Kamis, 08 Juni 2017

Ribuan Lansia Akan Berkumpul di Mitra





Hari Lanjut Usia Nasional ( HLUN ) dirangkaikan denganJambore Lansia untuk Sulawesi Utara akan dilaksanakan  di Desa Rasi  Minahasa Tenggara tepatnya pada tanggal 13 Juni 2017 , rencananya akan dihadiri sekitar 2000 orang lanjut usia (Lansia).

Untuk itu Wakil Gubernur (Wagub) , Steven O.E  Kandouw sebagai Ketua Komisi Daerah (Komda) Lansia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Memimpin rapat persiapan teknis pelaksanaan kegiatan.

Dalam rapat persiapan terakhir pelaksanaan acara yang dipimpim langsung Wagub di ruang rapatnya kamis ( 08/06 ) kemarin , sejumlah persiapan akhir dibahas. Hal itu, dalam rangka kelancaran acara nanti. Sejumlah kegiatan juga dipersiapkan oleh panitia pelaksana bagi para lansia. Rencananya juga para lansia akan menerima sejumlah bantuan dan door prize  dari Pemerintah Provinsi Sulut dan pihak pihak yang membantu kegiatan tersebut.

Wagub dalam arahannya mengatakan, kegiatan tersebut harus berjalan sukses. “Seluruh panitia yang dipercayakan membidangi dan diberi tanggungjawab masing-masing agar bekerja dengan baik,” kata Kandouw. 
Yang hadir dalam rapat tersebut Pejabat Eselon 2 dilingkup Pemprov Sulut, Perwakilan dari Bank BRI, Pengadaian, Bank Sulut,BPJS dan Taspen .
( Humas Pemprov Sulut )


  



Literasi Media Cegah Radikalisme dan Terorisme di Sulut

Akhir-akhir ini Indonesia dihujani berita radikalisme dan terorisme. Karena itu, peran pers sangat dibutuhkan untuk menjaga kedamaian di tengah masyarakat.

Hal itu terungkap dalam sambutan Gubernur Olly Dondokambey, SE yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Steven Liow, S.Sos dalam kegiatan literasi media sebagai upaya cegah dan tangkal radikalisme dan terorisme di masyarakat yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulut di Hotel Ibis Manado, Kamis (8/6/2017) siang.

"Marilah menjadi jurnalisme damai, karena sejatinya jurnalisme damai mampu melawan dan mengurangi kekerasan seperti yang dianut paham radikal dan teroris dan mampu menjadi komponen bangsa untuk menciptakan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat," ujarnya.

Namun disadari pula bahwa penyebaran gerakan radikalisme dan terorisme sedikit banyak dipengaruhi oleh kecenderungan pemberitaan media. Dijelaskan gubernur, bahwa industri media berperan untuk mencegah masuknya paham menyimpang tersebut ke Sulut.

"Peran dan tanggung jawab industri media senantiasa diharapkan dalam upaya pencegahan dan penangkalan masuk serta berkembangnya gerakan radikalisme dan terorisme," tandasnya.

Lebih jauh, masih dalam sambutannya, Gubernur Olly optimis pelaksanaan literasi media dapat diaplikasikan seluruh peserta sekaligus menutup peluang tumbuhnya bibit paham radikalisme dan terorisme. 

"Literasi media saat ini menjadi penting dan sangat diharapkan dan dapat diaktualisasikan dalam pemberitaan, termasuk untuk tidak memberi ruang pada kekerasan dalam narasi pemberitaan mengenai radikalisme dan terorisme," imbuhnya.

Diketahui, fenomena global gerakan radikalisme dan terorisme semakin mengusik keamanan dan ketertiban negara. Salah satu bukti nyata adalah konflik baku tembak yang berkecamuk antara Militer Filipina dan Kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi.

Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Filipina, tentunya hal ini menjadi sebuah ancaman besar bagi Indonesia, terlebih Sulut yang berhadapan langsung sangat berpotensi menjadi jalur masuk, tempat transit bahkan tidak tertutup kemungkinan menjadi lokus aksi bagi pelaku terorisme.

Di tempat yang sama, Anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi, menyatakan, pers atau media massa jangan menjadi senjata teroris, sebab para penganut aliran radikalisme menjadikan sarana media untuk menyebar rasa ketakutan.

"Teroris sangat pintar sekarang ini menjadikan sarana media untuk menyebar ketakutan, maka hati-hati memberitakan segala aksi terorisme," ujarnya didampingi Ketua FKPT Sulut James Tulangow, SE.

Menurutnya, yang menjadi senjata utama teroris adalah pemberitaan yang berlebihan dari media massa. Akhirnya menjadi teror yang teramat besar.

"Hingga pesan mereka sampai dan sukses, tidak sadar kita media telah membantunya, hal ini jangan sampai terjadi," tandas Silalahi.

Adapun kegiatan tersebut turut diikuti perwakilan dari praktisi humas, dosen, mahasiswa, pelajar dan Polda Sulut. (BerSin) (Humas Pemprov Sulut)