Gubernur
Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang, kembali mengajak dan mengingatkan semua
pihak untuk peduli dan memperhatikan dunia pendidikan. Bahkan ajakan ini juga disampaikan
Sarundajang kepada unsur TNI AL, AU, dan Angkatan Darat, Senin (1/7) Kemarin,
usai menjadi Irup dalam HUT Bhayangkara Polda Sulut. ‘’Pendidikan itu penting,
untuk itu saya berharap semua pihak bisa menunjukkan komitmennya untuk
memajukan dunia pendidikan di Sulut,’’ ujar Sarundajang yang langsung disambut
baik oleh Kapolda Sulut Brigjen Pol Robby Kaligis, Kemandan Pangkalan Utama TNI
Angkatan Laut VIII Laksamana Pertama TNI Guguk Handayani, Komandan Pangkalan
TNI Angkatan Udara Sam Ratulangi Kolonel Pnb Ferdinand Roring, dan Rektor
Unsrat Manado Dr. Donald Rumokoy.
Doktor
berpredikat cumlaude ini menyadari bahwa dengan memajukan dunia pendidikan maka
angka melek huruf di Sulut bisa semakin ditekan. Dan salah satu bentuk komitmen
memajukan pendidikan yakni pemerintah harus menyiapkan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai dan nyaman untuk menuntut ilmu. ‘’Berdasarkan hasil
inisiatif Pemprov Sulut melalui program MP3EI (Master Plan Percepatan Pengembangan
Ekonomi Indonesia), kita akan diperhadapkan dengan pembangunan kampus Unsrat
baru yang berlokasi di 2 wilayah yakni di desa Wori Kabupaten Minahasa Utara
dan Kelurahan Pandu Kota Manado. Mohon bantuan semua pihak agar hal ini dapat
terlaksana mengingat kebutuhan Unsrat akan gedung baru dirasa sudah cukup
mendesak,’’ terangnya.
Sarundajang
menjelaskan, beberapa pekan lalu dia bersama Rektor Unsrat Donald Rumokoy,
sejumlah Pembantu Rektor dan Dekan Unsrat, serta Kepala SKPD Pemprov Sulut telah
melakukan peninjauan di wilayah cikal bakal kampus baru Unsrat. Bahkan turut
mendampingi Bupati Minahasa Utara Sompie Singal, Camat Wori Steven Korengkeng,
dan sejumlah warga yang tinggal di wilayah dimaksud. ‘’Pembangunan kampus baru
Unsrat dinilai sudah harus dilaksanakan mengingat kampus Unsrat yang sekarang
hanya memiliki luas tanah sekitar 34 ha, sangat jauh perbedaan luasnya jika
dibandingkan dengan Unima yang memiliki 350 hektar tanah kampus,’’ ujarnya
sembari menambahkan bahwa berkaitan dengan itu,
ditetapkanlah tanah negara yang kisaran luasnya sekitar 300 hektar yang
berlokasi di gunung Tumpa, di 2 wilayah yakni di desa Wori Kabupaten Minahasa
Utara dan Kelurahan Pandu Kota Manado. Tanah ini tadinya dipercayakan kepada PT.
Nyiur Wijaksana berdasarkan HGU nomor 2 dan PT. Norokondo. Karena masing-masing
HGU telah berakhir masa hak gunanya sejak tahun 2006 lalu, dan sudah tidak
diperpanjang lagi. ‘’Rencana pembangunan ini telah disetujui pusat dengan
perkiraan biaya sebesar 4 triliun, dan direncanakan akan ditender tahun 2013
ini,’’ ujar mantan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri ini.
Sarundajang
mengakui bahwa sampai saat ini masih ada warga yang menepati tanah tersebut,
bahkan berdasarkan laporan dari para Kepala Kecamatan ada sekitar 300 Kepala Keluarga
yang rumahnya masih berdiri di atas tanah dimaksud. ‘’Kepada warga dimaksud
tetap akan diberikan haknya dimana telah disiapkan sekitar 10 hektar tanah
sebagai bentuk ganti rugi garapan bahkan lengkap dengan sertifikat,’’ ujarnya.
Kenapa
Unsrat dinilai sudah harus memiliki kampus baru, karena Unsrat yang dulunya
bernama Universitas Sulawesi Utara dan Tengah yang kemudian berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 277 tertanggal 14 September 1965 ditetapkan pengesahan
menjadi Universitas Sam Ratulangi yang
disingkat UNSRAT, sudah menjadi
salah satu kampus yang terkenal di Indonesia dan bahkan mancanegara dan memiliki
mahasiswa lebih dari 24 ribu dari berbagai daerah. (Jubir Pemprov Sulut, Drs.
Jackson F. Ruaw, M.Si)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar