Jumat, 06 November 2015

Ibu Tri Rachayu Serahkan Bantuan Pendidikan di Meras


Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Sulawesi Utara, Ibu. Tri Rachayu Sumarsono, Jumat (6/11) kemarin, menyerahkan bantuan alat pendidikan di Kelurahan Meras Kec, Bunaken Kota Manado.
 Saat menyampaikan sambutannya, Isteri tercinta dari Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM ini mengatakan, pemberian bantuan sarana pendidikan ini merupakan rangkaian kunjungan Gubernur Soni Sumarsono pekan lalu yang melakukan bhakti sosial (bhaksos) penyaluran air bersih bersama Jurnalis Independen pemprov sulut(JIPS). Kata Rachayu kondisi geografis dan jumlah penduduk yang ada, mendorong keseriusan dan kesungguhan pemerintah provinsi Sulawesi Utara untuk memberikan dukungan keseriusan terhadap layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) guna pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan  lebih lanjut.
Rachayu juga mengatakan, Dimana pemerintah menargetkan setiap desa/kelurahan memilili satu lembaga PAUD. dengan menyiapkan sarana dan prasarana penunjang serta kurikulum yang standart di setiap kabupaten dan kota.
Nyonya Tri Rachayu Sumarsono 
Rachayu menambahkan lebih jauh, dengan terselenggaranya baksos kali ini, TP-PKK sulut menetapkan dimana TK,SD dan TPK di Kelurahan Meras, menjadi pilot project untuk menjadi binaan dari TP PKK provinsi. Rachayu juga mengatakan akan berembuk bersama TP PKK kota Manado untuk menyediakan sarana dan prasaran bagi TK dan PAUD untuk kelurahan meras yang representative.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Nasional provinsi Sulut, Asiano Gemmy Kawatu pada laporanya mengatakan, sangat berbangga dengan keberadaan JIPS yang sangat aktif peduli dengan aksi-aksi sosial, yang menyentuh masyarakat kecil.
Kawatu juga melaporkan kepada ketua TP PKK sulut bahwa TK PKK di kelurahan meras merupakan salah satu dari dua ribuan yang berada di sulut, Kata Kawatu yang seharusnya setiap desa dan kelurahan harus memiliki PAUD dan TK, namun diakuinya ada banyak juga yang belum layak di kategorikan sebagai TK dan PAUD, seperti TK-PKK dikelurahan meras yang masi perlu ditingkatkan lagi terlebih bangunan yang lebih layak.
Sementara itu, ketua TP-PKK kelurahan Meras Ibu Kelly Nontah, atas nama pemerintah dan masyarakat kelurahan Meras sangat berterima kasih atas Baksos TP PKK Sulut, yang sudah menambah koleksi sarana pendidikan bagi persekolahan di kelurahan meras, Nontah juga berterimakasi kepada JIPS, karena tanpa gerakan sosial JIPS tentunya hal ini belum bisa terpenuhi.

Adapun Bantuan yang diberikan oleh TP-PKK bersama Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Badan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (BP3A) pemprov sulut, meliputi bantuan pendidikan berupa paket alat permainan edukatif serie I-IV bermain sambil belajar dan alat permainan luncuran untuk TK PKK Kelurahan Meras. Sedangkan untuk SD GMIM 88 diberikan bantuan buku kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas I hingga kelas VI, satu unit timbangan digital, Microtoice, Biskuit serta Multivitamin, Lembar kain Batik Balita dan Sembako.
    Demikian Humas Pemprov Memberitakan.

Sulut Harus Swasembada Pajale






Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM, menegaskan lewat program Upaya Khusus (Upsus), daerah kita harus swasembada padi, jagung dan kedelai (pajale). Penegasan Gubernur itu disampaikan saat membuka Rakor Pelaksanaan Upsus Tanaman Pangan yang berlangsung di hotel grand puri Manado, Jumat (06/11) kemarin.
“ironi memang Sulut yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun sulit mencapai swasembada pajale. Karena itu lewat pelaksanaan Upsus ini, saya harapkan kita bisa swasembada pajale,” pintah Sumarsono.  
Upsus menurut Sumarsono, hanyalah  merupakan sasaran antara dari tujuan yang ingin dicapai, tinggal bagaimana keseriusan pemerintah daerah dalam mengairahkan rakyat kita untuk kembali ba kobong (bertani). Diakuinya banyak sarjana pertanian saat ini, sudah beralih profesi dan tidak lagi mengembangkan disiplin ilmunya kepada masyarakat petani, karena sudah ada yang bekerja di perbankan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, Dirjen Otda Kemendagri RI, mengajak sarjana pertanian sulut, mau kembali ba kobong membantu  menggairahkan para petani kita sehingga bisa  meningkatkan hasil pertanian, terutama pajale ini.
Kadis Pertanian dan Peternakan Sulut Ir Yohanes Panelewen menyebutkan, capaian produksi pajale sulut sampai September 2015 padi 673,711 ton, jagung 330,962 ton, kedelai 8,217 ton. (Humas Pemprov Sulut).
         

Sumarsono Canangkan Kegiatan HKN ke-51










Bertempat di Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes) Sulut Jalan 17 Agustus Manado, Jumat (06/11) kemarin, Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM mencanangkan pembukaan kegiatan dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-51 Tahun 2015 Tingkat Provinsi Sulut, yang ditandai dengan pelepasan balon yang berisi hadiah Rp. 1 Juta.
Pencanangan kegiatan HKN tersebut, diawali dengan jalan sehat bersama keluarga besar Dinkes Sulut bersama Gubernur Sumarsono serta pejabat Eselon II lingkup Pemprov Sulut.
Sumarsono mengakui, tantangan pembangunan di sektor kesehatan dan permasalahan saat ini semakin kompleks dan bahkan tak terduga dari waktu ke- waktu.
Penyakit menular seperti DBD, TBC, HIV-AIDS dan lain sebagainya sampai hari ini masih terus mengancam kesehatan masyarakat, sehingga perlu ada strategi khusus untuk mengatasinya. Namun disisi lain meningkatnya tren penyakit tidak menular turut menyerang di belahan masyarakat modern ini, ujar Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri RI ini, sembari berharap kiranya berbagai penyakit ini tidak akan menyurutkan semangat juang kita untuk menyehatkan dan mensejahterakan rakyat sulut, ujar jebolan S3 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.    
Kadis kesehatan Sulut dr Jemmy Lampus menyebutkan, Tema HKN Tahun ini adalah “Indonesia Cinta Sehat: Generasi Cinta Sehat Siap Membangun Negeri “ dengan Sub Tema “Dari pinggiran, kita Galang Generasi Sehat Untuk Mewujudkan Sulawesi Utara Hebat,” jelas Lampus.
Lampus menambahkan, kegiatan yang akan digelar yaitu, mengikuti pameran HKN tingkat nasional di Jakarta dengan melibatkan Disbudpar Sulut untuk promosi Visit manado 2016 “Marijo Ka Manado, bakti  social operasi katarak bersama TNI manunggal membangun desa ke-95 Tahun 2015 di Desa Dayoh pinolosian Bolsel, skrining penyakit matapada anak sekolah, senam sehat, donor darah, skrining penyakit tidak menular (PTM), lomba penyuluh gerakan serentak basmi DBD, lomba kebersihan dan keindahan antar bidang, pemilihan tenaga kesehatan teladan, pemilihan puskesmas berprestasi, serta puncak acara HKN akan dilaksanakan 18 Nopember 2015 mendatang, tandas mantan Dirut RSJ Ratumbuisang. Usai acara Gubernur dan pejabat pemprov melakukan pemeriksaan darah, urine serta melakukan vitnes di Balai Kesehatan Olahraga Dinkes Sulut. (Humas Pemprov Sulut).


Sumarsono : A Mononutu dan Bataha Santiago diusul jadi Pahlawan Nasional

Berdasarkan Undang2 Nomor 20 tahun 2009, tentang : Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Maka yang dimaksud dengan Pahlawan Nasional adalah gelar yang yang diberikan kepada WNI atau seseorang yang berjuang melawan penjajah di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI, yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara,atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Untuk itu, Penjabat Gubernur Sulut, DR Sumarsono,MDM, secara resmi membuka Seminar Nasional Ketokohan Calon Pahlawan Nasional, pada Jumat siang, 6/11, bertempat di Aryaduta Hotel Manado.
Oleh Pj Gubernur, Sumarsono, dalam awal sambutannya menilai seminar ini, adalah suatu apresiasi, dan hakekatnya bagaimana Negara hadir dlm menghargai keteladanan para tokoh atas karyanya, "dimana seperti diketahui, Provinsi Sulut
saat ini punya 8 Pahlawan Nasional, jika tahun depan, oleh Kementerian Sosial RI,  maka  2 tokoh ini yakni Arnold Mononutu dan Bataga Santiago, diberi anugerah gelar, akan ada 10 pahlawan Nasional, di Bumi Nyiur Melambai tercinta" tandas Soni, sapaan Akrab Pj Gubernur Sulut yang telah melewati 40 hari masa tugas selaku Gubernur Sulut.
    Seminar Nasional yang akan mengkaji dan menelaah kiprah dan eksisitensi calon pahlawan Nasional yakni Arnold Mononutu dan Bataga Santiago, dihadiri Sejarawan Nasional Prof Dr Nina H Lubis,MS, Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Prov Sulut,  Keluarga Besar A Monunutu dan Bataga Santiago, para Akademisi,Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Forum Komunikasi Nusa Utara serta Pejabat Dari Kementerian Sosial RI, nantinya akan menghasilkan Rekomendasi, untuk nantinya diteruskan ke Dunia Intelektual dan Menteri Sosial RI, sebagai bahan kajian dalam rangka pengusulan Calon Pahlawan Nasional kepada 2 Tokoh tersebut.
    Demikian Humas Pemprov Sulut memberitakan,