Jumat, 02 Maret 2018

Perkuat Semangat Kebersamaan, Gubernur Olly Apresiasi Perayaan Cap Go Meh

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE menghadiri Perayaan Cap Go Meh/Goan Siao Imlek 2569 di Depan Klenteng Ban Hin Kiong Manado, Jumat (2/3/2018) sore.

Dalam sambutannya, Gubernur Olly sangat mengapresiasi perayaan Cap Go Meh karena memiliki makna sosial.

"Perayaan ini mampu menyatukan segenap komponen masyarakat Sulut untuk saling bersilaturahmi, memperkuat hubungan persaudaraan, serta memperkuat semangat kebersamaan," katanya.

Disamping itu, menurut Gubernur Olly, perayaan Cap Go Meh juga mengandung makna religius. "Hari Suci Cap Go Meh merupakan momentum yang tepat bagi umat Tri Dharma untuk mengintrospeksi sekaligus berkomitmen melakukan pembaharuan pikiran dan tindakan yang luhur, mulia dan berkenan kepada Sang Pemilik Kehidupan," ujarnya.

Lebih jauh, masih dalam sambutan, Gubernur Olly optimis, selain menambah kemeriahan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2569, perayaan Cap Go Meh juga menambah daya tarik wisata daerah bahkan mampu menjadi wahana hiburan bagi masyarakat Sulut.

"Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat agar bersama-sama menyukseskan penyelenggaraan kegiatan yang sejatinya dilaksanakan untuk segenap masyarakat bumi Nyiur Melambai Sulawesi Utara ini," ungkapnya.

Gubernur Olly juga berharap agar perayaan ataupun kegiatan-kegiatan lainnya dapat dilaksanakan secara kontinyu, dan dikemas dengan lebih meriah lagi sehingga akan semakin mempertegas keberadaan beragam etnis, budaya, agama, dan adat istiadat di Sulut serta memberikan dampak positif terhadap pembangunan daerah di lintas sektor dan dimensi untuk membawa kita pada peningkatan kesejahteraan    yang setinggi-tingginya.

Kegiatan itu turut dihadiri Kapolda Irjen Pol Bambang Waskito, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Ketua DPRD Andrei Angouw, Walikota Manado Vicky Lumentut dan Majelis Rohaniawan Tri Dharma.

Deklarasi Ormas Waraney Tanah Toar Lumimuut, Gubernur Olly Ajak Pelihara Nilai-Nilai Luhur Adat & Budaya

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perilaku seni, adat-istiadat dan budaya di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Utara sangatlah penting dan strategis untuk terus dipelihara dan dikembangkan.

Hal itu disampaikan Gubernur Olly Dondokambey, SE dalam sambutan yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Drs Mecky Onibala M.Si pada Upacara Deklarasi Organisasi Adat dan Budaya Waraney Tanah Toar Lumimuut di Lapangan Kantor Gubernur, Jumat (2/3/2018) siang.

"Upaya ini mampu memberikan identitas, jati diri pedoman, arah dan dasar bagi kita semua dalam mengisi pembangunan daerah dan bangsa untuk mencapai kesejahteraan bersama," ungkapnya.

Menurut Gubernur Olly, kemampuan masyarakat Sulut dalam menjaga dan mempertahankan nilai adat dan budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah derasnya arus perubahan menandakan karakter, identitas dan jati diri yang tangguh.

"Kita adalah prajurit pemberani yang memiliki karakter, identitas dan jati diri yang kuat dan tidak pernah mundur dalam menghadapi setiap tantangan dan permasalahan yang datang," tandasnya.

Oleh karena itu, lanjut Gubernur Olly, Pemprov Sulut akan menopang tujuan serta harapan dari segenap komponen Ormas Adat Waraney Tanah Toar Lumimuut dalam bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan karya terbaik bagi pembangunan seni adat istiadat dan budaya di Bumi Nyiur Melambai.

"Marilah kita menjadi agen-agen perubahan, prajurit pengawal pembangunan, karena kedepan kita harus terus memantapkan langkah dalam melanjutkan pembangunan daerah dilintas sektor dan dimensi terlebih dalam mengimbangi beragam tantangan yang semakin kompleks dan dinamis," paparnya.

Lebih jauh, masih dalam sambutan, Gubernur Olly mengajak segenap pengurus dan anggota Ormas Adat Waraney Tanah Toar Lumimuut, untuk terus menjadi garda terdepan dalam mempraktekan nilai budaya baku kase inga, baku-baku jaga, baku-baku bantu (gotong-royong).

"Marilah kita berkonstribusi positif dalam meningkatkan kerukunan di tengah-tengah pluralisme (etnis, religi budaya dan adat-istiadat) yang ada demi terwujudnya sulawesi utara berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya," imbuhnya.

Kegiatan itu turut dihadiri perwakilan Forkopimda, Kepala Biro Infrastruktur yang juga Ketua LSM PPI Pakasaan Passo Indonesia Jemmy Ringkuangan AP, M.Si Tonaas, Panglima Besar Waraney Tanah Toar Lumimuut Audy Jimmy Malonda, Staf khusus Gubernur Sulut Bidang Budaya Trully Wungow M.Pd dan Ketua Pelaksana Chris Lengkong.

Cinta Budaya, ASN Disbud Gunakan Pakaian Adat

Seluruh ASN Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Utara menggunakan pakaian adat dari tiga etnis Minahasa, Sangihe, dan Bolaang Mongondow pada upacara di Kantor Dinas Kebudayaan, Kamis (1/3/2018) pagi.

Gagasan inovatif Kepala Dinas Bpk. Fery R.J. Sangian, S.Sos. MAP ini direspons positif seluruh pegawai Dinas Kebudayaan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pelestarian sekaligus menumbuhkan apresiasi terhadap budaya daerah.

Penggunaan pakaian adat daerah ini dilaksanakan setiap hari kamis di minggu pertama bulan berjalan. Ini merupakan langkah positif dalam rangka menumbuh kembangkan kembali cinta terhadap budaya bangsa khususnya budaya daerah Provinsi Sulawesi Utara yang sudah mulai dilupakan.

Di zaman yang serba modern ini, kebudayaan daerah hampir dilupakan untuk itu sebagai instansi yang menangani kebudayaan maka perlu diambil sebuah terobasan positif untuk ikut melestarikan dan menunjukkan keanekaragaman budaya salah satunya dengan penggunaan pakaian adat dan atributnya dikalangan ASN Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

Persiapan Perayaan Paskah Asia Terus Dimatangkan

Semakin dekatnya pelaksanaan Kegiatan Asian Ecumenical Youth Assembly (AEYA)/Pertemuan Pemuda Ekumenis se Asia dan Asia Easter Celebration (AEC)/Perayaan Paskah Asia yang akan digelar dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung tanggal 6 s.d. 13 April 2018 di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa ini membuat panitia terus melakukan persiapan agar hajatan internasional yang melibatkan 100 denominasi dan 17 negara itu berjalan lancar.

Sekdaprov Sulawesi Utara Edwin Silangen SE, M.Si selaku pengarah panitia memimpin rapat persiapan yang digelar di Ruang F.J. Tumbelaka, Jumat (2/3/2018) pagi. Silangen optimis Pemprov Sulut dan seluruh pemangku kepentingan mampu bekerjasama menyukseskan agenda yang memiliki tema internasional “Lord, Send Your Light And Truth To Lead Us” (Tuhan, kirimkan cahaya dan kebenaran-Mu untuk mempimpin kami) dan tema Pemprov Sulut "Torang Samua Ciptaan Tuhan"

"Saya atas nama Bapak Gubernur sangat mengapresiasi acara ini. Apalagi nantinya melibatkan seluruh denominasi gereja di Asia," katanya.

Lanjut Silangen, panitia juga akan mempersiapkan tenaga ahli bahasa karena kegiatan tersebut bakal diikuti ratusan pemuda dari 17 Negara Asia, antara lain : Indonesia, Malaysia, Hongkong, Kamboja, Myanmar, Bhutan, Jepang, Srilanka, Bangladesh, Korea, Australia, India, Pakistan, Filipina, Nepal, Taiwan dan New Zealand.

"Kami masih menunggu konfirmasi kedatangan perserta dari luar negeri. Kami juga mempersiapkan tenaga ahli bahasa, local stewards dan lainnya," ungkapnya.

Lebih jauh, Silangen juga mengajak seluruh peserta rapat untuk memanfaatkan media sosial agar agenda internasional itu dapat diketahui seluruh masyarakat.

"Marilah kita gunakan media sosial untuk menginformasikan kegiatan ini ke seluruh masyarakat," bebernya.

Diketahui, latar belakang pelaksanaan Asian Ecumenical Youth Assembly (AEYA) dan Asia Easter Celebration (AEC) adalah untuk menyikapi isu dunia saat ini di kalangan kaum muda terutama pada tahun ini yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana masyarakat yang saat ini kita jalani mendorong banyak anak muda untuk melampaui batas fisik dan mental mereka.

Hal itu disebabkan oleh banyak sekali isu-isu yang mengancam cara berfikir dan bertindak dari para kaum muda terutama kaum muda Asia. Salah satu upaya yang dapat meminimalisir hal tersebut adalah dengan memperkuat dan memperkokoh keimanan dan ketaqwaan daripada kaum muda tersebut. Oleh karena itu gereja-gereja di Asia harus maju untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan isu-isu kunci dan masalah yang dihadapi oleh kaum muda dan isu-isu tersebut harus menjadi prioritas gereja-gereja di Asia.

Adapun terpilihnya Sulawesi Utara sebagai tuan rumah diawali dengan pertemuan Sekretaris Jenderal CCA Mathews George Chunakara dengan Gubernur Olly Dondokambey, SE pada Perayaan Paskah Nasional, bulan April Tahun 2017 di Sulut. Selanjutnya pertemuan antara Sekretaris Jenderal CCA dan Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandouw pada bulan Oktober 2017 di Yangon, Myanmar serta surat dari Sekretaris Jenderal CCA Mathews George Chunakara tanggal 15 Januari 2018 tentang Permohonan Permintaan Kesediaan Pemprov Sulut sebagai tuan rumah.

Kegiatan tersebut diselenggarakan bersama dengan tuan rumah  yakni Pemerintah Republik Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), dan tuan rumah setempat Pemprov Sulut dan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).

Rapat itu turut dihadiri Ketua Pelaksana Harian, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Edison Humiang, Wakil Ketua Umum, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, MARS, Sekretaris Pdt. Liesye Makisanti, S.Th, M.Si dan para pejabat Pemprov Sulut.

Peringati HPSN, OD-SK Ajak Masyarakat  Peduli Sampah dan Kebersihan



Pemerintah Provinsi Sulut melalui Gubernur dan Wakil Gubernur (OD-SK) mengajak warga bumi nyiur melambai Sulawesi Utara untuk tetap peduli sampah dan kebersihan,  baik sampah organik maupun non organik.

Ajakan ini disampaikan langsung oleh Gubernur Olly Dondokambey melalui Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw saat menghadiri Deklarasi Sulut mendukung indonesia "Bebas Sampah 2025", Jumat (2/3/2018) pagi tadi di Pantai Kawasan Mega Mas Manado.

"Hari Peduli Sampah 2018 harus didukung penuh, karena program ini merupakan salah satu program nasional. Dan hari ini pemerintah provinsi merespon kegiatan ini. Karena sampai saat ini fakta mengatakan bahwa pola berpikir mindset untuk kesadaran membersihkan sampah belum ada dalam masyarakat kita. Jadi, kalau ada orang yang menyebutkan acara ini hanya sebagai ceremonial saya tidak setuju. Acara seperti ini harus tetap digaung-gaung kan dan dimanfaatkan sebagai momentum kita bersama untuk sadar bahayanya sampah," tegas Steven Kandouw 

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulut Marly Gumalag mengatakan terkait  HPSN 2018 ini merupakan program pemerintah pusat yakni Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS).

"Hari ini Puncak HPSN yang dirangkaikan dengan TBBS tapi bukan saat ini saja, namun akan berkelanjut. Saat ini kami melakukan sosialisasi pengelolaan sampah dalam rangka menunjang program pemerintah pusat menuju bebas Indonesia 2025," kata Gumalag.

Selain itu kata Gumalag, kami akan turun untuk melakukan sosialisasi pengelolaan sampah di sekolah-sekolah dan masyarakat serta instansi-instasi.

"Kami akan sosialisasi ke kapal-kapal antar pulau, pesawat, dan daerah-daerah pilkada agar masyarakat peduli dan sadar akan sampah. Jadi Bersih-bersih sampah bukan hanya berhenti saat ini namun akan berkelanjutan sepanjang tahun," tuturnya, sembari ia mengimbau kepada masyarakat Sulawesi Utara bahwa sampah itu jangan menjadi musuh kita tetapi menjadi teman kita, harus dikelola, kita kurangi sampah kemudian kita manfaatkan yang masih bisa digunakan jangan langsung dibuang.

Turut hadir dalam Deklarasi Sulut mendukung indonesia "Bebas Sampah 2025", Sekprov Sulut Edwin Silangen, Wakil Ketua TP-PKK Sulut dr Kartika Devi Tanos, Forkopimda Sulut, sejumlah Pejaba Eselon II dilingkup Pemprov Sulut, Pemkot Manado serta stakeholder yang membidangi Lingkungan Hidup.