Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI kembali
mempercayakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk menggelar iven yang
bersentuhan langsung dengan kerja sama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara
(Perbara) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN). Hal ini terungkap ketika tim Tim Aju Ditjen Kerja Sama ASEAN
bertemu langsung dengan Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Setdaprov Sulut Dr.
Noudy Tendean di ruang kerjanya pada Senin (17/6) Kemarin. Dari pertemuan
tersebut, Tim Aju memohon bantuan Pemprov Sulut untuk memfasilitasi sebuah
pertemuan yang melibatkan para Pengelola media cetak, elektronik, dan online
serta para pejabat kehumasan yang ada di Sulut. ‘’Ada beberapa kegiatan yang
akan dilaksanakan diantaranya working dinner, seminar, serta forum group discussion,
dimana semua agenda ini akan fokus membicarakan tentang ASEAN seperti apa dan
bagaimana,’’ ujar Ibnu Swantoro, salah satu Tim Aju Kemlu.
Menjawab
hal tersebut, Tendean mengatakan bahwa pada prinsipnya Pemprov Sulut sangat
senang dan bangga dengan kepercayaan ini, bahkan akan membantu semaksimal
mungkin mengingat selama ini bapak Gubernur Sarundajang juga sangat konsen menjadikan
Sulut sebagai salah satu pintu gerbang baru Indonesia ke Asia Pasifik. Bahkan menurut
Tendean, menjawab berbagai pertanyaan tentang kesiapan negara lain tentang siap
tidaknya Indonesia menghadapi ASEAN connectivity, Sulut sejak sekarang sudah
mempersiapkan diri dengan berbagai pembangunan infrastruktur penunjang seperti
jalan tol, pelabuhan internasional, dan bandara. ‘’Juga berbagai kesiapan
sumber daya manusianya,’’ terang Tendean yang
pada kesempatan tersebut didampingi Kabag Humas Jackson Ruaw M.Si dan Kasubag
Pengumpulan Penyaringan Informasi Vanda B. Jocom M.Si.
Lanjut
Doktor cum laude jebolan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini menjelaskan,
ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di
kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan
Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan
perdamaian dan stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan
untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai. ‘’Tapi fakta
membuktikan bahwa sampai sekarang masih ada juga pihak yang belum mengetahui tentang
kerjasama ASEAN tersebut. Dan inilah yang melatarbelakangi pihak Kemlu dan
Pemrov Sulut untuk melakukan sosialisasi bahkan sharing pendapat lewat fgd,
seminar, dan dinner working,’’ ujar Tendean sembari menambahkan bahwa luas
wilayah laut ASEAN yang tiga kali lipat dari luas wilayah daratan dimana pada
tahun 2010 kombinasi nominal GDP ASEAN telah tumbuh hingga 1,8 Triliun Dolar
AS. Jika ASEAN adalah sebuah entitas tunggal, maka ASEAN akan duduk sebagai
ekonomi terbesar kesembilan setelah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman,
Perancis, Brazil, Inggris, dan Italia. ‘’Dan menariknya, data dan fakta saat
ini menunjukan Sulut akan mewakili kawasan timur Indonesia untuk mewujudkan hal
tersebut,’’ tandasnya pasti.
Selanjutnya,
generasi keturunan langsung Kapten Czi (Anm.) Pierre Andreas Tendean ini
menjelaskan, kerja sama ASEAN tidak hanya mencakup bidang ekonomi saja tetapi juga
ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan dan informasi, pembangunan serta
keamanan dan kerja sama transnasional lainnya. ‘’Dijadwalkan, working dinner,
seminar, dan fgd akan dilaksanakan pada bulan Juli nanti dengan melibatkan
seluruh pengelola media di Sulut, Pejabat Kehumasan, dan khusus seminar akan
bekerjasama langsung dengan Unsrat Manado,’’ terang mantan Direktur IPDN Kampus
Manado ini. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar