Sabtu, 21 November 2015

Sumarsono Sandang Gelar Adat Punu Molantud


Penjabat Gunernur Sulut Dr Sumarsono MDM saat melakukan  kunjungan kerjanya di Boltim dan Kota Kotamobagu, Sabtu [21/11]  oleh aliansi masyrakat adat Bolaang Mongondow Raya [BMR]
Telah memberikan gelar adat "Punu Molantud" gelar adat tertinggi masyarkat BMR yang dikerikan  kepada Dirjen Otda Kemendagri RI ini
Pemberian gelar adat rersebut berlangsung di gedung Siti Barokha kotamobagu. Yang dilakulan Ketua Amabom Raya Drs. Zainul A Lantong.
Bagi saya nilai-nilai inilah yang senantiasa memotivasi dan menyemakati masyarakat BMR dimanapun berada dalam mengarungi dinamika hidup sebagaimana terekspresikan pada upacara sakral yang sarat dengan nuansa religius dan kultural ini, jelas Sumarsono.
Disamping itu Sumarsono katakan, gelar upacara asat ini mengandung nilai-nilai motivasi dan semangat untuk memberikan yang terbaik bagi pembangunan daerah.
Selanjutnya dalam mempersiapkan BMR sebagai calon DOB di Sulut, khususnya untuk menghadirkan perubahan dalam tatanan ekonomi masyarakat BMR termasuk aliansi masyarakat adat bolmong  untuk dapat memberi warna dalam pembangunan melalui kontribusi nyata yang disumbangkan bagi daerah ini, ujarnya.
Secara ekonomi Gubernur katakan kita tidak boleh hanya  tergantung dari daerah luar, tapi BMR harus di bangun dengan kemandirian melalui ornamen-ornamen budaya. karena budaya adalah benteng suatu bangsa. Tampa budaya negara akan runtuh.
Saya percaya budaya BMR mampu mendukung terbentuknya calon DOB ini.
Saya berharap mulai hari ini, nilai saya naik dari 7 menjadi 9 dan akan menjadi bagian  penting dari Tim yg memperjuangan Provinsi BMR.
Dan sebelum saya meninggalkan sulut pada Bulan  Juni 2016 mendatang keputusan BMR menjadi DOB susah tuntas sehimgga saya meninggalkam tinta emas bagi daerah bumi totabuan, pungkas Sumarsono.
Lantong mengatakan menjadi kewajiban Punu Molantut, wajib memperjuangkam apa yang menjadi keinginan dam harapan masyarakat adat BMR, ikut menjaga dan melestarikan nilai adat dan budaya bolmongserta harus menjaga nama baik dimanapun bertugas karena melekat simbol PUNU MOLANTUD.
Sebaliknya Lantong menyebutkan, sebagai Punu Molantut pa Sumarsono berhak pula Memberikan saran, nasehat, bahkan kritik terhadap proses perjalanan BMR, serta berhak mendapat dukungam dan pembelaan dari masyarakat BMR, tandas mantan anggota Dewan Bolmong itu. Turut hadir Sekprov Ir Siswa R Mokodongan serta para pejabat teras lingkup pemprov. [Humas provimsi sulut].

Gubernur Jamin Provinsi BMR Bakal Terwujud


Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono, MDM menegaskan, calon Daerah Otonom Baru Provinsi Bolaang Mongondow Raya bakal terwujud. Penegasan  tersebut disampaikan Sumarsono pada Rapat Kerja bersama jajaran pemerintahan kabupaten/kota se- BMR di Aula Rudis Walikota Kotamobagu, Sabtu [21/11].
"Saya mau katakan kepada pak Abdullah Mokoginta selaku Ketua Panitia Pemekaran tidak perlu kuatir, karena ini sudah menjadi tangunggungjawab saya baik sebagai gubernur majpum Disrjen Otda Kememdagri," ujar Sumarasono. Sembari menambahkan, karena saya sudah minum air kotamonagu, jadi pantang untuk mundur.
Percayakan saja itu kepada saya, mudah-mudahan Tahun depan Provinsi BMR sudah terwujud.
Gubernur juga berpesan, pemerintah dan panitia se-BMR segera persiapkam apa-apa yang masih kurang untuk dilengkapi, terutama gapura BMR termasuk ornamen-ornamen budaya agar terlihat BMR telah siap untuk jadi provinsi, tandas Dirjen Otda Kemendagri ini.
Sebelumnya Ketua Panitia Pemekaran Provinsi BMR Drs Abdullah Mokoginta mengatakan, usulan pembentukan Provinsi BMR sebagai pemekaran Provinsi Sulut sudah sejak lama menjadi aspirasi, dambaan dan cita-cita seluruh warga bolmong bersatu.
Oleh karena itu mantan Wagub Sulut ini, berharap dan menaikan doa seluruh lapisan masyarakat BMR semoga cita-cita dambaan dan aspirasi rakyat dalam perjuangannya untuk membentuk Provinsi BMR akan terwujud dalam waktu tidak terlalu lama.
Kesempatan itu Gubernur juga telah membagikan kaset CD yang berisikan lagu Mars Pilkada kepada  Bupati/Walikota serta Ketua KPU dan Bawaslu di BMR.
Turut hadir Ketua TP PKK Sulut Ny Dra Tri Rahayu Sumarsono, Ketua DPRD Sulut  sementara Drs Vreke Runtuh, Sekprov Ir Siswa R Mokodongan, serta para pejabat teras lingkup pemprov [Humas pemprov sulu].

Gubernur Temu Kangen di Purworejo

    Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM, melakukan temu kangen dengan Komunitas Masyarakat warga Jawa di Desa Purworejo, Kec Modayak Kab. Bolaang Mongondow Timur, di alun-alun lapangan Arjuna Desa Purworejo, Sabtu pagi  [21/11].
    Saat tiba di lokasi,oleh para Pinisepuh  Adat dan para Tokoh Masyarakat, menyambut Pj Gubernur Sumarsono dan Sekretaris Provinsi Sulut, Ir SR Mokodongan, dengan pemasangan kelengkapan busana Khas Jawa berupa penutup kepala "Blankon" dan tarian langam Jawa diiringi tetabuhan Gamelan.
   Pada Kegiatan tersebut Pj Gubernur menyerahkan bantuan seperangkat Wayang Kulit yang di terima seorang  Dalang yakni Muntari, Serta seperangkat gamelan dari pemkab boltim. Guna melestarikan Seni Karawitan bagi generasi penerus, walaupun jauh terpisah dengan para leluhur di Tanah Jawa.
   Saat menyampaikan sambutannya Sumarsono, mengungkapkan rasa bangganya atas keuletan dan harmonisasi kehidupan warga Jawa yang ada di Bolaang Mongondow, karena seperti diketahui, sekitar kurang lebih 2 abad berselang  manakalah  mendiami Bumi Totabuan, yang oleh Pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan para pekerja dari mayoritas Warga asal Jawa Timur, sebagai Pekerja di ladang kopi Perkebunan Hindia Belanda, di Kaki Gunung Ambang, yang saat ini dikenal dengan Desa Purworejo Raya, kala itu, hingga saat ini  mampu beradaptasi dengan tradisi budaya lokal yang ada, serta mampu pula menjaga dan melestarikan adat budaya Jawa secara turun temurun hingga sekarang, ujar Sumarsono, Putra Tumenggung-Jawa Timur ini yang menyampaikan Sambutan dalam Dialeg Jawa yang kental.
   Karena itu Om No sapaan akrabnya, nantinya  bakal mengundang tim Kesenian Seni Karawitan gamelan dan Wayang Kulit asal Desa Purworejo ini untuk tampil dan mementaskan dalam mengisi acara dan tamu2 Pemprov.
   Kegiatan Temu kangen ini, diakhiri dengan pementasan Sendra Tari "Srinten" dan Kesenian Hadrah oleh Muda Mudi Desa Purworejo, dan suguhan jamuan makan ala Kejawen, dengan menu khas berupa Nasi Tumpeng, Rempeyek, Tiwul, Tempe Bacem, Tahu Oncom, Sayur lodeh, Ikan Teri, Serundeng/Kelapa parut, dan lain sebagainya yang digelar di atas tikar/lesehan, guna menciptakan suasana keakraban dan kesetaraan antara Tamu danTuan Rumah.Turut hadir Sekprov Sulut Ir Siswa R Mokodongan serta Pejabat teras lingkup pemprov. (Humas Pemprov Sulut).