Senin, 29 Juli 2013

Pembukaan Sinode Am Gereja-gereja Sulutenggo, Peserta Setuju Sarundajang Ke Level Nasional 



Sinode Am Gereja-gereja di Sulawesi bagian Utara dan Tengah pada Senin (29/7) memulai Sidang Sinode VI bertempat di Tasik Ria Resort, Mokupa Kabupaten Minahasa. Sidang ini selain dihadiri oleh para ketua-ketua Sinode dari 13 Sinode Gereja yang terpencar pada tiga provinsi yaitu Sulut, Sulteng, dan Gorontalo, juga dihadiri oleh para ketua-ketua komisi pelayanan kategorial Bapak, Ibu, Pemuda, Remaja dan Anak (BIPRA) masing-masing sinode. Pembukaan Sidang Sinode Am VI diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Gbl. Tedius Batasina, STh selaku Pucuk Pimpinan KGPM. Gubernur Sulut DR. S.H. Sarundajang yang saat itu hadir membuka Sidang didaulat peserta untuk membagikan pengalaman, kiat-kiat, maupun strategi kepemimpinan Kristiani dalam bentuk 'sharing pelayanan'. Dalam sambutannya, Sarundajang yang juga adalah Ketua Umum Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) menekankan bahwa dalam pengalamannya menjadi Penguasa Darurat Sipil di daerah kerusuhan Maluku Utara dan Maluku, satu-satunya pendekatan yang diterapkan adalah dengan hati nurani. "Dalam penugasan saya sebagai peace maker daerah-daerah konflik itu, satu-satunya pendekatan yang saya pakai yaitu dengan hati nurani, dan terbukti ampuh", ungkap SHS. Melalui pimpinan gereja, SHS mengajak seluruh gereja yang bernaung dibawah Sinode Am gereja-gereja Sulutenggo untuk senantiasa siap menghadapi tahun 2014 sebagai tahun politik. Gereja dalam arti orang-orangnya harus mampu menerobos dan berbicara dalam kancah politik nasional namun gereja juga harus selalu membawa kesejukan dan menjaga kekudusan sebagai cerminan bagaimana Kristus membawa damai di dunia ini. Gubernur juga meminta agar gereja memberikan pemahaman-pemaham bagi jemaat bagaimana berpolitik secara santun.
Ketua 1 Mejelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Pdt. Omnesimus Kambodji, MTh ketika diminta tanggapannya mengatakan bahwa Sinode Am Gereja-gereja Sulutenggo sepatutnya berbangga memiliki seorang Sinyo Harry Sarundajang sebagai warga gereja yang kebetulan adalah Gubernur Sulut. "Kiprahnya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa ini dan sukses beliau menjadikan daerah ini tampil di pentas internasional adalah hal yang luar biasa. Karena itu saya pikir beliau harus 'naik' ke level nasional", kata Kambodji. Senada juga diungkapkan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM) Pdt. Ch. Raintama, MTh bahwa dalam menjalankan tugas sebagai Gubernur, Sarundajang benar-benar menempatkan diri sebagai pemimpin milik semua golongan. "Jadi berbicara tentang pemimpin yang pluralis, SHS adalah orangnya", ujar Raintama.
(Juru bicara Pemprov Sulut Judhistira Siwu, SE, MSi )





Tidak ada komentar:

Posting Komentar