Selasa, 21 Januari 2014

Wapres Serahkan Bantuan Tanggap Darurat Rp. 200 Juta Bencana Sulut

Wakil Presiden RI Prof. DR. Boediono, dalam kunjungan kerja di daerah ini, Selasa (21/1) kemarin telah melakukan peninjauan di dua titik lokasi bencana banjr  di Kota Manado yakni di Kelurahan Dendengan Dalam dan Komo Luar. Sebelumnya Wapres Boediono telah menyerahkan bantuan tanggap darurat dari pemerintah pusat sejumlah Rp. 200 juta yang diterima Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang, usai pemaparan penanganan bencana sulut dari Gubernur Sarundajang di VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado.  Wapres mengatakan, Penanganan tanggap darurat pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor disertai angin kencang yang terjadi Rabu pekan lalu,  di Manado, Minahasa dan Tomohon yang dilakukan oleh Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang di daerah ini, di setujui Wapres, "Saya merasa sangat senang dengan penanganan tanggap darurat yang dilakukan Gubernur Sinyo Sarundajang, dengan menggunakan pola rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir dan tanah longsor di sulut yang mengikuti pola rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana gempa bumi 2006 dan erupasi gunung merap 2010 di jogya dengan stimulus usulan  membangun perumahan bagi warga korban bencana, katanya, karena pola penanganan seperti itu sangat tepat, apalagi terkait dengan penyiapan rumah bagi korban yang mengalami kehilangan rumah, saya sangat sependapat itu. Apa lagi daerah sulut dikenal sebagai provinsi yang harmonis, karena masyarakatnya selalu hidup dalam suasana rukun dan damai, tentunya akan mendapat dukungan penuh dari masyarakat, khususnya warga yang menjadi korban bencana, ujarnya sembari menyebutkan pula Pak Sarundajang  memprioritaskan untuk segera mengembalikan secepatnya para warga pengungsi ke rumah mereka masing-masing, sehingga mereka boleh kembali melakukan aktivitasnya seperti semula., katanya.
Gubernur Sarundajang menyampaikan korban menginggal mencapai 19 orang, Manado 6, Tomoho, 6, Minahasa 6 dan Minut 1 orang. Jumlah warga terdampak kurang lebih 107.000 jiwa, jumlah warga mengungsi 15 ribu. Perkiraan total kerugian mencapai Rp. 1.871 Triliun yang terdiri Infrastruktur PU (bina marga, cipta karya, SDA) Rp. 794 M, Infrastruktur Non PU (jaringan listrik, komunikasi, perumahan) Rp. 377 M, kerugian perlengkapan/alat rumah tangga Rp. 200M, kerugian kehilangan usaha (perdagangan, UMKM, dll)  Rp. 475 M, kendaraan roda Empat dan Roda Dua Rp. 25 M. Sedangkan upaya penanganan darurat yang telah dilakukan, antara lain telah melaporkan kejadian awal kepada pemerintah pusat dan BNPB, mengaktifkan dan membentuk posko penanggulangan bencana di provinsi, pos komando di kab/kota, posko-posko lapangan (posko pengungsian, posko kesehatan, dan dapur umum), serta media senter. pendataan dampag bencana (korban dan kerusakan), menyatakan status status tanggap darurat dan menentukan masa tanggap darurat selama 14 hari sejak kejadian serta mendistribusikan bantuan logistik kepada warga korban bencana, jelas Sarundajang.
Ikut mendampingi rombongan Wapres yaitu Menhub EE Mangindaan, Mensos Salim Segaf A'jufri, Wamen Kes Dr. Ali Gufron dan Wamen PU di dua titik lokasi bencana Kelurahan Dendengan Dalam dan Komo luar. Mensos juga telah menyerakan bantuan kepada Gubernur Sarundajang. (Kabag humas Judisthira Siwu selaku jubir pemprov).    








Tidak ada komentar:

Posting Komentar