Selasa, 15 Oktober 2013

Pemprov Sulut Rintis Kerjasama Provinsi: Sulut dan Tottori Jepang



Kerjasama antar daerah dalam satu negara, bahkan dengan daerah di negara lain, menjadi semakin penting di era otonomi dan globalisasi ini. Hal ini juga sudah ditegaskan dalam PP No. 50 tahun 2007 tentang Kerjasama Daerah. Gubernur Sulawesi Utara Dr. S.H Sarundajang melalui Kepala Biro Pemerintahan dan Humas menyatakan bahwa, terkait dengan kebijakan dan terobosan strategis bapak Gubernur untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik, maka pengembangan kerjasama daerah dengan negara lain adalah sangat penting dalam kerangka perdagangan internasional, dan peluang dengan Jepang adalah sangat strategis.
Dalam kaitan itu, pada kesempatan mengikuti Program Local Government Exchange and Cooperation Seminar 2013 di Jepang, Pemprov Sulut yang dihadiri oleh Kepala Biro Pemerntahan dan Humas Dr. Noudy R. P Tendean, SIP, M.Si, melakukan rintisan kerjasama daerah provinsi antara Provinsi Sulawesi Utara dengan Prefecture Tottori Jepang. Prefecture dalam sistem pemerintahan Jepang adlah setingkat provinsi di Indonesia. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu 5 s/d 11 Oktober 2013, diikuti oleh 6 negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunai Darrussalam, Singapura, Thailand, Kamboja, dan ditambah India. Program ini merupakan kerjasama Kementerian Dalam Negeri dan Council of Local Authorities for International Relation (CLAIR) Jepang, dengan tujuan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pemerintahan local diberbagai Negara dan memberikan peluang untuk mengembangkan networking dengan pemerintah Jepang melalui program yang difasilitasi CLAIR dalam rangka pengembangan daerah di era global saat ini.
Menurut Tendean, program ini terbagi dalam 2 hari kegiatan seminar berlangsung di kantor Pusat CLAIR (Council of Local Authorities for International Relation) di Tokyo, dan 3 hari kunjungan lapangan ke Prefecture Tottori dan Chizu City, ke beberapa kawasan industry Yasuda Precision Co.Ltd, Tottori Institute of Industrial Technology, dan kawasan wisata Tottori Sand Dunes and Museum, Uradome Kaigan, The Natural Garden, Hanakairo Flower Park, dan Misasa Hotsprings.
Dalam kunjungan ke Prefecture Tottori, Delegasi Local Government Exchange diterima langsung oleh Gubernur Prefecture Tottori Dr.Shinji Hirai, beserta jajaran, yang dilanjutkan dengan upacara penyambutan dengan Japanesee Style dengan minum teh Jepang , dan malamnya dilakukan Welcome Dinner di Hotel The New Otani Tottori.
Pada hari kelima dilanjutkan dengan session opinion exchange dan sharing pengalaman. Antara lain bagaimana pemerintah Provinsi Tottori melakukan pengembangan ekonomi, industry dan ekspansi menuju pasar Southeast Asian, serta Strategi Promotion Tourism yang sangat berhasil. Dalam kesempatan pembahasan tentang international cooperation telah disampaikan usulan rintisan peluang kerjasama Sister Province antara Provinsi Sulawesi Utara dengan Prefecture Tottori Jepang, khususnya dalam pengembangan local government, sector industry, dan pariwisata, dan disambut baik oleh Gubernur Prefecture Tottori Shinji Hirai, beserta jajaran Pemerintah Prefecture Tottori, yang menyatakan Jepang dan khususnya Pemerintah Local Tottori sangat menyambut baik setiap upaya pengembangan kerjasama dalam berbagai bidang dari daerah dalam lingkup internasional. Karena tujuan dari program CLAIR ini antara lain adlah bagaimana menginternasionalisasikan kemajuan Jepang yang dapat bermanfaat bagi Negara-negara lain, khususnya lingkup ASEAN. Tendean menambahkan, ada banyak pengalaman dan pembelajaran penting yang dapat diaplikasikan di daerah dari pelaksanaan kegiatan ini, dan peluang ini ke depan tentunya akan ditindaklajuti sesuai ketentuan yang berlaku dengan melibatkan sector dan dinas terkait, Sulut dengan segala potensi sumberdaya alam yang besar, tidak kalah dengan Jepang harus mampu mengambil manfaat dari peluang kerjasama ini untuk kemajuan daerah.
Semua rangkaian kegiatan diakhiri dengan Farewell Dinner bersama Team Leader CLAIR, dengan pertukaran cenderamata antar delegasi dan Pimpinan CLAIR, yang berlangsung di Hotel Izanro Iwasaki Misasa Town.
(Catatan penugasan Karo Pemhumas DR. Noudy Tendean ke Jepang)



Satu-satunya Gubernur, SHS terima penghargaan ‘Maritime Leadership in Government Award’


Kejayaan negara kita adalah di laut, sejarah mencatat bahwa nenek moyang kita di era kerajaan Majapahit dan Sriwijaya mempu mempersatukan nusantara karena kedigdayaan mereka menguasai perairan yang membentang sepanjan wilayah kepulauan negeri-negeri rumpun Melayu “Malay Archipelego” yang sangat kaya akan kandungan Sumber Daya Alamnya. “Sudah saatnya kejayaan itu kita rebut kembali. Di laut kita jaya dan disanalah letak kesejahteraan bangsa kita”, demikian diungkapkan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof. DR. Emil Salim dalam sambutannya pada acara the 3rd Anniversary Indonesia Maritime Institute yang digelar di Balai Kartini Jakarta, Senin(14/10). Dijelaskan Emil, selama ini pembangunan lebih berorientasi pada daratan yang pada kenyataannya, wilayah daratan di negara kita hanya sekitar 25% dari total keseluruhan luas wilayah kita, sedangkan 75% adalah wilayah laut. “Kita harus merobah orientasi ini, kejayaan laut kita melingkupi semua aspek, baik ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan dan sebagainya. Oleh karena itu, menurut saya negeri ini kedepan membutuhkan pemimpin yang mempunyai visi kemaritiman untuk dapat mengarahkan pembangunan kemaritiman sehingga berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat”, kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto tersebut.
Selanjutnya Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang diwakili Sekjen Prof. Ir. Sjarief Wijaya, PhD menyampaikan sambutan yang mengurai tentang peluang-peluang Indonesia dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat melalui potensi kelautan yang dikandung negeri ini. “Praktisnya, konsep ‘Blue Economy’ adalah konsep yang paling jitu dalam rangka menggali potensi kelautan kita. Blue Economy bukan hanya berbicara tentang prinsip ekonomi semata dalam mengeksploitasi laut kita, tapi juga berbicara tentang keberlanjutan ekosistem, kelestarian alam dan juga aspek social masyarakat kita”, imbuh Sjarief.
Menteri Pertahanan RI DR. Purnomo Yusgiantoro tampil membawakan ‘Keynote Speech’ dengan mengangkat topik “Pemimpin Bervisi Maritim Solusi Kejayaan Indonesia”. Dalam pidatonya, Menhan mengatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kondisi maritim di negara kita harus segera dibenahi. Beberapa regulasi yang ada pada faktanya belum secara optimal mengangkat potensi laut di Indonesia dan hal itu justru berimbas pada permasalahan-permasalahan pertahanan dan kedaulatan bangsa. “Hal ini perlu kita seriusi dan kita bicarakan bersama. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia namun kita belum mampu menterjemahkan ini dalam program-program pembangunan secara praktis. Kita memiliki banyak pakar yang ahli dalam bidang kelautan dan saya yakin kita mampu untuk merealisasikannya”, kata Purnomo. Meneri kemudian membuka secara resmi rangkaian kegiatan seusai menyampaikan sambutannya.
Hadir dalam kegiatan ini beberapa tokoh nasional dan pejabat-pejabat pemerintahan serta dari TNI-AL yaitu Prof. DR. Emil Salim selaku Ketua Watimpres, Wakil Menteri Perindustrian RI, Prof. DR. Alex Retraubun, MSc, Kepala Staf Angkatan Laut TNI Laksamana TNI DR. Marsetio, MM, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Prof. DR. Sarwono Kusumaatmaja, Dirjen KP3K-KKP DR. Sudirman Saad.
SHS Terima Penghargaan “Maritime Leadership in Government Award”
Pada kesempatan tersebut sejumlah 8 tokoh dan figur diberi penghargaan oleh Indonesia Maritime Institute karena dinilai paling berkompeten dan memberikan kontribusi yang nyata dalam bidang kemaritiman di Indonesia. Gubernur Sulut DR. S.H. Sarundajang merupakan satu-satunya kepala daerah yang menerima penghargaan ini dalam kategori “Maritime Leadership in Government” atau pemimpin di pemerintahan yang merorientasi kemaritiman. Diberikan penghargaan tersebut kepada Sarundajang bukan tanpa sebab, menurut Prof. DR. Deitriech H. Bengen, DEA selaku dewan Pembina IMI, Sarundajang telah menunjukkan dedikasi dan sumbangsih nyata terhadap pembangunan kemaritiman di Indonesia. “Keberhasilan Pak Sarundajang menyelenggarakan WOC, Sail Bunaken dan beberapa event di yang terkait dengan kelautan di daerah Sulawesi Utara sangat berhasil dan manfaatnya sampai di tingkat dunia. Beliau juga berhasil dalam menerapkan program-program pembangunan kemaritiman dan dapat menjadi contoh bagi pemimpin yang lain”, terangnya. Seperti diketahui, SHS juga merupakan satu-satunya peserta konvensi Calon Presiden di Partai Demokrat yang mengangkat konsep Blue Economy dan diakui para peserta lain sebagai pemikiran yang sangat brilian. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulut Ir. Ronald Sorongan yang saat ini mendampingi Gubernur SHS ketika ditanyakan bahwa penghargaan yang diberikan ini adalah murni penilaian yang diberikan oleh IMI.
Berikut para penerima penghargaan dari Indonesia Maritime Institute:
1. Lifetime Achievement for Maritime Figure: Prof. Dr. Hasjim Djalal, MM
2. Maritime Security and Defence: Laksamana TNI Dr. Marsetio, MM (Kepala Staf TNI AL)
3.Maritime Leadership in Government: Dr. Harry Sinyo Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara)
4. Maritime Woman: Laksda TNI Christina M. Rantetana, M.Ph
5. Maritime Technology Innovation: Aqua-Tec yang diwakili oleh Bapak Andi Jayaprawira Sunadiman
6.Maritime Advocation:
AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
7. Maritime Adventurer: WANDARI
8. Maritime Student Organization: Himitekindo (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia) di wakili oleh Sekjen Himitekindo (Ajeng Ayu Eviolita)
(Juru bicara Pemprov Sulut Judhistira Siwu, SE, MSi )


 

Satu-satunya Gubernur, SHS terima penghargaan ‘Maritime Leadership in Government Award’


Kejayaan negara kita adalah di laut, sejarah mencatat bahwa nenek moyang kita di era kerajaan Majapahit dan Sriwijaya mempu mempersatukan nusantara karena kedigdayaan mereka menguasai perairan yang membentang sepanjan wilayah kepulauan negeri-negeri rumpun Melayu “Malay Archipelego” yang sangat kaya akan kandungan Sumber Daya Alamnya. “Sudah saatnya kejayaan itu kita rebut kembali. Di laut kita jaya dan disanalah letak kesejahteraan bangsa kita”, demikian diungkapkan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof. DR. Emil Salim dalam sambutannya pada acara the 3rd Anniversary Indonesia Maritime Institute yang digelar di Balai Kartini Jakarta, Senin(14/10). Dijelaskan Emil, selama ini pembangunan lebih berorientasi pada daratan yang pada kenyataannya, wilayah daratan di negara kita hanya sekitar 25% dari total keseluruhan luas wilayah kita, sedangkan 75% adalah wilayah laut. “Kita harus merobah orientasi ini, kejayaan laut kita melingkupi semua aspek, baik ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan dan sebagainya. Oleh karena itu, menurut saya negeri ini kedepan membutuhkan pemimpin yang mempunyai visi kemaritiman untuk dapat mengarahkan pembangunan kemaritiman sehingga berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat”, kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto tersebut.
Selanjutnya Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang diwakili Sekjen Prof. Ir. Sjarief Wijaya, PhD menyampaikan sambutan yang mengurai tentang peluang-peluang Indonesia dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat melalui potensi kelautan yang dikandung negeri ini. “Praktisnya, konsep ‘Blue Economy’ adalah konsep yang paling jitu dalam rangka menggali potensi kelautan kita. Blue Economy bukan hanya berbicara tentang prinsip ekonomi semata dalam mengeksploitasi laut kita, tapi juga berbicara tentang keberlanjutan ekosistem, kelestarian alam dan juga aspek social masyarakat kita”, imbuh Sjarief.
Menteri Pertahanan RI DR. Purnomo Yusgiantoro tampil membawakan ‘Keynote Speech’ dengan mengangkat topik “Pemimpin Bervisi Maritim Solusi Kejayaan Indonesia”. Dalam pidatonya, Menhan mengatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kondisi maritim di negara kita harus segera dibenahi. Beberapa regulasi yang ada pada faktanya belum secara optimal mengangkat potensi laut di Indonesia dan hal itu justru berimbas pada permasalahan-permasalahan pertahanan dan kedaulatan bangsa. “Hal ini perlu kita seriusi dan kita bicarakan bersama. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia namun kita belum mampu menterjemahkan ini dalam program-program pembangunan secara praktis. Kita memiliki banyak pakar yang ahli dalam bidang kelautan dan saya yakin kita mampu untuk merealisasikannya”, kata Purnomo. Meneri kemudian membuka secara resmi rangkaian kegiatan seusai menyampaikan sambutannya.
Hadir dalam kegiatan ini beberapa tokoh nasional dan pejabat-pejabat pemerintahan serta dari TNI-AL yaitu Prof. DR. Emil Salim selaku Ketua Watimpres, Wakil Menteri Perindustrian RI, Prof. DR. Alex Retraubun, MSc, Kepala Staf Angkatan Laut TNI Laksamana TNI DR. Marsetio, MM, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Prof. DR. Sarwono Kusumaatmaja, Dirjen KP3K-KKP DR. Sudirman Saad.
SHS Terima Penghargaan “Maritime Leadership in Government Award”
Pada kesempatan tersebut sejumlah 8 tokoh dan figur diberi penghargaan oleh Indonesia Maritime Institute karena dinilai paling berkompeten dan memberikan kontribusi yang nyata dalam bidang kemaritiman di Indonesia. Gubernur Sulut DR. S.H. Sarundajang merupakan satu-satunya kepala daerah yang menerima penghargaan ini dalam kategori “Maritime Leadership in Government” atau pemimpin di pemerintahan yang merorientasi kemaritiman. Diberikan penghargaan tersebut kepada Sarundajang bukan tanpa sebab, menurut Prof. DR. Deitriech H. Bengen, DEA selaku dewan Pembina IMI, Sarundajang telah menunjukkan dedikasi dan sumbangsih nyata terhadap pembangunan kemaritiman di Indonesia. “Keberhasilan Pak Sarundajang menyelenggarakan WOC, Sail Bunaken dan beberapa event di yang terkait dengan kelautan di daerah Sulawesi Utara sangat berhasil dan manfaatnya sampai di tingkat dunia. Beliau juga berhasil dalam menerapkan program-program pembangunan kemaritiman dan dapat menjadi contoh bagi pemimpin yang lain”, terangnya. Seperti diketahui, SHS juga merupakan satu-satunya peserta konvensi Calon Presiden di Partai Demokrat yang mengangkat konsep Blue Economy dan diakui para peserta lain sebagai pemikiran yang sangat brilian. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulut Ir. Ronald Sorongan yang saat ini mendampingi Gubernur SHS ketika ditanyakan bahwa penghargaan yang diberikan ini adalah murni penilaian yang diberikan oleh IMI.
Berikut para penerima penghargaan dari Indonesia Maritime Institute:
1. Lifetime Achievement for Maritime Figure: Prof. Dr. Hasjim Djalal, MM
2. Maritime Security and Defence: Laksamana TNI Dr. Marsetio, MM (Kepala Staf TNI AL)
3.Maritime Leadership in Government: Dr. Harry Sinyo Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara)
4. Maritime Woman: Laksda TNI Christina M. Rantetana, M.Ph
5. Maritime Technology Innovation: Aqua-Tec yang diwakili oleh Bapak Andi Jayaprawira Sunadiman
6.Maritime Advocation:
AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara)
7. Maritime Adventurer: WANDARI
8. Maritime Student Organization: Himitekindo (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia) di wakili oleh Sekjen Himitekindo (Ajeng Ayu Eviolita)
(Juru bicara Pemprov Sulut Judhistira Siwu, SE, MSi )

 
   

Kansil Sumbang Sapi Qurban di Al Kahfi Mayondi

Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari Kansil MPd setiap menjelang  Hari raya Idul Adha, selalu berqurban bagi umat muslim di daerah ini. Hewan qurban yang disumbangkan kali ini berupa satu ekor sapi yang di berikan kepada Jamaah Masjid “Al Kahfi” Mayondi Kel, Kombos Timur Kec, Singkil Manado, usai mengikuti Solad Idul Adha (10 Dsulhijah1434 H) di Masjid tersebut, Selasa (15/10) kemarin.
Kansil mengatakan, Idul Adha (hari raya qurban) memiliki makna yang dalam dan luas yang melambangkan keluhuran dan kesucian agama islam sebagai agama yang memiliki kepedulian sosial yang amat besar serta mengutamakan moral dan akhlakul kariman dalam mewujudkan perdamaian dan kedamaian.
Karena itu sebagai wahana religius sosial untuk saling menghargai dan menghormati sesama manusia sebagai ciptaan sang khalik, saling membantu dan berbagi kasih serta sebagai sarana untuk semakin mempererat ikatan persaudaraan dan kebersamaan. Untuk itulah syariat islam menuntun dan menuntut kita untuk melaksanakan





amal saleh dan kebajikan yang bermanfaat bagi sesama umat manusia, ujarnya. Usai menyampaikan sambutan Kansil langsung menyerahkan sapi qurban kepada Imam masjid Al Kahfi Hiliman Mangangkum. (Kabag humas Judisthira Siwu selaku jubir pemprov).