Minggu, 23 April 2017

Wapres Memberikan Kuliah Umum di Kampus IAIN Manado


Bagaimana perguruan tinggi mempunyai visioner kedepan 
Jangan diajarkan perbedaan itu musuh tetapi perbedaan itu hikmah.
Hal ini dikatakan Wakil Presiden RI Bapak Hi. M. Husuf Kalla saat memberikan kuliah umum di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Manado, yang terletak di Jalan Ring Road, Perkamil Manado, Minggu (23/4/2017) kemarin

Sekarang ini  ada 50 Institut Agama Islam Negeri yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu artinya dalam 5 juta penduduk terdapat 1 lembaga Pendidikan Tinggi Islam. “Kenapa itu dibutuhkan, karena Islam itu mengikuti jaman, Islam di Indonesia itu moderat, islam garis tengah, atau dikenal sekarang islam nusantara dimana dapat hidup berdampingan dengan agama yang lain,” kata Wapres.

Wapres juga menilai untuk belajar agama Islam tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri di Indonesia ada tempatnya yaitu IAIN. Oleh karena itu menurut Wapres mutunya harus ditingkatkan lebih baik. “Dibutuhkan suasana keilmuan dan suasana pembelajaran yang lebih baik,” tegasnya.

Hubungan antar agama di Sulut sangat baik, meski Sulut waktu yang lalu diapit oleh daerah -daerah konflik  di selatan dan utara terjadi pertikaian namun semua itu  tidak terjadi di Sulut.

Oleh karena itu beliau mengingatkan kepada semua agar selalu menghormati perbedaan. “Jangan perbedaan menimbulkan kebencian, dan kita harus mengembangkan persamaan-persamaan,” tegasnya.

Sementara itu Rektor IAIN Rufina Hunibala sangat mengapresiasi kedatangan Wapres bersama Ibu di kampusnya. Menurutnya, kunjungan Wapres ini merupakan perdana semenjak Kampus IAIN ini berdiri

Dijelaskannya, cikal bakal IAIN Manado adalah IAIN Sulut yang berkembang menjadi Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar dan bertransformasi menjadi STAIN tahun 1997 dan kembali menjadi IAIN Manado tahun 2014 hingga saat ini. Kini IAIN Manado memiliki 17 program studi yang tersebar di 4 fakultas.
Turut Hadir Gubernur Sulawesi.Utara Olly Dondokambey bersama Rita Dondokambey -Tamuntuan, Wakil.Gubernur  Sulut Steven O.E.Kandouw bersama Devi Kandouw -Tanos, Forkopimda.
( Humas Pemprov Sulut )  



Foto Wapres Membuka Pekan Kerukunan di Hotel Peninsula Manado

Wapres Tatap Muka Dengan PMI Sulut dan Foto bersama Gubernur serta Wakil Gubernur di Wisma Negara



 Wakil Presiden Republik Indonesia H Jusuf Kalla berkesempatan memberikan Pengarahan bagi jajaran Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sulut .Hal ini dilakukan Kalla,disela sela Kunjungan Kerjanya di Sulawesi Utara,Minggu (23/04) di Wisma Negara Bumi Beringin Manado.

 Beberapa Hal yang menjadi Perhatian Kalla,
Diantaranya Upaya yang perlu di ambil Pengurus PMI dalam meningkatkan Partisipasi Pendonor Aktif untuk mengatasi Masalah kekurangan Stok Darah Di Sulawesi Utara.

Selain itu, Kalla juga Mengharapkan agar Pelayanan Di PMI Sulut Semakin Ditingkatkan.

Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven Kandouw yang juga merupakan Ketua Palang Merah Sulut Mengapresiasi perhatian Dari Wakil Presiden Yang Juga Merupakan Ketua PMI Pusat Terkait Pengembangan Organisasi PMI Sulawesi Utara.

Turut Hadir dalam Kesempatan ini Menteri Hukum dan Ham Yasona Laoly,Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey Se,beserta Jajaran Pengurus PMI Sulut.
( Humas Pempriv Sulut )

Foto Penjemputan Wapres di VVIP Bandara

Sulut Rukun dan Damai, JK Puji Olly

Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dapat diwujudkan dalam keadaan negara yang rukun dan damai.

Hal itu dikatakan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat membuka kegiatan Pekan Kerukunan Nasional dan Global Christian Youth Conference di Hotel Sintesa Peninsula Manado, Minggu (23/4/2017) siang.

"Tujuan berbangsa untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Ini harus disertai kerja keras dan kedamaian. Harus Hidup rukun dengan sesama," katanya.

Jusuf Kalla juga mengapresiasi Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE yang dapat mempertahankan keadaan Sulut yang rukun meskipun terdiri dari suku dan agama yang berbeda-beda.

"Saya memberikan penghargaan kepada gubernur. Dunia selalu menghargai Indonesia dengan kerukunan agamanya. Walaupun dengan suku yang berbeda-beda kita tetap bersatu," imbuhnya.

Meskipun demikian, wakil presiden mengakui masih adanya penghalang kecil yang berusaha mengganggu perdamaian. Namun itu semua dapat diatasi. "Sering ada riak-riak tetapi kita tetap bersatu. Yang terpenting kita semua harus mengormati perbedaan," pungkasnya.

Selain perbedaan, dikatakan Kalla semua masyarakat juga memiliki kepercayaan yang tidak dapat dibantah lagi. "Kita juga memiliki persamaan yaitu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa," tegasnya.

Sebelumnya, di tempat yang sama Gubernur Olly Dondokambey, SE mengatakan meskipun dalam kemajemukan, kehidupan masyarakat Sulawesi Utara hingga saat ini berjalan dengan rukun dan damai. "Suasana kondusif ini adalah buah dari tingginya kesadaran masyarakat untuk selalu hidup berdampingan satu dengan yang lain dalam kerukunan," katanya.

Olly juga memuji peranan pihak TNI dan Polri yang selalu cepat tanggap dalam menangani gangguan stabilitas keamanan sehingga keadaan Sulut selalu damai. "Ini berkat karya nyata dan pengabdian yang tulus dari TNI, Polri, pemuka agama dan tokoh masyarakat yang senantiasa pro aktif merespon dan meredam isu-isu yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan kerukunan di daerah ini," imbuhnya.

Tidak hanya itu, menurut orang nomor satu di Sulut ini juga bahwa terciptanya keadaan Sulut yang rukun dan damai dikarenakan masyarakat selalu berpegangan pada falsafah yang berguna. "Falsafah Si Tou Timou Tumou Tou, empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dan Torang Samua Ciptaan Tuhan," ujarnya.

Kegiatan itu turut dihadiri Sekretaris Jenderal World Student Christian Federation (WSCF) Jurgete Necta Montes Rokas, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Ketua TP-PKK Sulut Ir. Rita Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK dr Kartika Devi Tanos, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Sekdaprov Edwin H. Silangen, SE, M.Si, Ketua Sinode GMIM Pdt. Dr. HWB Sumakul, Uskup Mgr. Joseph Suwatan dan Jajaran Forkopimda Sulut. (BerSin) (Humas Pemprov Sulut)