Wakil Gubernur Sulawesi Utara Dr. Djouhari Kansil, M.Pd senin (13/10) memimpin upacara dalam rangka memperingati hari Habitat Dunia tahun 2014. Upacara tersebut digelar di lapangan kantor Gubernur Sulut.
Dalam
sambutannya Wagub mengingatkan kepada seluruh komponen masyarakat untuk tetap
menjaga kelestarian habitat untuk mengurangi pemanasan global dan dampak
kerusakan lingkungan lainnya. Berdasarkan data peningkatan emisi gas rumah kaca
diatmosfer, para ahli cuaca internasional memperkirakan bahwa planet Bumi bakal
mengalami kenaikan suhu rata-rata 3,50 derajat Celcius dalam waktu
dekat sebagai efek akumulasi penumpukan gas tersebut. Bencana yang muncul cukup
mencemaskan.
Bencana itu
diantaranya pencairan es di kutub, perubahan pola angin, meningkatnya badai
atmosferik, bertambahnya organisme penyebab penyakit, perubahan ekosistem
hutan, dan lainnya. Tentunya kita tidak ingin Sulawesi Utara mengambil bagian
dalam merusak lingkungan.
Jika selama
ini hutan selalu menjadi pilihan untuk menyelamatkan bumi karena kemampuannya menyerap
kembali CO2. Perairan laut ternyata juga memiliki daya netralisasi
yang tak kalah besarnya, melalui berbagai
organisme laut yang melimpah, seperti yang ada di Sulut kita harus melestarikan
potensi tersebut. Kehidupan kita yang berada di pinggir laut betul-betul
menjadi tumpuan untuk menyelamatkan bumi.
Tidak hanya
ketika bicara soal dampak lingkungan dan pemanasan global, tapi juga banyak hal
lain, termasuk menjadikan laut sebagai pilar pertumbuhan ekonomi (blue economy). Pilihannya satu laut dan
langit harus tetap biru, demi lingkungan yang tetap terjaga lestari untuk masa
depan nan cerah. (Kabag Humas DR Jemmy Kumendong, M.Si selaku jubir Pemprov
Sulut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar