA PE BUDAYA SENDIRI TIDAK DI GALI SEHINGGA HARUS MENGAMBIL SUMPAH PALAPA PADA HAL GAJAH MADAH TIDAK PERNAH MENGINJAKKAN KAKINYA DI TANAH SULAWESI UTARA KARENA BEGITU KUATNYA 4 KERAJAAN SAAT ITU DAN GAJAH MADAH HANYA SAMPAI DI KERAJAAN BUTHON SEKALI LAGI TDK SAMPAI DI TANAH SULAWESI UTARA .... JADI MASALAHNYA KOK GURBERNUR BS PIDATO SPT ITU BAGAIMANA PARA SEJARAWAN UNSRAT PENDAPATNYA ? APA OM OLLY TERLALU LAMA "DI PUSAT " DAN DEKAT DGN MEGAWATI KAH ? .... SALAM "MANGUNI PERANTAUAN" ...
BalasHapus