Jumat, 13 Februari 2015

Konjen: Tawarkan Wartawan Ikut Pendidikan Gratis di India








Kunjungan persahabtan Konsul Jenderal (Konjen) India untuk Indonesia  Mr AS Takhi di Provinsi Sulut, menawarkan pendidikan gratis bagi  pejabat, mahasiswa dan siswa berprestasi untuk belajar di Universitas terkemuka di negaranya. Syaratnya hanya satu yaitu harus bisa berbahasa Inggris. Wartawan juga bisa ikut dalam program beasiswa ini ke India. Pernyataan Takhi tersebut disampaikan pada konferensi pers dengan para wartawan liputan pemprov Sulut yang dipandu Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang di ruang Ex WOC, Jumat (13/2) kemarin.
Sarundajang mengatakan, Selain menawarkan program beasiswa, Konjen yang berkedudukan di Bali, juga menawarkan kerjasama di berbagai bidang seperti ingin membina hubungan kerjasama yang lerbih erat dengan Provinsi Sulut yang dikenal sebagai salah satu daerah teraman di Indonesia,  membangun pelabuhan serta infrastruktur fisik lainnya, membuat Manado sebagai Ibu Kota Provinsi menjadi Smart City dengan IT yang mantap, bidang Agriculture, kerjasama Investasi untuk produk-produk turunan dari kelapa, investasi di bidang perikanan, kerjasama sister cities antara manado dan kota-kota di India, membuat people to people hubungan yang akrab, karena ini merupakan program pariwisata kami, agar masyarakat dunia internasional bisa memahami budaya India, jelas Takhi yang diaminkan Gubernur Sarundajang.
 Kesempatan itu Gubernur Sarundajang menyebutkan alasan kedatangan Konjen India ke Sulut, dalam rangka menyambut ulang tahun (Anniversary) negara India sehingga mereka akan menggelar festival seni budaya berupa tarian rakyat Bhangra dari Punjab. Kegiatan yang bertajuk “Festival of India in Indonesia akan berlangsung di Aula Mapalus kantor Gubernur pada 20 Pebruari 2015 mendatang. Untuk Sarundajang mengajak seluruh warga masyarakat sulut untuk hadir pagelaran seni budaya India yang sensasional ini, dengan tidak memunggut biaya alias gratis. Turut hadir Asisten Ekbang Drs Sanny Parengkuan serta Kadis Budpar Ir Happy TR Korah MSi, Kabag Humas Drs Jahja Rondonuwu MSi, Kabag Protokol Drs Jackson Ruaw MSi, Kasubag Fasilitasi Mass Media dan Dokumentasi Drs Jhon Siby MSi serta Kasubag Penerangan dan Publikasi AY Rambing, S.Sos. (Kabag humas Drs jahja Rondonuwu MSi selaku jubir pemprov).  

Sulut Peringati Peristiwa Merah Putih



Peristiwa Merah Putih 14 Pebruari 1946 yang dikenal sebagai peristiwa heroik di Provinsi Sulawesi Utara melawan penjajah Belanda, di Bumi Nyiur Melambai,  di peringati Pemerintah dan masyarakat sulut melalui Temu Wicara/Resepsi Kejuangan di Gedung Graha Bumi Beringin Manado, Jumat (13/2).
Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang mengatakan, peristiwa merah putih 14 Pebruari 1946, sebagai salah satu wujud dari sikap patriotisme dan nasionalisme putra/putri terbaik sulut, sekaligus merupakan bagian tak terpisahkan dari aksi patriotik dalam mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi 17 Agustus 1945 dan keutuhan NKRI. Perlu dipahami bahwa setelah kemerdekaan Indonesia di proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, sebagian wilayah Indonesia Timur (Intim) masih dikuasai penjajah. Namun pada Tanggal 14 Pebruari 1946 tepatnya jam 1 tengah malam para pejuang yang dipimpin oleh Komandan Taulu dan Wuisan memulaikan aksi penyergapan dan menangkap semua tentara penjajah di Manado, mulai dari Komandan Garnisun Kapten Blom, Dan Korps-VII Carlier, CPM dan seluruhnya sehingga berhasil menguasai wilayah Manado. Kaum Nasionalis yang ditawan seperti Nani Wartabone, OH Pantouw, Geda Dauhan termasuk Pimpinan Pemuda BPNI Jhon Rahasia dan Chris Ponto semuanya di bebaskan. Pada pagi harinya Komandan Frans Bisman dan Freddy Lumanu berangkat dengan dua peleton ke markas besar Kniel di Tomohon dan menangkap komandan Kniel  De Vries dan Residen NICA Koomans De Ruyter bersamaan dengan penangkapan Letnan Van Emdem, komandan kompi di girian tonsea oleh Kumaunang. Keesokan harinya di hadapan komandan Kniel De Vries, Komandan Taulu dan Wuisan bahwa “Kami bersama pemuda sedang memperjuangan kemerdekaan Indonesia, dan ini kami pertahankan”. Sejak saat itulah Bendera Merah Putih Berkibar di provinsi Sulut. Radio-radio Australia dan San Fransisco dan BBC London serta harian Merdeka Jakarta menyiarkan tentang “Pemberontakan besar di Sulawesi Utara”, bahkan  Presiden pertama pilihan rakyat “Bung Karno” memaklumkan, bahwa 14 Pebruari adalah hari Sulawesi Utara, dan sejarah perjuangan Indoneai mensyukurinya”, jelas Sarundajang sembari menyebutkan, peristiwa ini tentunya menjadi bagian penting dalam kehidupan kita dimasa kini dan dimasa depan dalam kehidupan bermasyarakat.
 Harus diakui perjuangan kita masih panjang karena itu semangat perjuangan harus terus kita kobarkan, karena kita memiliki tanggungjawab yang sama untuk membawa bangsa, negara dan daerah ini mengarungi samudera pembangunan menuju kemajuan bersama. Sebagai komitmen perjuangan kita bersama sehingga mampu menghantar sulut menyambut kebangkitan baru sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik menuju masyarakat Bumi Nyiur Melambai Sulut yang semakin berbudaya, berdaya saing Ben Warouw, DPP Korps Pembangunan Merah Putih 14 Pebruari 1964, serta Unsur Forkopimda Sulut. (Kabag Humas Drs Jahja Rondonuwu MSi selaku jubir Pemprov).