Senin, 22 September 2014

SULUT EMAS 2014


Semangat persaudaraan yang rukun dan damai di daerah ini telah menunjukkan ketangguhan untuk menghadapi berbagai tantangan yang datang secara silih berganti, sehingga Sulawesi Utara tetap tegak berdiri kokoh sebagai daerah otonom, semakin dewasa dalam berpemerintahan, bahkan terus mengukir karya dan prestasi. Saat ini masyarakat Sulawesi Utara bersyukur dapat merayakan sebuah peristiwa yang amat penting dan strategis bagi perjalanannya yang mampu menapaki usia ke-50 tahun, sebagai Tahun Emas Bumi Nyiur Melambai dengan segala perkembangan dan dinamikanya, perkembangan daerah ini harus diakui telah menginspirasi generasi bangsa di daerah ini dalam perjalanan pembangunannya.
Setelah 50 tahun dalam pemerintahan sebagai daerah yang otonom, pendiri daerah akan bergembira melihat transformasi daerah ini dalam kemajuan di abad-21 dalam berbagai dinamikanya. Dengan kerja keras, pembangunan demokrasi di negara dan Provinsi Sulawesi Utara tercinta berjalan relatif baik.  Kondisi ini, dibuktikan dengan sukses digelarnya Pemilu Legislatif langsung pada tanggal 9 April 2014, termasuk sukses melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI tanggal 9 Juli 2014 lalu yang telah melahirkan Presiden dan Wakil Presiden Baru.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus gigih mendorong kebijakan pembangunan yang pro-rakyat. suatu kebijakan pembangunan yang secara bersamaan dapat mendorong pertumbuhan, mengentaskan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Hasil capai Provinsi Sulawesi Utara antara lain adalah perkembangan ekonomi yang cukup menggembirakan, dimana pada periode tahun 2009-2013, secara rata-rata pertumbuhan mencapai 7,53 s/d 8 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,82 persen pada kurun waktu yang sama,  pada triwulan II tahun 2014, pertumbuhan ekonomi sekitar 9,58 persen. sedangkan PDRB perkapita Sulut, di tahun 2006 sebesar Rp. 9,95 juta, dan pada tahun 2013 menjadi Rp.22,62 juta (setara USD 3.100).
Adapun pergerakan APBD Provinsi Sulawesi Utara di tahun 2005, sebesar Rp. 605 milyar, menjadi Rp. 2,3 trilyun di tahun 2014, dan bergerak sebesar Rp. 2,5 trilyun di tahun 2015. Kondisi ini menjadi perhatian kita semua, bahwa kemampuan untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan perkapita dan jumlah APBD sangat penting dan harus terus dimaksimalkan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan, maka Capaian Buta Aksara Di Sulawesi Utara di tahun 2010 sebesar 0,65% (peringkat pertama terbaik nasional), dan di tahun 2013 sebesar 0,47%, sedangkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 77 persen (Ranking Kedua Nasional di Bawah DKI Jakarta).
Di bidang pendidikan dan kualitas sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam menyambut kesempatan emas bonus demografi Indonesia yang diprediksi terjadi pada tahun 2020-2035, dimana usia produktif (15-64 tahun) akan mencapai 70 persen atau sekitar 180 juta jiwa, jauh lebih banyak dari usia non produktif dan hanya terjadi sekali dalam beratus-ratus tahun. Jika mampu memanfaatkan bonus demografi ini, maka akan mengurangi pengangguran, pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik, meningkatnya daya saing bangsa dan Indonesia menjadi negara maju, akan tetapi kitapun harus siap dan harus mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di daerah, jika tidak maka hal ini akan menjadi petaka..
Di Bidang kesehatan, Umur Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Utara di tahun 2009, 72,12 tahun dan sampai pada tahun 2013 mencapai 73 tahun, dengan meningkatnya umur harapan hidup menjadi suatu upaya penting secara nasional, mengingat tujuan utama pembangunan berkelanjutan adalah agar masyarakat dapat hidup lebih produktif dan lebih baik. sedangkan angka kematian bayi (AKB) di provinsi sulawesi utara, mencapai angka 9/1000 kelahiran hidup (angka ini dibawah target MDG’s). Di bidang Ketenagakerjaan, angka pengangguran di Provinsi Sulawesi Utara sekitar 9,19 persen di Tahun 2011 dan menjadi 6,68 persen tahun 2013.
Sejak Provinsi Sulawesi Utara ditetapkan sebagai salah satu daerah destinasi pariwisata unggulan di Indonesia dan provinsi penyelenggara MICE, maka pertumbuhan ekonomi terus bergerak. Berbagai ivent internasional yang telah di laksanakan diantaranya: world Ocean Conference (WOC) 2009, Coral Triangle Initiative Summit (CTI SUMIT) 2009, Sail Bunaken 2009, Asean Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DIREX) 2011, Asean Economic Ministers (AEM) 2011, Pacific Partnership 2012, Asean Tourism Forum (ATF) 2012,  3rd Asia Pacific Choir Games 2013, World Coral Reef Conference (WCRC) 2014, dan berbagai iven nasional dan internasional lainnya telah membawa warna tertentu bagi perkembangan pembangunan di Sulawesi Utara, bahkan secara nasional mampu membawa dampak yang menggembirakan dalam memacu interkoneksitas antara negara, serta membaiknya hubungan kerjasama internasional melalui meningkatnya nilai investasi dan kunjungan turis mancanegara.
Kondisi ini di buktikan dengan target sampai tahun 2015, 150.000 wisatawan mancanegara dan sampai tahun 2013 sudah tercatat 142.109 wisatawan mancanegara, sedangkan untuk domestik dari target sampai tahun 2015, 500.000 wisatawan lokal dan sampai saat ini sudah tercatat 1.616.009 wisatawan lokal, melebihi target sampai 323%. dengan peningkatan disektor pariwisata, maka infrastruktur publik terbangun di berbagai daerah, fasilitas pendukung lainnya mengalami fase perkembangan yang positif.
Yang juga penting adalah segala upaya untuk menjaga persatuan dan kemakmuran Indonesia akan sangat terbantu apabila situasi keamanan dan ketertiban daerah tetap terjaga sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.
Pemerintah dan rakyat Sulawesi Utara juga harus cerdas mengantisipasi dan menyikapi berbagai perkembangan regional, nasional, maupun internasional dewasa ini, dengan tetap berpegang teguh pada kepentingan lokal. Provinsi Sulawesi Utara harus mampu berkomitmen untuk memastikan kesiapan diri kita sendiri menuju pembentukan komunitas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 di ketiga pilar, baik dalam pilar politik dan keamanan, ekonomi, maupun sosial-budaya. Mengingat semakin dekatnya pembentukan komunitas Masyarakat Ekonomi Asean 2015, sosialisasi kepada seluruh rakyat Sulawesi Utara agar siap dan memahami segala peluang dan tantangan yang ada, serta dapat meraih sebanyak mungkin manfaat dari Komunitas Asean yang berjumlah 629.2 juta jiwa ini.
 Karena itu, upaya membangun interkoneksitas antar daerah di Pulau Sulawesi secara massif harus terus dilakukan, untuk menjadikan Pulau Sulawesi sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik. langkah strategisnya dengan menyusun road-map pembangunan yang berbasis geostrategi; mengembangkan sistem wilayah pembangunan ekonomi yang bersinergi dan terintegrasi; membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan pintu-pintu baru (sebagai feeder) bagi kegiatan ekonomi dan perdagangan yang saling interkoneksi di Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Barat Indonesia.
Provinsi Sulawesi Utara sebagai bagian dari Koridor Ekonomi Sulawesi terus berbenah, dengan berupaya mengembangkan ketersediaan insfrastruktur transportasi, Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung, Pelebaran Jalan Manado-Tomohon, Ring Road Satu, Dua Dan Tiga, Boulevard Satu dan Dua, Jembatan Soekarno, Bandara Udara Sam Ratulangi yang Representatif, Bitung Internasional Hub Port Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, termasuk pula pengembangan sarana prasarana olah raga, kesenian, dan kesehatan; meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara, serta mendorong pertumbuhan ekonomi diatas 8% per tahun; menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai angka ideal di bawah 5%, dengan membuka lapangan kerja baru dan memfasilitasi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui kemudahan perijinan; memaksimalkan produksi pertanian, meminimalkan lahan-lahan tidur, mendorong ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian; mengoptimalkan produktivitas sejumlah komoditi utama, menjaga harga komoditi strategis dengan mendorong peran maksimal dari petani dan nelayan setempat; mendorong fasilitas kredit perbankan, dan pertumbuhan volume, serta nilai ekspor non-migas; merevitalisasi kawasan perbatasan sebagai garda terdepan NKRI, meningkatkan mutu SDM, insfrastruktur, fungsi perdagangan langsung dengan Philipina, serta peningkatan fungsi warga selaku penjaga perbatasan yang handal; mengembangkan dan memantapkan pembangunan berwawasan lingkungan; serta mendorong semakin berperannya lembaga-lembaga agama dalam rangka memelihara kerukunan beragama, antar umat beragama, serta semakin menumbuhkan kualitas hidup umat beragama dan hidup bermasyarakat.

Disadari bahwa kedepan, tantangan semakin berat dan kompleks. karena itu, arah pembangunan kedepan harus lebih terfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat, pengurangan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan sumber daya manusia dan penciptaan lapangan kerja (job creation). dengan kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif dan inovatif, konsensus politik kita benar-benar dipertaruhkan bagi masa depan rakyat Sulawesi Utara. Karena itu, seluruh potensi daerah, baik natural capital, human capital dan social capital harus dikolaborasikan secara tepat dengan berbagai kearifan lokal untuk ditransformasikan sebagai kemandirian daerah yang memiliki kekuatan riil dalam mendorong pencapaian target pembangunan.
Sulut harus terus menjaga pluralisme daerah sebagai sebuah kearifan local, Sulawesi Utara harus terus membuktikan kepada dunia luar, bahwa di bumi nyiur melambai dengan berbagai macam perbedaannya, masyarakatnya dapat tumbuh bersama, konflik dapat diselesaikan secara damai dan demokratis, dan bisa memperlihatkan bahwa daerah bersifat majemuk,  namun Sulawesi Utara juga dapat menjadi anak bangsa yang rukun dan damai, karena kasih mampu menembus perbedaan dan torang samua basudara….!.
Kita laksanakan pengabdian kepada rakyat Sulawesi Utara dengan bekerja lebih tulus..., lebih giat..., lebih keras..., cerdas dan tuntas..., karena kita mampu..., kita bisa..., kita solid dalam upaya menjadikan daerah ini semakin berbudaya, berdaya saing dan sejahtera...!.


Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-nya kepada kita semua, dalam membangun bangsa dan negara tercinta. (DR Jemmy Kumendong, MSi, Kabag Humas selaku Jubir Pemprov)

Bersama Dubes China, Gubernur Sarundajang Tinjau Lokasi KEK


Gubernur Sulawesi Utara DR Sinyo Harry Sarundajang bersama Duta Besar China Xie Feng untuk Indonesia meninjau lokasi pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pantai Tanjung Merah Kota Bitung didampingi oleh Walikota dan Wakil Walikota Bitung, dalam kesempatan tersebut turut bersama rombongan Gubernur antara lain beberapa orang pengusaha dari Negara China, Kadis PU Ir. J E. Kenap, Kadis Perindag Olvie Atteng, Kaban BKPM Ir. Joy Korah dan Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Ir Roy Roring. Rombongan juga diajak oleh Gubernur meninjau lokasi pelelangan ikan di Aertembaga dan Lokasi Pelabuhan Petikemas serta Lokasi Pelabuhan Penumpang di Bitung
Dalam kesempatan tersebut Sarundajang menyatakan bahwa sebagai Negara dengan PDRB terbesar di dunia, para pengusaha China mempunyai potensi yang sangat besar untuk menanamkan modal di Indonesia, oleh karena itu kunjungan Dubes China dan para pengusahanya adalah suatu kesempatan yang berharga dan perlu dimanfaatkan dalam rangka memperkenalkan segala potensi yang ada di Sulawesi Utara.
Dalam kesempatan  tersebut Dubes China menyatakan kekagumannya dan kesiapannya untuk membantu Provinsi Sulawesi Utara dan akan memperkenalkan potensi di Sulut serta akan mengundang para pengusaha di negaranya untuk menanamkan investasi di daerah ini.
Sebagaimana diketahui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung terletak pada ALKI 3 yang dilayari oleh kapal-kapal kontainer dan tanker kapasitas besar. Lokasi strategis sebagai pusat pertumbuhan  distribusi barang dan menunjang penyediaan logistik di Kawasan Timur Indonesia serta memiliki akses Internasional, khususnya ke BIMP-EAGA, AIDA, Asia Timur dan Pasifik. 
Berdekatan dengan pengembangan Pelabuhan Hub Internasional atau Global Hub Bitung yang memilliki pelabuhan alam dengan kedalaman 22-30m. Lokasi KEK berpotensi untuk diperluas mencapai >2.000ha. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung fokus pada industri pengolahan dan logistik ramah lingkungan. 
Sektor Bisnis: Industri prosesing perikanan (pemrosesan ikan segar, pengalengan), industri pengolahan ekspor, industri farmasi (pemrosesan bahan baku obat-obatan), dan industri logistik (pengepakan, jasa pemeriksaan, jasa penyiapan peti kemas, pergudangan, dan rekayasa).
Berkaitan dengan infrastruktur, maka direncanakan Pelabuhan Global Hub Bitung dengan kapasitas 500.000 TEUs/tahun dan akan di tingkatkan menjadi 1.000.000 TEUs/tahun dengan kedalaman laut > 22m. Jarak lokasi pelabuhan Global Hub Bitung dengan KEK sekitar 5 km. Berada pada ruas jalan nasional Girian - Kema yang terhubung ke jalan nasional Manado - Bitung dan Jalan Tol Manado - Bitung. Rencana ke depan kedua lokasi tersebut akan terintegrasi. 
Bandara Internasional Sam Ratulangi dengan panjang landasan 2.650 m dan diperpanjang menjadi 3000m, jarak dengan lokasi KEK sekitar 39km.
Suplai listrik ke lokasi KEK berasal dari GI Tanjung Merah yang terintegrasi dengan jaringan interkoneksi Gorontalo - Sulawesi Utara dengan daya terpasang sebesar 150 MW. Bagian terbesar menggunakan sumber listrik terbarukan (Geothermal dan Hydro).
Sumber air baku dari mata air Tendeki yang memiliki kapasitas 40L/detik jaraknya sekitar 7,2 km dan sungai Pinokalan yang masih memiliki ketersediaan kapasitas 100L/detik dengan jarak 4km, ke depan sumber air baku di suplai dari Bendungan Kuwil - Sawangan. 
Pembangunan jaringan fibre optic untuk mendukung telekomunikasi di KEK sedang dibangun dan dalam waktu dekat siap digunakan. (DR. Jemmy Kumendong, MSi, Kabag Humas selaku Jubir Pemprov)







Atrkasi Terjun Payung Listrik Seputar Kantor Gubernur Dipadamkan

Atraksi terjun payung yang melibatkan 30 penerjun yang berasal dari Fasida Sulut 5 orang, Paskhas TNI AU 15 orang dan Fasida DKI Jakarta, Jabar dan Fasida Jatim sebanyak 10 orang akan melakukan atraksi terjun payung guna memeriahkan acara peringatan HUT ke-50 Provinsi Sulawesi Utara yang akan di gelar dihalaman Kantor Gubernur Sulut, hari ini, Selasa (23/9), maka aliran listrik di seputaran Kantor Gubernur akan dipadamkan. Hal itu di tegaskan Asisten Ekonomi Pembangunan Drs Sanny Parengkuan selaku Ketua Umum Panitia Tahun Emas Provinsi Sulut ke-50 Sulawesi Utara, didampingi Karo Pemerintahan dan Humas Dra Linda Watania MM MSi, selaku Koordinator Seksi Publikasi dan Dokumentasi, di sela-sela upacara glady bersih di halaman Kantor Gubernur, Senin (22/9) kemarin. “Pemandaman aliran listrik  tersebut hanya berlaku beberapa saat  selama berlangsungnya atraksi terjum payung dimaksud”, kata Parengkuan sembari menyebutkan, selain atraksi terjun payung masyarakat juga akan disuguhkan dengan atraksi Empat pesawat tempur Shukoi yang akan melakukan atraksi fly pass dan terbang formasi di atas Kantor Gubernur Sulut, serta Parade Kawanua Sedunia (KSD) dengan membawa bendera masing-masing negara tempat tinggal. Atraksi-atraksi tersebut mendahului upacara puncak. Sementara pada upacara puncak nanti ada pemberian pengharggaan berupa Satya Lencana Karya Satya, serta Piagam Pengharggaan Gubernur untuk Juara 1 Lomba Desa Tingkat Provinsi 2014 yaitu Desa Kapoya Kec, Suluun Tareran kab. Minsel dan Juara 1 Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi 2014 yaitu Keluarahan Paslaten Satu Kec. Tomohon Timur Kota Tomohon, tandas Parengkuan. (Kabag humas DR Jemmy Kumendong MSi selaku jubir pemprov).    

Hari Ini Kantor Pos Manado Luncurkan Prangko dan Sampul Tahun Emas


Kantor Pos Manado pada upacara puncak Peringtan Tahun Emas Provinsi Sulut,yang akan digelar di halaman Kantor Gubernur Selasa (23/9) hari ini, akan meluncurkan Prangko dan Sampul Tahun Emas. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Pos Manado Purgiantoro di sela-sela glady bersih, di halaman Kantor Gubernur, Senin (22/9) kemarin.  Apalagi pada tahun 2014 ini, Provinsi Sulawesi Utara tepat berusia 50 Tahun atau Tahun Emas, dan diperingati secara khusus oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara beserta masyarakat di Sulawesi Utara.
Menurut Purgiantoro, Dalam website www.sulutprov.go.id mengenai sejarah Provinsi Sulawesi Utara disebutkan“Di sela-sela berbagai tantangan dan rintangan yang menghadang Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah pada waktuitu, tercatat suatu peristiwa besar yang tertulis dengan tinta emas dan tidak akan terlupakan dalam perjalanan sejarah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara sebagai salah satu Daerah Otonom.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 23 September 1964, di saat mana Pemerintah Republik Indonesia memberlakukan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 yang menetapkan perubahan status Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah. Undang-undang tersebut menjadikan Sulawesi Utara sebagai Daerah Otonom Tingkat I, dengan Manado sebagai Ibukotanya. Momentum diundangkannya undang-undangnomor 13 tahun 1964, kemudian dipatri sebagai hari lahirnya Daerah Tingkat I Sulawesi Utara. Sejak saat itu, secara de facto daerah tingkat I Sulawesi Utara membentang dari utara keselatan barat daya, dari Pulau Miangas ujung utara di Kabupaten Sangihe Talaud sampai keMolosipat di bagian barat Kabupaten Gorontalo”.
Dalam rangka memperingati Ulang Tahun ke-50 (TahunEmas) Provinsi Sulawesi Utara, Kantor Pos Manado mempersembahkan “hadiah istimewa”berupa Prangko dan Sampul Peringatan.
Prangko adalah benda berharga yang proses pencetakannya diperlakukan sebagai dokumen sekuriti yang fungsi utamanya sebagai tanda pelunasan porto dan bea jasa pos. Prangko Gubernur dan Wakil Gubernur, disebut “Personalized Stamp“secara khusus diterbitkan di Tahun Emas Provinsi Sulawesi Utara ini.
Selain Prangko, juga diterbitkan Sampul Peringatan (SP) yang bergambar Gubenur danWakil Gubernur, Peta Wilayah Provinsi Sulawesi Utara serta icon yang ada di Wilayah ProvinsiSulut, seperti Taman Wisata LautBunaken, dan binatang khasTarsius. Sampul Peringatan (SP) adalah sampul khusus yang dibuat untuk memperingati suatu peristiwa atau kejadian yang dianggap penting.
Keduanya merupakan benda Filateli, yang sangat bernilai bagi para filatelis. Filatelis adalah sebutan untuk orang yang mengumpulkan prangko atau benda filateli seperti Sampul Hari Pertama (SHP), Souvenir Sheet, Booklet, dll.Prangkok husus ini dapat dipergunakan untuk pelunasan pengiriman surat di Dalam Negeri maupun tujuan Luar Negeri. Dengan demikian, maka akan lebih memperkenalkan Provinsi Sulawesi Utara baik di level nasional maupun internasional.

Menandai terbitnya Prangko dan Sampul Peringatan 50 Tahun (TahunEmas) Provinsi Sulawesi Utara, pada saat upacara tanggal 23 September 2014 di halaman Kantor Gubernur, Prangko dan Sampul Peringatan  ini ditandatangani olehGubernur Sulawesi Utara Dr Sinyo Hary Sarundajang. Masyarakat dapat memperolehnya dengan menghubungi Kantor Posterdekat, jelas Purgiantoro. (Kabag humas DR Jemmy Kumendong MSi selaku jubir pemprov)