Selasa, 13 Oktober 2015

10 November Pencanangan GSM






Dalam upaya mengatasi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sulut, akibat musim kemarau yang berkepanjangan, maka Pemerintah Provinsi akan melakukan pencanangan gerakan Sumarsono Menanam (GSM). Tak tanggung-tanggung langkah cerdas melindungi rakyat dari bencana ini, rencananya akan dicanangkan di peringatan hari Pahlawan 10 Nopember 2015 mendatang. Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Sulut Dr Sumarsono MDM pada rapat koordinasi terbatas (Rakortas) upaya pengendalian kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan yang di gelar di Dinas Kehutanan Provinsi Sulut di jalan pumorow manado, Selasa (13/10) lalu.
Sumarsono menyebutkan, urusan kehutanan menjadi salah satu sektor prioritas karena  menyangkut hajat hidup orang banyak dan merpuakan salah satu sumber potensi daerah.
Kekeringan dan kebakaran hutan yang belakangan ini terjadi menjadi isu aktual yang memerlukan respon dan penanganan pemerintah daerah secara tepat, efektif dan efisien.
Sehingga dalam tataran implementasinya perlu dilakukan beberapa upaya, salah satunya melalui gerakan sulut menanam atau dikenal sebagai Gerakan Sumarsono Menanam (GSM).
Orang yang menanam akan disebut pahlawan sekaligus sebagai kader penggerak. Gerakan sulut menanam adalah gerakan rakyat, bukan gerakan pemerintah, karena fungsi pemerintah hanya membuat regulasi dan rakyat menjadi pelopor, jelas Sumarsono.
“Untuk melindungi rakyat dari bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, maka negara harus hadir agar masyarakat merasa dilindung,” ujar Dirjen Otonomo Daerah Kemendagri ini.
Oleh karena itu Sumarsono berterima kasih sekaligus mendukung  gerakan sulut  menanam sejuta pohon bagi rakyat Sulut, hal ini  sejalan  dengan program Presiden Jokowi yaitu revolusi mental yang harus dipahami sebagai suatu gerakan seluruh rakyat dengan cara yang tepat untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada masyarakat.
Kadis Kehutan Sulut Ir Herry Rotinsulu MSi mengatakan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sulut selain disebabkan oleh factor alam akibat adanya fenomena ilim El-Nino tapi juga akibat kesengajaan oknum masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.
Rotinsulu menyebutkan, luas kebakaran hutan dan lahan s/d 12 Oktober kurang lebih 5.683 hektar terdiri atas hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi seluas 3.616 hektar dan diluar kawasan hutan dan lahan perkebunan seluas 2.067 hektar, sembari menambahkan pembentukan satgas pengendalian kebakaran hutan dan lahan telah terbentuk hingga ditngkat desa dan kelurahan dengan melibatkan unsure pemerintah.dinas terkait, TNI Polri, Ormas, Relawan serta organisasi terkait lainnya. (kabag humas Roy Saroinsong SH selaku jubir pemprov).  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar