Bitung - Tepung tangan bertalu-talu mewarnai pertemuan mendadak Pj.Gubernur Sulut Soni Sumarsono dengan warga penghuni liar di Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, Minggu 25/10 sore.
Bukan cuma tepuk tangan. Teriakan setuju terhadap pernyataan gubernur, juga bersahutan di dalam mesjid yang menjadi tempat bakudapa.
"Sembari proses hukum berlangsung, saya minta pelayanan publik kepada warga Masata jangan sampai dihentikan oleh Pemkot Bitung," tegas Sumarsono. Warga pun tepuk tangan.
Sumarsono tidak suka jika pelayanan pemakaman, pendidikan dan pelayanan publik lainnya diabaikan.
Ini negara hukum, kata Pj.Gubernur Sulut. Hak dan kewajiban warga harus imbang. "Jika warga di sini terbukti memiliki hak secara hukum, sayalah orang pertama membela rakyat. Sebaliknya jika warga kalah, jangan pula mereka ditekan. Berikan solusi yang baik," ujarnya.
Setelah mendengar pandangan dan keluhan 10 warganya, Kapolda memberikan tanggapan, diakhiri respons gubernur.
Gubernur menampung semua padangan warga. Keputusan segera diambil, tetapi pembangunan harus jalan terus.
Tatap muka pimpinan daerah dengan warga Masata, kendati sangat mendadak, berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Diakhiri selfi-selfi warga dengan sang gubernur.
Pertemuan Dadakan
Perintah pertemuan dadakan itu, disampaikan sekira jam 12.30 kepada Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Sulut, Jenny Karouw.
"Bilang sama bu Jenny jam 13:00 saya mau ke Bitung. Tapi harus dengan Forkopimda. Saya ingin mendengar langsung, lalu berdialog dengan warga," perintah Sumarsono via Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Publik, Ferry Rende.
Perintah tersebut diberikan Sumarsono, saat makan siang dengan menu nasi kuning, bersama plot air truck asal Australi Peter yang ditugasi memadamkan api Gunung Klabat. Tempatnya di ruang makan VIP Bandara Sam Ratulangi.
Akhirnya, Jenny Karouw memastikan Kapolda bergabung. Kebetulan saat itu telah lebih dulu hadir Danlanudsri Kolonel Djoko.
Tepat 13:00 Sumarsono bersama rombongan kecil dan bandara Samrat, menuju kota Bitung. Tanpa basa basi Dirjen Otonomi Daerah ini langsung menuju mesjid berukuran 6x6 meter. Ratusan warga Masata berbondong-bondong.
Sumarsono melepas sepatu, berjalan menuju pojok mesjid dan mengajak warga ikut bersila. Warga yang berlatar belakang agama berbeda duduk berdampingan secara damai.
Disamping Kadis Perindag Prov Sulut, Sumarsono juga didampingi oleh Kaban Kesbang Edwin Silangen, Karo Pemerintahan dan Humas DR Jemmy Kumendong dan Wakil Walikota Bitung Max Lomban yang disertai Sekkot Edison Humiang yang membuka dialog. (Karo Pemhumas)o
Tidak ada komentar:
Posting Komentar