Acara
penandatangan perjanjian damai antara pihak yang bertikai yakni mahasiswa papua
dan masyarakat taaran tondano akhirnya berakhir dengan damai dan penuh
kekeluargaan dengan ditandatanganinya perjanjian damai setelah melaksanakan
ibadah natal bersama antara pemerintah provinsi Sulawesi Utara, pemprov papua
dan papua barat yang diprakarsai oleh pemerintah provinsi Sulut dan pemerintah
kabupaten Minahasa dengan Pemerintah Papua dan Papua Barat, ini menepis isu
yang menyatakan bahwa acara diprakarsai oleh anggota DPD asal Sulut Maya
Rumantir yang turut diundang oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa. Menurut kepala
Biro Pemerintahan dan Humas yang ditegaskan kemabali oleh Kepala Badan Kesatuan
bangsa dan Linmas, disampaikan bahwa terjadi misleading dengan isu tersebut
dimana acara tersebut bukan diprakarsai oleh pihak lain selain pemerintah, baik
pemerintah provinsi Sulawesi utara termasuk kabupaten miinahasa dan pemerintah
provinsi Papua dan Papua Barat, sedangkan anggota DPD Maya Rumantir diundang
oleh Sekda Minahasa, sebut kaban Kesbang.
Sebelum
penandatangan dilaksanakan terlebih dahulu ibadah natal bersama antara
pemerintah Sulut, Papua dan Papua Barat yang di Auditorium Unima Tondano dengan
dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Utara, forkompimda bersama para jajaran eselon
2, Gubernur Papua dan yang mewakili Gubernur Papua bersama rombongan berjumlah
80 orang serta masyarakat tataran dan mahasiswa papua.
Ibadah natal
dipimpin oleh ketua sinode GMIM pdt. H.W.B. Sumakul dan diakhiri dengan
penandatanganan perjanjian damai yang terjadi dalam suasana yang sangat damai
dan kekeluargaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar