SULUT SUKSES LAHIRKAN “MANADO KOMUNIKE”
Pelaksanaan iven internasional World Coral reef Confrence (WCRC)
yang dilaksanakan di Manado 13-16 Mei 2014 sukses
melahirkan “Manado Komunike”, yang
merupakan kesepakatan
bersama dari 6 (enam) negara yang tergabung dalam Coral Triangle Initiative
(CTI) yaitu Indonesia, Papua New Gunea, Salomon Islands, dst........
untuk secara bersama-sama mengembangkan potensi pembangunan dengan tetap
menjaga dan memelihara kelestarian dan keseimbangan
lingkungan, demikian
pernyataan Gubernur Sulawesi Utara DR. Sinyo Harry Sarundajang.
Menurut Sarundajang, Komunike Manado
dirancang sebagai kesepakatan untuk mengelola terumbu karang secara
berkelanjutan, termasuk juga aktivitas pemanfaatannya. Adapun beberapa
hal yang tertuang dalam Komunike Manado tersebut yakni antara lain melindungi
dan mengelola keanekaragaman hayati biota laut secara berkelanjutan, pentingnya
peran ekosisten terumbu karang untuk menjamin ketahanan pangan dan nutrisi,
karena terumbu karang dan ekosistimnya dapat mencegah panas bumi yang
berpengaruh terhadap ketersediaan pangan dunia. Disamping itu perlu
pengembangan sumber daya manusia, kelembagaan, penyuluhan dan pelatihan untuk
memperkuat teknologi pengolahan terumbu karang. Dan yang tak kalah pentingnya
adalah yakni peran wanita dalam konservasi dan pengelolaan terumbu karang.
Ditekankan
Sarundajang, gubernur yang dikenal dengan konsep ‘Blue Economy and Green
Economy” ini bahwa sebagai
salah satu negara yang berada di kawasan segitiga terumbu karang, Indonesia
terutama Sulawesi Utara harus terus berupaya untuk melindungi dan mengelola
kanekaragaman hayati biota laut secara berkelanjutan. Upaya yang dilakukan
salah satunya dengan mendukung pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan melalui prinsip pendekatan investasi yang
berbasis pada investasi kreatif inovatif dan berprinsip pada kerangka Blue Economy.
Sementara
itu, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif Cicip Sutardjo mengatakan World
Coral Reef Conference (WCRC) kukuhkan Manado Sulawesi Utara sebagai
ibukota terumbu karang dunia. Potensi kelautan Sulut yang sangat besar terutama kekayaan dan
keanekaragaman terumbu karang yang mencakup sepertiga dari luas dunia adalah
tandanya. Selain itu penetapan Manado sebagai lokasi sekretariat
regional permanen CTI-CFF pada pertemuan kelima tingkat dewan menteri lalu
makin mengukuhkan hal tersebut. Tahun ini Manado Sulawesi Utara kembali menjadi lokasi penyelenggaraan
konferensi kelautan tingkat dunia, setelah pertemuan sebelumnya pada 2009, itu
juga menjadi tanda pengukuhan Manado," katanya.
Sharif
mengatakan selain memiliki nilai historis tentang konservasi kelautan, Manado
juga memiliki letak geografis yang strategis. Karena letaknya berada tepat di pusat
kawasan segitiga terumbu karang serta merupakan kota yang paling dekat dengan
negara-negara anggota CTI-CFF, yakni Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua
Nugini dan Kepulauan Salomon," kata Sharif.
Karena itulah lanjut Sarundajang bahwa pelaksanaan WCRC di Manado telah
membuat Sulawesi Utara dan khususnya Kota Manado semakin dikenal dunia,
terlebih ketika pelaksanaan WCRC ini berlangsung dengan sukses, akan memberikan
multyplayer effect terhadap kegiatan perekonomian masyarakat yaitu mampu
meningkatkan kinerja sektor pariwisata dan industri lainnya sebagai pendukung
seperti destinasi pariwisata, industry kecil menengah, perdagangan, perhotelan, restoran dan transportasi, juga
berpengaruh terhadap perbankan dan manufactur. Sektor tersebut memiliki keterikatan erat satu dengan yang lain. Berkembangnya sektor
pariwisata, dalam arti meningkatnya kunjungan wisatawan pada suatu daerah
memberikan peluang dikenalnya produk-produk unggulan daerah, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan perdagangan serta masuknya investasi. Begitu pula sebaliknya,
meningkatnya perdagangan atau investasi memberikan peluang meningkatnya sektor
pariwisata.
Senada dengan Sarundajang, pakar Kelautan dan Perikanan
Prof DR. Charles Keppel menyatakan bahwa Pelaksanaan WCRC di Manado Sulawesi
Utara telah mampu meningkatkan aktifitas perekonomian Sulawesi Utara dengan
meningkatnya hunian hotel, sewa kendaraan, pengunjung restoran, penjualan
souvenir yang secara tidak langsung meningkatkan pendapatan petani dan nelayan
serta masyarakat, kemudian para pengambil kebijakan yaitu pemerintah dan
pemimpin organisasi internasional akan lebih memahami peran dan fungsi terumbu
karang bagi perairan dan kehidupan umat manusia, oleh karena itu kedepan harus
diupayakan bahwa Komunike Manado dapat ditingkatkan untuk disepakati secara
internasional melalui keputusan PBB, karena jika Komunike Manado ditetapkan
secara internasional, maka akan membuat nama Manado Sulawesi Utara lebih
dikenal dunia. Lebih lanjut Prof. Charles mengemukakan bahwa perlu terus adanya upaya-upaya menyangkut
pengendalian perusakan, penyelamatan dan rehabilitasi terumbu karang melalui
metode dan teknologi terkini yang ramah lingkungan seperti penggunaan reef ball
dan peningkatan jumlah dan luas areal kawasan-kawasan konservasi yang telah
ditetapkan pemerintah.
Sementara itu Pakar Ekonomi Sulawesi Utara DR. Vecky
Masinambouw menyatakan bahwa Pelaksanaan WCRC ini membuat mata dunia tertuju ke
Manado Sulawesi Utara karena kegiatan yang dilakukan menyangkut masalah yang
hangat di bahas yaitu penyelamatan lingkungan hidup, karena dari sisi ekonomi
dalam perdagangan internsional ‘green produck’ akan menjadi suatu syarat
transaksi perdagangan tersebut bisa dilaksanakan, diharapkan ketika even ini
terlaksana melalui forum bisnisnya, maka akan terjadi transaksi perdagangan
luar negeri yang membuat ekonomi Sulawesi utara semakin bergairah, di satu sisi
iven-iven internasional yang dilaksanakan di Sulawesi Utara akan semakin
memantapkan penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) karena akan semakin membuka
peluang investasi dan meningkatkan perekonomian daerah.
Labih lanjut menurut
Sarundajang, bahwa sukses pelaksanaan WCRC ini merupakan kelanjutan dari sukses
pelaksanaan acara-acara internasional sebelumnya , seperti World Ocean Conference (WOC) dan Coral
Triangle Initiative Summit (CTI Summit), serta Sail Bunaken pada
2009
lalu. Demikian juga pelaksanaan ARF Direx
(2011). Hal
ini merupakan bukti dari
kemampuan dan peranan Sulut dengan dukungan pemerintah pusat
untuk melaksanakan acara-acara berskala global, dengan berbagai
persiapan-persiapan dan upaya strategi diplomasi menembus pentas lokal,
nasional dan internasional. Kesuksesan pelaksanaan acara internasional ini pun
telah memberikan implikasi trust and regocnition (kepercayaan dan penghargaan) internasional
atas prestasi Sulut dan Indonesia secara keseluruhan, dan mampu
menjadi momentum strategis untuk perkembangan dan kemajuan Sulawesi Utara ke depan
dalam mewujudkan Sulut sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia di Asia
Pasifik.
Disamping itu, even-even internasional yang
dilakukan di Sulut telah membawa angin perubahan terhadap iklim berinvestasi
yang pada gilirannya mampu meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat dan mampu menyerap tenaga kerja lokal. Karena secara
kasat mata dapat dilihat dari perkembangan Sulawesi Utara secara keseluruhan dan Kota Manado pada
khususnya, yang termasuk
daerah yang dengan pertumbuhan tercepat dengan
pusat-pusat bisnisnya yang semakin menggeliat.
Kita semua berharap bahwa dengan kerja keras dan inovasi
tiada henti maka cita-cita seluruh masyarakat Sulawesi Utara, dalam rangka
mewujudkan Sulut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia
dan Pintu Gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik dapat segera diwujudkan,
pungkas Sarundajang. (DR. Jemmy Kumendong, Kabag Humas Selaku Jubir Pemprov)