Gubernur
Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang, Senin (15/7) Kemarin, memenuhi undangan Menteri
Kelautan dan Perikanan RI Sharif C Sutardjo. Menariknya, dalam pertemuan yang
diselenggarakan di lantai 7 kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut,
Gubernur dua periode pilihan rakyat Sulut ini berhasil meyakinkan Sutardjo dan
jajarannya terkait kesiapan Sulawesi Utara sebagai tuan rumah untuk pelaksanan
World Coral Reef Confrence (WCRC) tahun 2014. Bahkan dalam kesempatan tersebut,
Sarundajang memohon bantuan Sutardjo untuk dapat mempresentasikan WCRC ini di
PBB. ‘’WCRC ini akan diawali dengan pelaksanaan workshop CTI pada tanggal 20
Agustus nanti di Sulut. Jadi langkah jangka pendek yang harus dilakukan adalah
memantapkan persiapan dan sosialisasi bagi 6 negara peserta CTI ditambah dengan
Amerika Serikat dan Australia,’’ ujar Sarundajang sebagaimana yang disampaikan
Juru Bicara Gubernur Sulut Judhistira A. Siwu M.Si.
Lanjut
Siwu menjelaskan, berdasarkan hasil presentasi dari Sarundajang, Menteri
Kelautan Perikanan langsung menyatakan dukungan sepenuhnya dan meminta
Sarundajang untuk secepatnya mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara
teknis dengan berkoordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Luar Negeri, dan lembaga-lembaga
Internasional di bawah PBB. ‘’Pak Menteri sangat kagum dan memberikan apresiasi
yang luar biasa dengan hasil presentasi yang disampaikan bapak Sarundajang. Bahkan
dalam pertemuan tersebut, juga telah disepakati bersama bahwa salah satu agenda
yang akan dibahas dalam WCRC 2014 adalah tentang blue economy,’’ jelas Siwu
sembari menambahkan bahwa turut hadir dalam pertemuan dimaksud Direktur FAO di
Roma Prof. Indroyono Soesilo, Prof. Sarwono Kusumaatmaja, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulut Ir. Ronald Sorongan, dan Staf Khusus Gubernur Sulut Dr. Deasy Mantiri.
Sebagaimana
diketahui, pelaksanaan WCRC ini dilatar belakangi dari pelaksanaan WOC beberapa
waktu yang lalu di Sulut, sekaligus dalam rangka perayaan 5 tahun penandatanganan
deklarasi Coral Triangel Inisiative (CTI). WCRC ini juga sekaligus mengevaluasi
atas deklarasi yang ditandatangani sebagai bentuk perwujudan penyelamatan segi
tiga terumbu karang dunia oleh Indonesia, Philipina, Papua Nugini, Singapura,
Salomon Island dan Malaysia. Sebagaimana data yang telah diungkapkan
Sarundajang saat launching pelaksanaan WCRC di Bali beberapa pecan lalu,
terungkap bahwa saat ini ada sekitar 500 juta orang menggantungkan hidupnya
pada ketersediaan terumbu karang sebagai sumber bahan dan keamanan pangan, dan
didapati bahwa coral triangle (kawasan segitiga terumbu karang) memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan
dunia. Oleh karena itu, coral triangle sebagai kawasan yang memiliki
keanekaragaman jenis yang sangat tinggi, di antaranya ikan, karang dan
organisme laut lainnya, harus dikelola dan dimanfaatkan dengan benar secara
berkelanjutan. ‘’Hal mendasar inilah yang disampaikan bapak Gubernur sehingga
pihak-pihak terkait merasa tergugah untuk mendukung sepenuhnya pelaksanaan WCRC
ini,’’ tegas mantan Kabag Protokol Sulut ini. (Jubir Pemprov Sulut, Judhistira
A. Siwu, M.Si)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar