Jumat, 17 Mei 2019

FHC Jangkau Talaud, Kemenkes-Pemprov Layani 1290 Pasien

Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang dipimpin Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw untuk selalu mewujudkan masyarakat Sulut yang sehat tak perlu diragukan lagi.

Terbukti kegiatan Flying Health Care (FHC) atau pelayanan kesehatan bergerak di Pulau Karatung, Kakorotan dan Marampit Kabupaten Kepulauan Talaud mulai tanggal 13 hingga 17 Mei 2019 berhasil melayani 1290 pasien termasuk melakukan tindakan operasi kepada 42 pasien.

FHC sendiri merupakan kerjasama Kementerian Kesehatan RI dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Sulut, RSUP Prof RD Kandou dan Dinkes Pemkab Talaud. Sasaran FHC adalah provinsi yang memiliki daerah terpencil, sangat terpencil dan kabupaten/kota yang kekurangan tenaga dokter spesialis.

Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan tim FHC ketika mengunjungi Talaud diantaranya pelayanan kesehatan umum dan pengobatan, pelayanan kesehatan spesialistik THT, kebidanan, kandungan untuk kesehatan reproduksi, pelayanan oleh dokter bedah, penyuluhan gizi dan penyakit tidak menular dan screening penyakit tidak menular dan stunting.

Kemudian pelatihan pengembangan kesehatan tradisional dgn TOGA dan kelompok Asuhan Mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur sederhana, pelayanan KB, pelaksanaan inisiasi Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga, pelayanan KIA dan promkes dan pemantapan program imunisasi.

Selain itu tim pelayanan FHC yang berjumlah 27 orang terdiri dari 12 orang dari pusat, 10 orang dari Dinkes Sulut dan RSUP Kandou serta 5 orang dari Dinkes Talaud ini ikut melayani pemeriksaan IVA yang diikuti 70 pasien.

Seluruh pasien mengapresiasi pelayanan FHC. Pasalnya, pelayanan FHC mempermudah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil untuk mendapatkan pelayanan dan bebas biaya.

Mereka mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Olly dan Wagub Kandouw atas terlaksananya pelayanan kesehatan bergerak hingga menjangkau masyarakat Talaud. (Humas Pemprov Sulut)

Matangkan Kerjasama, Konjen Filipina Sambangi Gubernur Olly

Hubungan dua negara bertetangga Indonesia dan Filipina sudah terjalin sejak lama. Hubungan kedua negara kepulauan tersebut tercipta lantaran punya kedekatan geografis.

Terlebih bagi Sulawesi Utara sebagai bagian dari NKRI yang mempunyai batasan langsung dengan Filipina. Kedekatan kedua wilayah tersebut nampak pula dalam pertemuan Gubernur Olly Dondokambey dengan Konjen Filipina Oscar G Orcine di Kantor Gubernur, Jumat (17/5/2019) pagi.

Pertemuan berlangsung penuh kekeluargaan, Seperti saudara, Oscar bersama jajaran delegasi Filipina nampak akrab berbicara dengan Gubernur Olly.

Mereka membahas kerjasama di bidang pelayaran kargo yang melalui rute Davao, General Santos dan Bitung termasuk jadwal dan tarifnya.

Selain itu produk pertanian kelapa yaitu kopra juga dibahas Konjen Filipina bersama Gubernur Olly.

Terungkap para pedagang dan pengusaha kapal Filipina berminat membeli kopra Sulut untuk diproduksi menjadi produk lainnya di Filipina.

Olly mengapresiasi pertemuan itu sebagai salah satu langkah untuk semakin memajukan Sulut di berbagai bidang.

"Saya berterima kasih atas kunjungan Konjen Filipina yang semakin mempererat kerjasama Pemerintah Filipina dan Pemprov Sulut," ungkap Olly.

"Semua upaya ini adalah untuk mensejahterakan masyarakat Sulut," kunci Olly. (Humas Pemprov Sulut)

Ini Yang Disampaikan Gubernur Olly di Dies Natalis ke-59 Faperta Unsrat

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey didampingi istri tercinta Ketua Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan menghadiri dies natalis ke-59 Faperta Unsrat yang digelar di Auditorium Unsrat, Jumat (17/5/2019) siang.

Pada kesempatan itu, Gubernur Olly mengapresiasi pelaksanaan dies natalis sebagai momentum untuk memperkuat komitmen Faperta Unsrat sebagai fakultas yang mampu melahirkan lulusan-lulusan profesional, unggul dan berkarakter.

"Lulusan Fakultas Pertanian Unsrat bisa bersaing di dunia pekerjaan baik dalam negeri maupun luar negeri," kata Olly.

Lanjut Olly, Faperta Unsrat memiliki peran penting terhadap sektor-sektor yang sedang diupayakan Pemprov Sulut, seperti meningkatkan nilai tambah petani kelapa melalui kerjasama dengan Balit Palma.

"Saya harapkan Balit Palma di Sulut dapat bekerja bersama sama dalam rangka meningkatkan produk kelapa khususnya yang ada di Sulut. Kemarin saya sudah bicara dengan Kepala, bahwa setiap kabupaten yang memproduksi kelapa misalnya Minut ada eks HGU maka kami akan serahkan kepada Balit Palma sekitar 200 hektar," ungkap Olly.

Menurut Olly, cara tersebut bakal diterapkan di daerah lainnya. "Di Minsel juga ada eks HGU yang kita serahkan juga, Mitra juga ada tanah eks HGU yang sudah habis waktunya dan Pemprov akan mengambil alih untuk diserahkan kepada Balit Palma dan Unsrat untuk pengembangan kelapa ini," sambung Olly.

Lebih jauh, Olly menerangkan, pesatnya sektor pariwisata melalui pertambahan jumlah Wisman yang berkunjung ke Sulut juga dimanfaatkan Pemprov Sulut untuk meningkatkan nilai tambah kelapa dengan memproduksi minyak kepala murni untuk dijadikan oleh-oleh para turis ketika kembali ke negaranya masing-masing.

"Saat ini juga Pemprov sudah memproduksi minyak kelapa murni di rumah produksi yang ada di kabupaten/kota. Pasarnya sudah tersedia yaitu turis yang datang ke Sulut membeli 600 ml minyak kelapa murni sebagai oleh-oleh. Setiap hari ada sekitar 1000 turis sampai hari ini pulang. Semakin hari semakin dikenal minyak kelapa murni produk dari Sulut. Ini solusi awal yang kita bisa laksanakan untuk peningkatan nilai kelapa yang ada bagi masyarakat kita," imbuh Olly.

Dies natalis ke-59 Fakultas Pertanian Unsrat turut dihadiri Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI, Fadjry Djufry, Rektor Unsrat Ellen Joan Kumaat dan civitas akademika Fakultas Pertanian Unsrat. (Humas Pemprov Sulut)