Kamis, 26 Maret 2015

Sulut Miliki Kapal SAR






Provinsi Sulawesi Utara kini memeliki sebuah kapal Search and Rescue (SAR) yang canggih bernama  Bima Sena 228, bantauan basarnas  untuk dioprasionalkan oleh Kantor basarnas Manado.
Hal itu dibernarkan Wagub Sulut Dr Djouhari Kansil MPd saat menghadiri peresmian  kapal tersebut yang dilakukan Sekretaris Utama (Sektama) Basarnas Drs Max Ruland Boseke MM MSc yang dirangkaikan dengan Penandatanganan MOU antara Basarnas dan Pemprov Sulut  di dermaga mega mas, Kamis (26/3) kemarin.
Wagub memberikan apresiasi yang tingg, karena bagi kami momentum ini menandakan pula akan tingginya perhatian dan kepedulian Basarnas terhadap eksistensi Provinsi Sulut di bidang SAR.
Terkait dengan itu, maka perlu disampaikan bahwa perhatian Pemprov Sulut senantiasa mendukung secara penuh kegiatan yang dilakukan Basarnas  khususnya Kantor Basarnas Kelas A Manado karena disadari SAR tidak hanya berhubungan dengan pencarian dan pertolongan semata namun didalamnya terdapat juga proses pembinaan, koordinasi dan pengendalian, yang berhubungan erat dengan sikap dan tindakan preventif atau kesiapan dalam menghadapi bencana maupun musibah, tandas Kansil.
Wakil Ketua Komisi V DPR-RI Ir H. Yudi Widiana Adya, MSi mengatakan, hadirnya kapal SAR ini sangat menguntungkan bagi Sulut. Karena hanya 5 daerah yang kami setujui untuk mendapatkannya di tahun anggaran ini, antara lain Medan, Bali dan Sulut.
Perhatian DPR-RI atas keselamatan anak bangsa serta para tamu luar negeri menjadi konsern kami. Keberadaan Basarnas sangat penting dalam mencari dan member pertolongan.
Hadir UU Basarnas No. 29 Tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan tujuannya untuk mempercepat eksekusi, koordinasi dengan melihat pengalaman kecelakaan pesawat, sering terjadi keterlambatan. Namun dengan hadirnya UU ini Basarnas menjadi Komandan dalam mengeksekusi setiap terjadinya bencana atau musibah, jelas Widiana yang ikut didamping anggota komisi V DPR-RI Jasty Suprejo dan Rendy Lamajido.
Boseke menyebutkan, dengan diresmikan Kapal ini, diharapkan musibah yang berada di Sulut tercover. Mengingat frekuensi kecelakaan di perairan Sulut masih sangat tinggi akibat banyaknya nelayan tradisional yang nekat melaut meski peralatannya tidak memadai, serta ulah kapal penumpang aantar pulau yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas, sembari menambahkan kapal ini mampu bertahan dari hantaman gelombang yang tinggi mencapai 3 meter. Juga memiliki system navigasi yang canggih. Disamping untuk navigasi, juga dapat digunakan untuk mensearching objek-objek di permukaan. Selain itu juga terdapat radar cuaca, matc system digital, radio komunikasi, ruang perawatan medis, alat selam, sonar dan eco sounder, tandas salah satu putra terbaik Minsel. (Kabag humas Drs Jahja Rondonuwu MSi selaku jubir pemprov).        
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar