Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari
Kansil MPd tampil sebagai Narasumber pada Pertemuan Regional 2013 Batch 4 yang
digelar Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional di Hotel Singasana Makasar, Rabu (19/6), pekan
lalu. Kegiatan yang diikuti seluruh stakeholders penanggulangan AIDS kawasan
Timur Indonesia itu, Wagub Sulut dipercayakan untuk membeberkan pengalaman
keberhasilan dalam melaksanakan kebijakan lokal yang mendukung pelaksanaan
program penanggulangan AIDS di Provisi
Sulut.
Kansil mengatakan, Provinsi Sulut
dengan ibukota Manado merupakan wilayah yang sangat strategis karena terletak
dibiir pasific, merupakan lintas perdagangan internasional serta di dukung dangan
adanya sarana pelabuhan laut dan bandara bertaraf internasional. Kondisi ini
membuat Sulut menjadi wilayah transit dan tujuan wisata dengan keindahan
alamnya dan keragaman kulinar. Keadaan tersebut selain berdampak pada kemajuan
ekonomi, juga menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat yang
berpotensi pada resiko untuk penyebaran penykit termasuk HIV dan AIDS.
Sementara terkait dengan isu
HIV-AIDS di Sulut, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Sulut ini
menyebutkan, estimasi populasi beresiko tahun 2009, pengguna napza suntik
(penasun) 1.1928, pasangan penasun 525, wanita pekerja seks (WPS) langsung
1.493, WPS tidak langsung 1.979, waria 1.395, lelaki seks dengan lelaki 18.252,
pelanggan WPS 43.847, pelanggan waria 2.758, pasangan pelanggan 23.82, warga
binaan pemasyarakatan 1.534, Odha 2.069. Sedangkan populasi beresiko hasil pemetaan
tahun 2012 berada di tiga kota yaotu WPS L Manado 831, Bitung 153. WPS TL
Manado 1.190, Bitung 415 Tomohon 268. Pelanggan Manado 7.520, Bitung 7.348,
Tomohon 3.175. Penasun Manado 460, Bitung 267, Tomohon 1.570. LSL Manado 1.360,
Bitung 267, Tomohon 1.570. Trans Gender Manado 483, Bitung 98, Tomohon 33, dan
sebagian tempat beresiko ini sudah terdapat outlet kondom.
Selama empat tahun (2009-2012)
Sekretariat KPAP Sulut mendapat bantuan dana hibah tiap tahun sebesar Rp. 5 Ratus
Juta, dana APBD sebesar Rp. 150 Juta (2010-2011), selanjutnya Tahun 2013 ini
mendapat dana hibah Rp 2 Ratus Juta ditambah dengan dana dari 11 SKPD terkait
memiliki anggaran HIV-AIDS sebesar minimal seratus juta, serta bantuan dana
dari Global Fund melalui KPA Nasional, ujar mantan Kadis Diknas Sulut.
Kesempatan itu Kansil juga
menyampaikan, distribusi penderita HIV/AIDS di Sulut s/d Maret 2013 sesuai
golongan umur 1-60 Tahun termasuk yang tidak diketahui, HIV 461, AIDS 804 Total
penderita 1.265 orang, sedangkan distribusi penderita menurut pekerjaan
penyumbang terbesar yaitu Swasta/Wiraswasta 366, IRT 244, dan tidak
bekerja 159. Sedangkan menurut Kab/ko Manado 497, Bitung 273 dan Minahasa 135,
menurut faktor resiko Heterroseksual 1033, Pengguna Napsa/IDU 111 dan Perinatal
67.
Sedangkan upaya pencegahan dan
penganggulangan HIV-AIDS di Sulut didasarkan pada tujuan strategis dan rencana
Aksi (Sran) 2010-2014 meliputi empat hal yaitu mencegah penularan HIV,
Meningkatkan mutu hidup ODHA, Mengurangi dampak sosial ekonomi epidemis AIDS
serta Meningkatkan lingkungan kondusif, tambah, Kansil. Turut hadir Sekretaris
KPAP Sulut dr. Meiske Tangel Kairupan. (Kabag humas Jackson Ruaw selaku jubir
pemprov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar