Jumat, 25 Maret 2016

Gubernur dan Ibu Ritha Ikut pembasuhan Kaki dan Perjamuan di Moria

Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE dan Ibu Ir Ritha Dondokambey Tamuntuan, dalam perayaan Ibadah Jumat Agung (25/03) di Jemaat GMIM Moria Kolongan Wil. Kalawat Dua Minut mengikuti prosesi pembasuhan kaki yang dilayani oleh Ketua BPMJ Moria Pdt Ny. Kowaas Manoppo MTh, serta mengikuti perjamuan kudus.
Ikut ambil bagian pula Anggota Deprov Sulut  Dra Adriana Dondokambey MSi dan Ketua DPRD Minut Berti Kapojos SSos keduanya tercatat sebagai Pelayan Khusus (Pelsus) di jemaat tersebut.
Ibadah  Jumat Agung ini berlangsung khusuk, nampag nuansa persaudaraan yang rukun terpancar dari raud wajah  dari para jemaat mulai dari Kolom 1 sampai Kolom 12, mengingat orang nomor satu di sulut berbaur bersama jemaat dalam ibadah jumat agung kali ini.
Dalam pesan paskah Gubernur mengajak jemaat untuk menghayati pengorbanan Yesus Kristus di bukit golgota hingga kematiannya di kayu salib, terpancar betapa besar cinta kasih Tuhan bagi kita umatnya, yang harus senantiasa kita maknai dalam keseharian hidup lewat perkataan dan perbuatan sehari-hari, ujar putra terbaik Minut ini. (Humas pemprov Sulut).

Gubernur: Kematian Kristus Buka Pintu Perdamaian Manusia dengan Allah.

Umat Kristiani di seluruh dunia dalam merayakan perayaan Jumat Agung (25/03), khusuk beribadah di Gereja masing-masing. Tak terkecuali dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE, melakukan  ibadah bersama dengan warga jemaat GMIM Maranatha Kuhun Wil. Manado Titiwungen.
Dalam pelaksanaan ibadah jumat agung kali ini Gubernur telah menjadi orang tua baptis anak dari Josep Osdhar wartawan senior Kompas, pos liputan Istana, sejak Presiden Soeharto hingga Presiden Megawati.
Dalam sambutannya Gubernur menyebutkan, tujuh arti dan makna penting dari pengorbanan Kristus di kayu salib bagi kita manusia yakni, kematiannya merupakan pengenapan janji Tuhan, kematian Kristus membuka pintu perdamaian bagi kita dengan Allah, kematian Kristus membuat kita dibenarkan, kematian Kristus sebagai pengganti/penebusan bagi kita orang-orang berdosa, kematian Krisrus memberi kita keselamatan dan hidup yang kekal serta kematian Kristus membuka kesadaran kita, betapa besarnya Kasih Allah kepada kita yang rindu selalu dekat denganNya dan kematian Kristus membuat kita lebih kuat dalam menanggung penderitaan, mendewasakan dan menjadikan kita lebih utuh serta semakin di sempurnakan.
Kini, setelah keselamatan menjadi milik kita, pertanyaan besar kembali harus kita jawab "Bagaimana seharusnya kita merespons pengorbanan Kristus".... ???. Sejatinya kita menyadari betul apa yang harus kita lakukan, yakni Allah menginginkan kita menyesali segala dosa dan kesalahan kita, serta meninggalkan semua itu dalam pertobatan, tidak mengulangi dosa-dosa yang pernah di buat dan senantiasa mempersembahkan yang terbaik dari hidup kita bagi kerajaan dan kemuliaanNya, ujar orang nomor satu di Sulut ini. Kesempatan itu Gubernur juga turut mengingatkan, sebagai warga perkotaan yang hidup ditengah hiruk pikuknya kota manado, maka jemaat GMIM Maranatha kuhun tidak boleh menutup mata terhadap permasalahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Disinilah peran warga gereja menjadi penting untuk di kedepankan, sebagaimana Kristus yang telah relah berkorban menebus dosa dunia tanpa memandang siapa yang di tebus. Karena itu menurut Olly warga gereja memiliki tanggung jawab dalam mengangkat beban masyarakat melalui upaya dan tindakan, seperti, memberikan pemahaman-pemahanan etik, moral dan spiritual kepada sesama, agar mampu menghadapi berbagai persoalan, termasuk permasalahan sosial, seperti kemiskinan dan kebodohan serta berbagai tindak negatif lainnya seperti perkelahian, narkoba dan seks bebas, tandas Dondokambey. Ibadah perayaan Jumat Agung dipimpin Pdt Ny. Fransis Nayoan Tiwa STh. MTh.(Humas pemprov sulut).