Rabu, 22 Mei 2013

Komitmen SHS Diakui 2 Menteri



Keberhasilan Gubernur Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang dalam membangun dan memajukan Sulut terus menuai pengakuan. Tak tanggung-tanggung pujian untuk Putra terbaik Sulut ini datang dari 2 orang Menteri sekaligus yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tiffatul Sembiring. Baik Suryo maupun Tiffatul menilai bahwa komitmen memajukan daerah seperti yang dimiliki Sarundajang harus diikuti dan juga dimiliki para Pejabat lain,  khususnya para Kepala daerah. ‘’Keberhasilan pak Sarundajang dalam memajukan Sulut patut diberikan apresiasi. Mengingat posisi Sulut yang sangat stretegis sebagai daerah terluar yang berbatasan langsung dengan negara lain, Gubernur Sulut mampu menjaga keutuhan dan kebersamaan secara utuh, ’’ ujar Tiffatul saat memberikan sambutan pada launching Merajut Indonesia beberapa pecan lalu. ‘’Komitmen seperti inilah yang membuat Sulut banyak dipercayakan menggelar iven besar,’’ tambahnya yang langsung diiyakan Suryo.
Pengakuan dua tokoh penting dalam Kabinet Indonesia Bersatu ini sangatlah beralasan.  Sejak diakselerasi dalam UU nomor 22 tahun 1999 yang terakhir direvisi menjadi UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, apa yang dimandatkan dalam undang-undang ini khususnya pemberian kewenangan kepada Pemerintah Daerah mampu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Sarundajang. Buktinya, berdasarkan data dari BPS, ekonomi Sulut pada akhir tahun 2012 tumbuh 7,86 persen, mengalami percepatan dibandingkan tahun 2011 yang tumbuh sebesar 7,39 persen. Di tahun 2012 lalu, bahkan hampi

r tengah tahun 2013 ini, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif.
Pertumbuhan tertinggi terjadi di Sektor konstruksi yang mencapai 10,29 persen, yang diikuti pada pertumbuhan sektor keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan sebesar 10,22 persen. Tiga sektor ekonomi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut yakni sektor konstruksi sebesar 1,64 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,51 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 1,28 persen.
Dalam masa kepemimpinannya, Sarundajang mampu membawa Sulut mencapai nilai PDRB atas dasar harga berlaku senilai Rp 47,20 triliun dan secara riil (atas harga konstan 2000) senilai Rp 21,29 triliun. Tiga kontributor utama dalam pembentukan PDRB ini adalah sektor jasa 18,04 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 17,60 persen, dan sektor konstruksi 17,29 persen. Hal ini bisa terwujud karena Gubernur dua periode pilihan rakyat tersebut punya sikap ngotot untuk memajukan Sulut, terus melakukan lobi agar Sulut banjir dengan berbagai iven nasional maupun internasional. Bahkan tak tanggung-tanggung, tokoh pluralisme ini  melakukan manuver agar untuk merangsang para investor menanamkan modal di Sulut. ‘’Pembangunan di  Sulut terus mengalami peningkatan. Bahkan dengan berbagai keberhasilan yang ada, Sulut semakin dikenal di kancah internasional. Pak Sarundajang telah mampu mengharumkan nama Indonesia melalui kepemimpinan beliau di Sulut,’’ aku Suryo sembari menambahkan bahwa terkait status Sulut sebagai wilayah perbatasan negara, kebijakan yang ditempuh Sarundajang dinilai sangat potensial ditinjau dari sisi perekonomian, keamanan dan pertahanan. Umumnya wilayah perbatasan rentan dengan permasalahan seperti pelintas batas ilegal (illegal traficking), penyelundupan, keamanan sampai kepada sengketa perbatasan. Tapi dengan tegasnya paradigma kepemimpinan doctor honoris cause tersebut dalam pengelolaan perbatasan negara, yakni dari pendekatan yang semata-mata hanya pada bidang keamanan (security approach) menjadi pendekatan secara bersamaan antara keamanan dan pembangunan kesejahteraan (prosperity approach), maka Sulut tetap terkenal sebagai wilayah yang aman dan tetap kondusif. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar