Ada yang unik hari ini, Senin (24/9/2018) di ruang rapat paripurna DPRD Sulawesi Utara.
Puluhan legislator, Gubernur Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw, Sekdaprov Edwin Silangen dan para kepala Perangkat Daerah kompak memakai pakaian adat Sulawesi Utara baik yang bercirikan etnis Minahasa, Bolaang Mongondow maupun Sangihe.
Mereka mengikuti Rapat Paripurna Istimewa DPRD Sulut dalam rangka Hari Jadi ke 54 Provinsi Sulut.
Gubernur Olly yang mengenakan baju adat Minahasa dalam arahannya mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersatu membangun Sulut yang hebat dan sejahtera.
"Kita satukan langkah. Jangan mendua hati. Seperti kata penyair Chairil Anwar; kami sudah coba apa yang kami bisa, tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti empat-lima ribu nyawa," ucap Olly.
"Kita berjuang bersama. Bersama berjuang. Agar kita sukses bersama, bersama kita sukses. Membangun Sulut hebat dan sejahtera," tambah Olly lalu disambut dengan tepuk tangan seluruh peserta dan tamu undangan rapat paripurna.
Tak dapat dibantah, selama 955 hari memegang kendali Pemprov Sulut, atau dari 12 Februari 2016 hingga 24 September 2018, Gubernur Olly telah membawa Sulut meraih banyak prestasi dan kemajuan pembangunan di berbagai bidang.
Olly menuturkan sejumlah progres pembangunan Sulut yang dapat dilihat dari perkembangan makro pembangunan Sulawesi Utara.
Diantaranya, pertumbuhan ekonomi Sulut, yang pada tahun 2015, masih berada pada angka 6,12 persen, terus meningkat, tahun 2017 berhasil mencapai angka 6,32 persen.
"Pencapaian ini jauh melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,07 persen," beber Olly.
Tak hanya itu, Olly menyebutkan, PDRB Sulut Tahun 2017 berada pada angka Rp.110,16 triliun dengan pendapatan per kapita sebesar Rp.44,76 Juta. Pertumbuhan ekonomi, didorong oleh strategi Pemprov Sulut dalam meningkatkan lapangan usaha, dan kinerja konsumsi pemerintah melalui percepatan penyerapan anggaran, meningkatkan kinerja ekspor, dan investasi.
"Data realisasi investasi, PMA di Sulut mencapai Rp.4,6 Triliun, dan PMDN sebesar Rp.1,4 Triliun, sehingga total investasi berjumlah Rp.6 Triliun. Kinerja ekspor juga meningkat hingga US$ 972,7 Juta, dan peningkatan kinerja perbankan, yang tercermin dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp.5 Triliun, dan menyalurkan kembali kepada masyarakat," papar Olly.
Menurut Olly, kinerja positif dari sektor ekonomi Sulut itu searah dengan tingkat inflasi. Bahkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulut berhasil meraih penghargaan dari Presiden RI Joko Widodo sebagai TPID terbaik tingkat Provinsi di Kawasan Sulawesi.
"Sulut juga mencatat inflasi terendah, sepanjang Tahun 2017 dan 2018, mampu ditekan hanya 2,44 persen," tandas Olly.
Pencapaian pembangunan ekonomi ini, ikut dipacu dengan sektor pariwisata yang merupakan prime mover pembangunan. Olly menerangkan pesatnya pertumbuhan pariwisata Sulut tercatat resmi dalam data BPS.
Data BPS menyebutkan bahwa pada tahun 2015 Wisman yang berkunjung ke Sukut hanya berjumlah 19.465 orang. Di tahun 2016 meningkat lebih dari 100%, atau mencapai 40.624 orang, dan tahun 2017 naik 200% menjadi 80 ribu orang. Hingga 24 September 2018 ini, jumlah Wisman telah menembus angka 206.264 Orang.
"Angka ini merupakan data BPS. Data yang resmi dan akurat. Pariwisata adalah penggerak ekonomi daerah," sebut Olly.
Lebih jauh, Olly mengatakan, menggeliatnya perekonomian Sulut juga diwujudkan dengan gencarnya pembangunan sektor infrastruktur, seperti; pembangunan jalan dan fasilitas perhubungan, serta energi.
Olly juga mengapresiasi pemerintah pusat, Presiden RI Joko Widodo yang sudah mempercepat pembangunan Proyek Strategis Nasional, yang dibiayai lewat APBN. Secara bertahap, pembangunan-pembangunan ini telah menampakkan hasil menjanjikan.
Saat ini, pembangunan Bendungan Kuwil sebagai bendungan multy fungsi akan selesai tahun 2019; pembangunan Bendungan Lolak sebagai irigasi dan pengairan akan selesai juga Tahun 2019. Sementara itu, Jalan provinsi yang sudah dibangun mencapai 926 Km, pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung pada tahap awal akan berfungsi di akhir tahun 2018 dan pembangunan jalan outer III akan diselesaikan tahun 2019, ini melengkapi ringroad I dan II.
Pembangunan jalan ini akan memudahkan mobilitas barang dan jasa di 15 Kabupaten/Kota se-Sulawesi Utara, terutama di kawasan ekonomi tumbuh cepat.
"Kita ingin rakyat Sulawesi Utara dapat menikmati manfaat dari infrastruktur yang memadai, sehingga mereka dapat melaksanakan aktifitasnya dengan nyaman dan lancar, baik mereka yang tinggal di daerah perkotaan, perdesaan sampai ke daerah perbatasan menikmati hak yang sama dalam hal infrastruktur, termasuk jaringan listrik, komunikasi, serta mobilitas barang maupun jasa," imbuh Olly.
Hal senada disampaikan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono. Soni yang datang ke sidang paripurna mewakili Mendagri Tjahjo Kumolo ikut mengakui pesatnya pertumbuhan ekonomi Sulut.
"Tiga tahun lalu saya jadi penjabat Gubernur Sulut. Namun sekarang, saya melihat pembangunan Sulut jauh lebih maju. Saya pun sempat kesulitan mencari hotel untuk menginap. Ini tandanya ekonomi Sulut sedang bertumbuh pesat. Sulut hebat dan sejahtera," kata Soni.
Adapun rapat paripurna turut jajaran Forkopimda, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Ketua TP-PKK, Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK, Kartika Devi Kandouw-Tanos, dan perwakilan dari kabupaten dan kota se Sulut. (Humas Pemprov Sulut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar