Gubernur Sulut Dr. SH Sarundajang, kembali menggugah kepedulian dunia untuk komitmen, peduli dan berperan serta aktif dalam pengembalian fungsi dan pemeliharaan terumbu karang. Menurut SHS, karena saat ini sekitar 500 juta orang menggantung hidupnya pada ketersediaan terumbu karang sebagai sumber bahan dan keamanan pangan, dan coral triangle (kawasan segitiga terumbu karang) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Oleh karena itu, coral triangle sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, di antaranya ikan, karang dan organisme laut lainnya, harus dikelola dan dimanfaatkan dengan benar secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan SHS saat launching pelaksanaan event internasional World Coral Reef Conference (WCRC) 2014 (18/6) di Grand Hyaat Hotel, Nusa Dua, Bali. Acara yang dihadiri oleh Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ir. Saut P. Hutagalung, MSc, Dirjen KP3K, Dr. Sudirman Saad, Duta Besar Kerajaan Belanda Tjeerd F. de Zwaan, Perwakilan Food and Agricultural Organizaton (FAO) Jeremy Turner, Duta Besar dan Perwakilan Negara-Negara Asia, Perwakilan dari World Bank, Perwakilan LSM Nasional dan Internasional, Kepala Bappeda Prov Sulut, Dr. Noldy Tuerah, Kadis Kelautan dan Perikanan, Ir. Ronald Sorongan, MSi, Tim Ahli : Prof. DR. Deisy Mantiri, DEA, Kakaskasen A. Roeroe, PhD., Hanna Mandagi, MSc. "Terumbu karang dunia saat ini sedang dalam proses penurunan kualitas, sehingga dunia harus benar-benar peduli, duduk bersama, bekerja sama, bergandengan tangan, cari alternatif solusi strategis untuk merestorasi terumbu karang dunia. Tahun 2009, Pemerintah Provinsi Sulut dalam pelaksanaan World Ocean Conference (WOC) yang telah menghasilkan Deklarasi Manado, telah memicu kembali kesadaran, semangat dan komitmen dunia internasional. Dan Tahun 2014, dunia kembali diajak untuk memantapkan agenda strategis sebagai tindak lanjut pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang sebagai sumber daya perikanan yang berkelanjutan, sumber ketahanan dan keamanan pangan, serta bisnis yang memanfaatkan terumbu karang yang ramah lingkungan, sebagaimana tema WCRC 2014,"ujar SHS menyakinkan. Selanjutnya SHS menyatakan Sulut telah menginisasi perhatian dunia terhadap terumbu karang, bahkan telah action dengan program restorasi terumbu karang di wilayah bunaken dan likupang, dengan menggunakan teknologi baru yang ramah lingkungan, dimana dunia juga harus peduli dan berperan dalam pengelolaannya, karena kerusakannya, bukan saja menjadi masalah Sulut dan Indonesia, tapi juga dunia.
Pada acara yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, melalui Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ir. Saut P. Hutagalung, MSc, memberi apresiasi kepada SHS. "Gubernur Sarundajang selalu menginisiasi kegiatan-kegiatan internasional yang mendunia. Beliau inisiator ulung dengan ide-ide brilian. Saya salut terhadap perhatian Sulut melalui Gubernur SHS dalam keberlanjutan terumbu karang dunia (Kabag Humas JF Ruaw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar