Selasa, 20 Mei 2014

Harkitnas Memiliki Nilai-Nilai Kebangsaan


Jajaran Pemerintah Provinsi Sulut, Selasa (20/5) kemarin, di halaman Kantor Gubernur menggelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-106. Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang bertindak selaku Inspektur Upacara sekaligus membacakan sambutan tertulis  Menkominfo Tifatul Sembiring yang menyatakan, jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional Tahun 1908, maka pada Tahun 2014 ini, kita sudah lebih dari seratus tahun berproses dalam kesadaran kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat, menjadi bangsa yang memiliki identitas dan jati diri di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wajah dan corak ke-Indonesiaan kitapun telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perubahan jaman dan tuntutan masyarakat itu sendiri.
Karena Harkitnas memiliki  semangat dan nilai-nilai kebangsaan sebagai mana yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, sehingga kita tidak boleh lengah tapi justru harus semakin waspada dan cerdas dalam menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan yang sementara berproses secara terus menerus,  ujar Sembiring seperti di tuturkan Sarundajang. 
 Sementara itu ketika menjawab pertanyaan wartawan selesai upacara menyangkut makna Harkitnas bagi Sulawesi Utara, Sarundajang menegaskan bahwa generasi muda saat ini harus memberikan apresiasi kepada para pendahulu bangsa yang telah menanamkan jiwa nasionalisme kepada bangsa dan bahkan mendirikan sekolah-sekolah agar bangsa ini  menjadi bangsa yang mempunyai wawasan luas dan menghasilkan kader-kader yang mampu menggerakkan kebangkitan bangsa menuju kemerdekaan. Sebagai bangsa yang mejemuk kita harus mampu mengelola dengan baik agar kemajemukan tersebut mampu menjadikan bangsa Indonesia bersatu.
Hadir dalam upacara tersebut Wagub Dr. Djouhari Kansil MPd, Sekprov Ir. Siswa R Mokodongan, Forkopimda Sulut serta pada pejabat teras dilingkungan pemprov Sulut. (Kabag humas DR. Jemmy Kumendong MSi selaku jubir pemprov).









Gubernur: Gedung Cardiac and Brain Center Jadi Pusat Penelitian

Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang merasa bangga dengan kehadiran gedung pusat jantung dan otak terpadu (Cardio Vasculer and Brain Center). Ini merupakan mimpi saya semenjak menjadi Gubernur Sulut tahun 2005 lalu, dimana kedua orang tua saya meniggal di rumah sakit ini. Karena itu dari tahun ke tahun saya bersama para stakeholders kesehatan didaerah ini terus berjuang kepada pemerintah pusat untuk bisa menghadirkan gedung ini agar bisa membantu masyarakat sulut yang mengalami gangguan kedua penyakit ini. Akhirnya mimpi tersebut menjadi kenyataan di mana hari ini, Selasa (20/5) kemarin,  saya bisa menghadiri Soft Launching Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu (Cardio Vasculer and Brain Center) yang berdiri megah di kompleks RS DR RD Kandou Manado.
Karena itu diingatkan, gedung ini fungsinya nanti bukan hanya semata-mata  hanya untuk menyembuhkan orang sakit, akan tetapi lebih dari itu, saya usulkan untuk menjadi pusat penelitian dari dua penyakit ini, karena sampai saat ini penyakit jantung dan otak belum ada tandingannya, dibandingdengan penyakit lain, tandas  Sarundajang sembari menyebutkan, agar Dinas Kesehatan Provinsi Sulut terus melakukan sinergi dengan RS DR RD Kandou dalam mengambangan gedung ini untuk menjadi pusat penelitian di kawasan timur Indonesia.
Sarundajang juga memberi acungan jempol bagi  dokter di unsrat yang bertugas di rumah sakit ini, walaupun selama ini masih diperhadapkan dengan adanya sarana dan prasarana terbatas tetapi sumber daya manusia (SDM) dinilai mantap, ujarnya.
Sementara itu Kepala instalasi  Gedung Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Terpadu (Cardio and Brain Center) Dr. Adrian Tangkilisan, SPB-BTKv menyatakan bahwa latar belakang didirikannya instalasi ini adalah karena tingginya tingkat kematian sebagai akibat penyakit stroke dan jantung di Sulawesi Utara, juga karena tingkat kepedulian masyarakat Sulawesi utara yang sangat tinggi terhadap kesehatan, tetapi ketika dirawat ataupun memeriksa kesehatan harus keluar daerah, oleh karena itulah diprogramkan pembangunan instalasi ini dengan penanganan secara terpadu dalam arti pelayanan secara holistik dengan memadukan pelayanan dari berbagai disiplin ilmu mulai dari jantung, syaraf, bedah jantung/paru dan pembuluh darah, bedah syaraf, radiologi, rehabilitasi medik, laboratorium klinik, dan ditangani secara bersama tanpa ada pengkaplingan dokter. Pembangunan Gedung ini menurutnya tidak lepas dari solidnya kepemimpinan dan program kerja yang mampu direalisasikan oleh Direksi RSUP yang terdiri dari Direktur RSUP, Dr. Maxi Rondonuwu, DSHM-Mars, Wadir Pelayanan Medik Dr. Jimmy Panelewen, SpB-KBD, Wadir SDM. Dr. Armenius Sondakh Sp-THT dan Wadir Keuangan Agustinus Pasali, SE.
Acara Soft Launching ini dirangkaikan pula dengan perayaan HUT ke-50  Direktur Utama layanan Umum RS DR RD Kandou dr. Maxi Rondonuwu DHSM MARS serta HUT IDI, yang ditandai dengan Ibadah Syukur dipimpin Pdt ML Rindengan STh.
Rondonuwu mengatakan, gedung yang dibangun dengan dana APBN selama empat tahun memiliki empat lantai. Lantai satu terdapat ruang poliklinik, ruang emergensi dan ICCU, lantai dua memiliki ruang operasi dan ruang CAT laboratorium, lantai tiga terdapat ruang rawat inap serta latani empat menjadi pusat perkantoran dan ruang rapat, sembari menyebutkan gedung Cardiac and Brain center merupakan salah satu gedung termegah di kawasan timur Indonesia. Sebelumnya Gubernur Sarundajang  didamping dr. Maxi Rondonuwu telah melihat langsung ruang operasi dan CAT laboratorium yang dilengkapi alat kesehatan (alkes) yang berasal dari negara Jerman dan Italia. (Kabag humas Dr. Jemmy Kumendong MSi selaku jubir pemprov). 

Gubernur Sulut di Dampingi Dr Maxi Rondonuwu dan Dr Adrian Tangkilisan meninjau ruangan Operasi
Meninjau Pasien

  


   

     

Sekprov Buka Diklat Mitigasi Bencana Gerakan Tanah

Dari sudut pandang geologi maka wilayah Indonesia lebih khusus daerah sulawesi utara merupakan salah satu tempat yang dinamis dan kompleks karena disebabkan oleh tempat terjadinya pertemuan (interaksi) antara tiga lempeng dunia sehingga interaksi pergerakan lempeng-lempeng tersebut yang menyebabkan wilayah Sulawesi utara rawan terhadap bencana geologi, diantaranya gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan gerakan tanah (tanah longsor). Demikian dikatakan Sekretaris Daerah Provinsi sulut Ir. Siswa Rahmat mokodongan saart membuka Diklat Mitigasi Bencana gerakan Tanah (20/5) di grandpuri Hotel Manado.
Sekprov yang didampingi kadis ESDM Ir. Marly Gumalag mengatakan bahwa mekanisme pergerakan lempeng kerak bumi yang dikenal dengan istilah tektonik menyebabkan terbentuknya berbagai fenomena geologi khas busur kepulauan berupa rangkaian gunung api aktif sebagai bagian dari pacific ring of fire dan zona-zona retakan berupa patahan-patahan aktif, disamping memberikan potensi sumber daya geologi (geo-resouces) dan terciptanya tatanan lingkungan geologi (geo-environment).
Sekprov mengharapkan kiranya kegiatan pendidikan dan latihan ini dapat memberikan pencerahan kepada peserta sehingga pada akhirnya kita mampu memanfaatkan dan mengambil langkah-langkah antisipasi konkrit dan terintergrasi guna mengurangi jatuhnya korban jiwa, harta benda dan kerusakan.
Sebelumnya didahului laporan dari Kepada bidang Ir. Arie Tangkudung yang mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh kepala ESDM kab/kota dan pelatihan ini ditujukan untuk aparat pemerintah provinsi, kab/kota yang terkait dengan bidang geologi. (Kabag Humas DR. Jemmy Kumendong, MSi selaku Jubir Pemprov)




Mokodongan : Lingkungan Hidup Harus dijaga



Sejak diberlakukannya peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan hidup dan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan daerah kab/kota Salah satu urusan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah baik provinsi maupum kabupeten/kota adalah penanganan dalam urusan lingkungan hidup. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Ir. Siswa Rahmat Mokodongan saat membuka bimbingan teknis pemantauan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL) di Grand Puri hotel manado (20/5).
Lebih lanjut Sekprov yang didampingi kepala Badan Lingkungan Hidup prov. Sulut DR. Adry Manengkey, SE, MSi  mengatakan bahwa  penyelenggaraan kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat setempat perlu diakomodasikan melalui program terpadu, baik provinsi maupun kab/kota karena permasalahan lingkungan hidup telah menjadi isu nasional bahkan internasional yang harus mendapat perhatian dari berbagai pihak lebih khusus bagi para aparatur yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Pada kesempatan itu Sekprov mengharapkan kiranya dengan dilaksanakannya kegiatan ini dapat meningkatkan  kopentensi aparatur pemerintah  di bidang lingkungan hidup sebagai upaya meminimalisir pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta mewujudkan pembangunan lingkungan hidup di bumi nyiur melambai semakin maju dan jadikan bintek tentang pembinaan dan pemantauan RKL/RPL ini sebagai sarana untuk saling menukar ide-ide serta informasi dan gagasan yang konstruktif.
Sebelumnya didahului laporan kepala bidang amdal Dra. Joice Mateos, MSi yang mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dengan nara sumber yang berasal dari kementrian lingkungan hidup RI dan dikuti oleh seluruh kepala lingkungan hidup kab/kota se prov. Sulut dan pelaku usaha. (Kabag Humas DR. Jemmy Kumendong, MSi selaku Jubir Pemprov)