Jumat, 16 Juni 2017

Wagub Kandouw Hadir di Rakor Penyerahan Hasil Seleksi Kompetensi Guru Garis Depan.


Wakil Gubernur  Steven O.E Kandouw menghadiri rapat Koordinasi  dalam rangka Penyerahan  Penetapan Kebutuhan Formasi dan Hasil seleksi Kompetensi Dasar Guru Garis Depan ( GGD ) 2016 bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya  jalan Jenderal Sudirman Kav 86 Jakarta Pusat  Jumat ( 16/06 ) Kemarin.

Kegiatan Ini dalam rangka implementasi Nawa Cita ke-3 Presiden Joko Widodo yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam Kerangka Kesatuan Republik Indonesia.


Dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui  surat  nomor B/2637/07/2016 tanggal 28 juli 2016 tentang Formasi Guru Gariis Depan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan  telah menyetujui  penambahan kebutuhan pegawai aparatur sipil negara du bidang pendidikan melalui pengadaan CPNS GGD.


Untuk diketahui CPNS GGD atau CPNS Guru Garis Depan adalah merupakan calon pegawai negeri sipil yang proses penerimaannya menggunakan alokasi formasi CPNS daerah, akan tetapi proses seleksinya dikoordinasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rangkaian proses penerimaan CPNS GGD, mulai dari pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, seleksi tes kompetensi bidang hingga proses pengumuman kelulusan dikoordinasikan oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan  bukan  dari Pemerintah Provinsi maupun pemerintah kabupaten.

Alokasi formasi CPNS GGD ditetapkan oleh kementerian PAN RB setelah sebelumnya pemerintah daerah/kabupaten mengajukan kekurangan guru dan tenaga pengajar di daerahnya masing masing, terutama di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Dan tentu saja proses pengajuan haruslah melewati beberapa fase dan salah satu fase terpenting adalah analisa jabatan. Analisa jabatan itu sendiri bisa disebut sebagai suatu proses kegiatan pengumpulan, penilaian dan penyusunan berbagai informasi secara sistematis yang berkaitan dengan jabatan dengan tujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Para guru GGD tersebut akan mendapat gaji pokok dari Pemda dan mendapat tunjangan khusus dari pemerintah pusat. Mereka terhitung PNS pusat yang dipermanenkan di daerah. Para guru tersebut akan mengabdi di tempat daerah 3T secara permanen.

Kehadiran guru GGD di daerah 3T diharapkan dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat sekitar, terutama murid dan masyarakat lingkungan sekolah. Pasalnya, menjadi guru di daerah terpencil tentu bukan hanya sebagai pengajar tetapi harus dapat menjadi inspirasi dan teladan. Maka sangat dibutuhkan sikap loyalitas untuk dapat ditiru.

Program guru garis depan atau GGD hanya bisa diikuti oleh sarjana yang pernah ikut dalam program SM3T, hal tersebut merupakan ketetapan pemerintah, karena program GGD adalah program yang terintegrasi dengan program SM3T jadi bisa dipastikan bahwa tidak semua pihak bisa mendaftar menjadi guru garis depan (GGD), melainkan hanya orang tertentu yang memenuhi kualifikasi dan syarat yang telah ditetapkan pemerintah yang bisa mendaftar menjadi guru GGD.
Kegiatan ini direncanakan berlangsung dari tanggal 16 s/d 17 Juni 2017.



OD-SK Siap Dongkrak SDM Pariwisata Sulut

Keindahan alam Sulawesi Utara menjadi alasan dipilihnya provinsi berjulukan Bumi Nyiur Melambai itu  oleh Kementerian Pariwisata RI sebagai kawasan wisata unggulan di Indonesia.

Keunggulan itu terus mendorong Pemprov. Sulut yang dipimpin pasangan Gubernur Olly Dondokambey, SE dan Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandouw atau duet OD-SK itu untuk mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata untuk mencetak tenaga profesional dalam pengembangan potensi pariwisata di Sulut.

Hal itu disampaikan Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS dalam kegiatan pengembangan kompetensi SDM Bidang Kepariwisataan di Hotel Peninsula Manado, Jumat (16/6/2017) siang.

"Kita harus mempersiapkan SDM di bidang pariwisata. Provinsi Sulawesi Utara adalah satu dari sepuluh destinasi wisata unggulan di Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata," kata Silangen dihadapan ratusan peserta.

Menurutnya, keunggulan itu harus diimbangi dengan kesiapan SDM pariwisata. Itu adalah final dan tidak dapat ditawar lagi untuk melayani sebaik mungkin para wisatawan yang berkunjung ke Sulut.

"SDM adalah ujung tombak. Bagaimana bisa meningkatkan pariwisata jika SDM tidak siap? Bukan tidak mungkin turis akan jenuh. Kualitas SDM sangat penting sehingga mampu sepenuh hati melayani wisatawan dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki," tandasnya.

Karena itu, ditambahkan Silangen, pihak Pemprov. Sulut akan terus memberikan pelatihan kepada pelaku pariwisata demi terwujudnya kualitas SDM pariwisata yang memuaskan.

"Ada standar dalam menyambut turis. Bapak gubernur telah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan pelatihan dan kursus bahasa kepada pelaku usaha pariwisata, aparat kepolisian dan lainnya," ucapnya.

Silangen juga menyebutkan potensi pariwisata di Sulut tidak dapat dikerjakan sendiri oleh pemerintah daerah sehingga harus melibatkan semua pelaku pariwisata lainnya.

"Ini berat jika hanya dijalankan pemerintah. Saya harap semua pelaku pariwisata dapat bekerja sama sehingga dapat mendatangkan lebih banyak turis ke Sulut dan tentunya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik," tegasnya.

Terkait meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sulut, dikatakan Silangen tidak terlepas dari peranan Gubernur Olly yang berjasa membuka penerbangan langsung dari Tiongkok ke Sulut pada tahun 2016.

"Sejak tahun lalu bapak gubernur membuka penerbangan langsung dari Tiongkok yang membuat pertumbuhan ekonomi sulut berada di angka 5,6 persen pada tahun lalu. Apalagi dengan rencana menambah penerbangan lagi dari berbagai negara lainnya seperti Korea Selatan tentunya pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi dari sekarang," imbuhnya.

Meskipun kunjungan wisatawan menunjukkan hasil memuaskan, hal itu ditegaskan Sekdaprov perlu diimbangi dengan pembenahan fasilitas pariwisata hingga sesuai standar.

"Banyak turis yang datang ke Sulut. Karena itu destinasi wisata di 15 kabupaten dan kota yang ada akan dilakukan pembenahan sehingga semuanya sesuai standar," jelas Silangen.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Daniel Mewengkang optimis kegiatan pengembangan kompetensi SDM kepariwisataan tersebut dapat meningkatkan kemampuan seluruh peserta dari berbagai profesi itu.

"Kegiatan ini pasti mempengaruhi semua lini di bidang kepariwisataan. Baik yang bekerja sebagai sopir, pemandu wisata dan lainnya akan ditingkatkan kemampuannya dalam melayani wisatawan. Ada beberapa level atau tingkatan dalam pengembangan kompetensi ini. Nantinya kegiatan serupa akan diselenggarakan lagi," ujarnya.

Diketahui, tren kunjungan wisatawan asing ke Sulawesi Utara menunjukkan angka menanjak dalam tiga bulan pertama 2017. Selama kuartal I/2017, kunjungan wisatawan asing ke Bumi Nyiur Melambai mencapai 17.941 turis.

Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan asing selama kuartal I/2017 melesat hingga lima kali lipat dari posisi kuartal I/2016 yang hanya mencapai 3.467 turis.

Berdasarkan asal negaranya, turis yang melawat ke Sulawesi Utara didominasi dari China. Sejak awal tahun, turis asal Negeri Tirai Bambu selalu menempati urutan pertama asal negara yang berkunjung ke Sulut.

Adapun, di Maret 2017, jumlah turis China yang melancong mencapai 3.889 turis atau 75,54 persen. Sejak tahun lalu Bandara Sam Ratulangi di Manado sudah menerapkan kebijakan bebas visa untuk 169 negara.

Di sisi lain, peningkatan kunjungan wisatawan asing ke Sulawesi Utara berbanding lurus terhadap kinerja perhotelan. Tingkat penghunian kamar atau okupansi hotel di Maret 2017 naik 11,43 poin secara bulanan menjadi 68,16 persen. Secara tahunan, okupansi per Maret 2017 juga lebih tinggi dibandingkan dengan posisi Maret 2016 sebesar 65,58 persen. 

Adapun kegiatan tersebut turut dihadiri Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI Gusti Ngurah Putra P, SE, CHT , para pemandu wisata dan tenaga kerja hotel dan restoran di Sulut. (BerSin) (Humas Pemprov Sulut)