Keberhasilan
Gubernur Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang dalam membangun dan memajukan Sulut
terus menuai pengakuan. Tak tanggung-tanggung pujian untuk Putra terbaik Sulut
ini datang dari 2 orang Menteri sekaligus yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Roy
Suryo dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tiffatul Sembiring. Baik Suryo
maupun Tiffatul menilai bahwa komitmen memajukan daerah seperti yang dimiliki
Sarundajang harus diikuti dan juga dimiliki para Pejabat lain, khususnya para Kepala daerah. ‘’Keberhasilan
pak Sarundajang dalam memajukan Sulut patut diberikan apresiasi. Mengingat
posisi Sulut yang sangat stretegis sebagai daerah terluar yang berbatasan
langsung dengan negara lain, Gubernur Sulut mampu menjaga keutuhan dan
kebersamaan secara utuh, ’’ ujar Tiffatul saat memberikan sambutan pada
launching Merajut Indonesia beberapa pecan lalu. ‘’Komitmen seperti inilah yang
membuat Sulut banyak dipercayakan menggelar iven besar,’’ tambahnya yang
langsung diiyakan Suryo.
Pengakuan
dua tokoh penting dalam Kabinet Indonesia Bersatu ini sangatlah beralasan. Sejak diakselerasi dalam UU nomor 22 tahun 1999
yang terakhir direvisi menjadi UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, apa yang dimandatkan dalam undang-undang ini khususnya pemberian
kewenangan kepada Pemerintah Daerah mampu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh
Sarundajang. Buktinya, berdasarkan data dari BPS, ekonomi Sulut pada akhir
tahun 2012 tumbuh 7,86 persen, mengalami percepatan dibandingkan tahun 2011
yang tumbuh sebesar 7,39 persen. Di tahun 2012 lalu, bahkan hampi
r tengah tahun 2013 ini, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif.
Pertumbuhan
tertinggi terjadi di Sektor konstruksi yang mencapai 10,29 persen, yang diikuti
pada pertumbuhan sektor keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan sebesar 10,22
persen. Tiga sektor ekonomi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi Sulut yakni sektor konstruksi sebesar 1,64 persen, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran sebesar 1,51 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 1,28
persen.
Dalam
masa kepemimpinannya, Sarundajang mampu membawa Sulut mencapai nilai PDRB atas
dasar harga berlaku senilai Rp 47,20 triliun dan secara riil (atas harga
konstan 2000) senilai Rp 21,29 triliun. Tiga kontributor utama dalam
pembentukan PDRB ini adalah sektor jasa 18,04 persen, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran 17,60 persen, dan sektor konstruksi 17,29 persen. Hal ini
bisa terwujud karena Gubernur dua periode pilihan rakyat tersebut punya sikap
ngotot untuk memajukan Sulut, terus melakukan lobi agar Sulut banjir dengan
berbagai iven nasional maupun internasional. Bahkan tak tanggung-tanggung,
tokoh pluralisme ini melakukan manuver agar
untuk merangsang para investor menanamkan modal di Sulut. ‘’Pembangunan di Sulut terus mengalami peningkatan. Bahkan dengan
berbagai keberhasilan yang ada, Sulut semakin dikenal di kancah internasional.
Pak Sarundajang telah mampu mengharumkan nama Indonesia melalui kepemimpinan
beliau di Sulut,’’ aku Suryo sembari menambahkan bahwa terkait status Sulut
sebagai wilayah perbatasan negara, kebijakan yang ditempuh Sarundajang dinilai
sangat potensial ditinjau dari sisi perekonomian, keamanan dan pertahanan. Umumnya
wilayah perbatasan rentan dengan permasalahan seperti pelintas batas ilegal
(illegal traficking), penyelundupan, keamanan sampai kepada sengketa perbatasan.
Tapi dengan tegasnya paradigma kepemimpinan doctor honoris cause tersebut dalam
pengelolaan perbatasan negara, yakni dari pendekatan yang semata-mata hanya
pada bidang keamanan (security approach) menjadi pendekatan secara bersamaan
antara keamanan dan pembangunan kesejahteraan (prosperity approach), maka Sulut
tetap terkenal sebagai wilayah yang aman dan tetap kondusif. (Jubir Pemprov
Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)