Jumat, 28 Oktober 2016

Kandouw Irup Peringatan Sumpah Pemuda

Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven Kandouw, menjadi Inspektur Upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-88 Tahun 2016 tingkat Provinsi Sulut, sedangkan Ketua DPD I KNPI Sulut Jackson H Kumaat SH SE bertindak selaku Komandan Upacara yang berlangsung dihalaman Kantor Gubernur Sulut, Jumat (28/10) pagi kemarin. Upacara  yang di selenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulut ini, diikuti  ASN lingkup Pemprov Sulut serta para Siswa SMA. ini telah mendengarkan Pidato. Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Wagub Steven Kandouw menyatakan, hari ini, adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan tehnologi, pemuda-pemuda Indonesia dari sabang sampai merauke terus bergerak memberikan sumbangsi pemikiran dan gagasan untuk kesejahteraan dan kebesaran bangsa Indonesia, terutama di mata dunia. Rasanya tidak cukup jika harus menuliskan semua nama pemuda Indonesia yang hari ini mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Seperti Rio Haryanto pemuda berusia 23 tahun telah mengharumkan nama Indonesia ke level tertinggi balap mobil internadipnal F.1, Owi-Butet pemuda berusia 27 dan 30 tahun ini berhasil merebut medali Emas di Olimpiade Rio De Jeneiro Brasil. Begitu pula disektor-sektor lainnya seperti industri kreatif ada Sandhy Sundoro 28 tahun talenta muda Indonesia yang berhasil mengharumkan negara dan bangsa menyabet penghargaan internasional Contest of Young Pop Singer di Latvia tahun 2009 lalu. Kita juga memiliki anak-anak muda potensial dibidang Star Up yang omsetnya mengundang decak kagum pebisnis Online dunia. Ada Nadim Makarim pendiri Go-Jek, Ahmad Zaki Ceo Bukalapak dan ratusan Ceo-Ceo muda Indonesia dibidang tehnologi informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional tahun 2015. Tokoh-tokoh pemuda yang disebutkan tadi hanyalah contoh untuk mengingatkan kembali pesan Bung Karno bahwa dengan pemuda yang hebat, kita benar-benar bisa menaklukan dunia, ujar Kandouw sambil mengutip pidato Nahrawi.
Dalam peringatan Sumpah Pemuda kali ini. Pemuda Imdonesia memberikan penghargaan dan hormat  kepada Presiden RI pertama Bung Karno Bapak Bangsa Tokoh Pemuda masa itu, yang meneriakan kalimat yang sangat terkenal "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia".
Saat pertama kali mendengar pidato Bung Karno ini, kita mungkin sempat bertanya-tanya apakah mungkin dan bagaimana caranya, hanya dengan 10 pemuda, sebuah negara bisa menguncang dunia? Jawaban atas pertanyaan ini akan kita temukan melalui fakta-fakta berikut ini. Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai UU No 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta atau 24,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS 2014)
Secara kuantitas angka 24,5 persen ini cukup besar. Di tambah lagi dalam waktu dekat ini mulai tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut bonus demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa. Bonus demografi menurut Nahrawi, menjadi peluang strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan SDM usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa setiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif diatas 64 persen sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Itu adalah rasio usia produktif terbaik di Indonesia yang mulai kita nikmati tahun 2020 dan akan berakhir pada rahun 2035, ujarnya. Turut hadir Unsur Muspida, Sekprov Edwin Silangen serta para pejabat Eselon II lingkup Pemprov Sulut. (Humas pemprov Sulut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar