Puncak acara Peringatan
Bulan Bhakti Gotong Royong X dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-41
Tingkat Nasional 2013 di Kalimantan Selatan, Kamis (30/5) kemarin, di hadiri Wakil Presiden RI Boediono dan
isteri Herawati Boediono, Mendagri Gamawan bersama isteri Vita Gamawan Fauzi
serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar.
Kegiatan yang dipusatkan dilapangan Murjani Kota banjar Baru itu
turut pula dihadiri para Gubernur,
Bupati, Walikota se Indonesia, sedangkan Provinsi Sulut di hadiri Wakil Gubernur
Dr. Djouhari Kansil MPd, Wakil Ketua TP PKK Sulut Ny. Mieke Kansil Tatengkeng,
Walikota Manado Vecky Lumentut, Bupati Minahasa Yance W Sayow serta Bupati
Bolmong Salihi Mokodongan.
Wapres megatakan,
Semangat gotong royong wajib dilestarikan, karena ini sudah merupakan bagian dari komitmen kita kepada nenek moyang bangsa kita, yang telah menanamkan nilai-nilai luhur yang tinggi kepada masyarakat. Namun sekarang ini memang dirasakannya semangat
gotong royong itu mulai memudar , karena terjadi pergeseran norma kehidupan
bermasyarakat.
Kedepan budaya gotong royong harus kita ajarkan kepada
anak-anak didik kita di sekolah, seperti kerjasama (mapalus) antara lain melalui
kegiatan kepramukaan. karena ini bisa lestari hanya tergantung pada satu hal
yaitu kepada anak-anak kita, Sebab merekalah yang nantinya akan melaksanakannya
budaya gotong royong ini. “Karena itu Ia menajak para guru dan tenaga pendidik
di tanah air untuk memasukan budaya gotong royong ini dalam kurikulum
pembelajar di sekolah, mari kita siapkan generasi muda kita yang lebih siap menghadapi
tantangan baru ”, katanya.
Sementara terkait
dengan peran TP PKK, dalam membangun keluarga sehat dan sejahtera, Boediono mengakui
lewat 10 program PKK itu, telah banyak membantu pemerintah terutama dalam bidang
pendidikan dan kesehatan.
Wagub Djouhari Kansil, selaku tokoh pendidik di daerah ini, mendukung
apa yang disampaikan Wapres Boediono, budaya gotong royong harus diajarkan di sekolah. Anak-anak didik sejak dini harus kita tanamkan
budi pekerti yang baik sehingga nantinya mereka akan menjadi manusia-manusia baik. Sebab dewasa
ini nilai-nilai budaya dan semangat gotong royong itu seakan mulai luntur
ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat, sehingga saat ini beragam penyakit
masyarakat seakan silih berganti terus terjadi
didaerah ini. “Kalau dulu orang tua-tua
kita dalam melakukan pekerjaan lebih mengedepankan semangat gotong royong, seperti
di Sangihe Mapaluse, di Bolmong dikenal dengan Moposad serta Minahasa dengan Mapalus,
ini yang harus kita lestarikan kembali, tandas Kansil. Usai acara Wapres melakukan peninajaun stand pameran TP.PKK se Indonesia. (Kabag humas Jackson
Ruaw selaku jubir pemprov).