Pemerintah Sulawesi Utara bersama Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara 2018 dengan sub tema Stabilisasi Harga, Pasokan dan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1439H di kantor perwakilan Bank Indonesia Manado, Jumat (4/5).
Pemprov Sulut yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Sulawesi Utara Edwin Silangen, SE.,MS turut hadir sekaligus membuka kegiatan tersebut.
Mengawali sambutanya Sekda memaparkan bahwa kebutuhan pokok untuk lima bulan kedepan dalam kondisi aman. Di sisi lain juga Sekda mengajak kepada peserta yang hadir untuk mengantisipasi akan adanya lonjakan harga menjelang Idul Fitri 2018.
"kita harus mencermati lonjakan-lonjakan harga satu dua bulan kedepan karena kita akan menghadapi hari raya keagamaan, hari raya lebaran,” ujar Sekda.
Untuk itu Silangen mengajak kepada setiap peserta agar tetap melakukan koordinasi dengan setiap stakeholder dalam rangka mengantisipasi hal tersebut.
Lebih jauh lagi, Silangen mengingatkan akan harga barito (bawang rica tomat) di Sulut yang mulai meningkat. “Dalam hasil pemantauan yang kita lakukan terutama di lonjakan harga kebutuhan barang pokok yang selalu menjadi momok di daerah kita ini yaitu lonjakan yang disebut dengan harga barito, dimana tomat yang dari 8000 menjadi 16000, 100% langsung memicu inflasi,” jelas Silangen.
Sejalan dengan itu, Sekda mengajak kepada 15 kab/kota untuk mensuplai kegiatan barito ini dan dijaga sehingga harga bisa stabil dan pendistribusinya dapat merata.
Sebelumnya di tempat yang sama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ir. Jenny Karouw, M.Si menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakan acara rapat koordinasi ini,
"Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran kondisi ketersediaan barang kebutuhan pokok, kelancaran distribusi serta untuk mengatasi kendala dan hambatannya serta antisipasi potensi kenaikan permintaan barang kebutuhan pokok jelang lebaran,” ujar Karouw
Sejalan dengan diadakannya kegiatan ini perwakilan Bank Indonesia Soekowardojo memaparkan kondisi perekonomian Sulut yang pada tahun 2017 berada di angka 6,32% dan pada tahun 2018 diperkirakan 6,2-6,6%. Dan laju inflasi dari Januari sampai pada akhir April 2018 faktor penyumbang inflasi nomor 1 ada pada tomat 1,73%.
Senada dengan itu Staf Ahli Menteri Perdagangan RI Sutriono Edi memaparkan bahwa potensi kenaikan permintaan pada puasa dan lebaran dimana inflasi kelompok bahan makan tertinggi pada saat puasa lebaran.
Turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut perwakilan dari kab/kota serta kepala SKPD yang terkait dan para pelaku usaha barang pokok se-Sulawesi Utara. (Humas Pemprov Sulut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar