Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga yang
esensinya menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, diarahkan untuk
mengupayakan kuantitas penduduk melalui program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, serta Pembangunan
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga sebagai perwujudan norma Keluarga Kecil,
Bahagia dan Sejahtera.
Hal itu ditegaskan, Penjabat Gubernur Sulut Dr. Sumarsono,
MDM sebagai Keynote Speaker pada acara Sosialisasi Program Revitalisasi
Posyandu serta Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga, yang digelar
BKKBN Sulut di Ruang Mapaluse Kantor Gubernur (07/12), kemarin.
“Disadari, bahwa saat ini masih terdapat berbagai
permasalahan kependudukan, seperti besarnya Pertambahan Jumlah Penduduk secara
Absolut, masih tingginya angka kelahiran pada ibu usia 15-19 Tahun, serta
rendahnya dan tidak signifikannya kenaikan pemakaian kontrasepsi (CPR) selang
wakut 15 Tahun terakhir ini, berdampak pada struktur dan kualitas penduduk, yang
kurang menggembirakan”, jelas Sumarsono.
Sehingga berdampak negatif terhadap sejumlah aspek seperti
penyediaan sarana kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, peningkatan
subsidi pemerintah bagi kebutuhan hidup masyarakat, ketersediaan pangan, energi
dan sebagainya. Jelas Dirjen Otda Kemendagri.
Terkait dengan Revolusi Mental, yang dilakukan melalui
revitalisasi Program ini Sumarsono berharap peran Pengelola Program KKBPK mampu
menghentar dan mengawal gerakan ini ke tengah-tengah masyarakat. Ini merupakan
wujud dari upaya kita dalam memperjuangkan keluarga-keluarga Indonesia menjadi
keluarga yang berkarakter dan bermartabat, dengan demikian Sulut akan semakin
berkontribusi dalam mewujudkan Bangsa Indonesia, menjadi Bangsa yang Berdaulat
dalam bidang Politik, Berdikari dalam Bidang Ekonomi dan Berkepribadian dalam
Budaya.
Untuk itu diharapkan BKKBN segera melakukan pembinaan kader-kader di desa dengan melibatkan Aparat Desa/BPD, dinas kesehatan dan TP-PKK, dengan menghidupkan kembali Posyandu dengan Sistem Lima Meja yang dimulai dari Meja Pendaftaran sampai di meja terakhir yaitu Meja Penyuluhan yang didalamnya terdapat tenaga Medis. Menurut Penilaian Gubernur kegiatan seperti ini mulai redup di beberapa daerah, sembari mengajak mari kita kembangkan ini di daerah Sulut.
kewaspadaan keluarga sangat penting
Untuk itu diharapkan BKKBN segera melakukan pembinaan kader-kader di desa dengan melibatkan Aparat Desa/BPD, dinas kesehatan dan TP-PKK, dengan menghidupkan kembali Posyandu dengan Sistem Lima Meja yang dimulai dari Meja Pendaftaran sampai di meja terakhir yaitu Meja Penyuluhan yang didalamnya terdapat tenaga Medis. Menurut Penilaian Gubernur kegiatan seperti ini mulai redup di beberapa daerah, sembari mengajak mari kita kembangkan ini di daerah Sulut.
kewaspadaan keluarga sangat penting
Sementara Inspektur Utama BKKBN Pusat Dra. Mieke Sangian,
M.Si memberi apresiasi pada Penjabat Gubernur Sumarsono, karena di akhir tahun
telah menggelar acara ini. Sangian juga menyebutkan Putra-Putri Sulut berhasil keluar sebagai Juara I dan Juara II Duta Mahasiswa dalam rangka mensosialisasikan Salam Gendre. Sembari menambahkan bahwa petugas BKKBN se-Indonesia mengalami kekurangan tenaga, hingga kini tinggal 15.000 orang petugas BKKBN, hal itu dikarenakan ada yang sudah jadi Camat dan Bupati. Idealnya setiap 2 desa harus ada 1 Petugas BKKBN.
Sangian juga berharap BKKBN Sulut terus
berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah untuk terus membangun daerah tercinta
Bumi Nyiur Melambai di sektor Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga. (Humas
Pemprov Sulut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar