Jumat, 03 Mei 2019

Buka Musda REI, Wagub Kandouw Optimis Prospek Property di Sulut Bergairah


Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) yang berada di level 6,1% melampaui nasional, dibarengi dengan meningkatnya investasi di bidang perumahan, 
ini diungkapkan  Wakil Gubernur Provinsi Sulut, Drs Steven Kandouw, mengacu laporan Biro Perekonomian, tercatat bahwa 20% dari investasi didominasi oleh properti. 

"Ini berarti properti mempunyai kontribusi yang sangat signifikan dalam pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara," kata   Wagub Kandouw Kandouw saat membuka Musyawarah Daerah IX Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Sulawesi Utara yang digelar di GKIC Manado Jumat (3/5/2019) pagi

"Saya berani katakan, Sulawesi Utara tahun ini bahkan tahun depan mempunyai masa depan yang cerah. Menurut hemat saya prospek perumahan di Sulawesi Utara ini terang benderang," ujar Kandouw.

Di sisi lain, sebagai bentuk perhatian kepada pengembang, Kandouw menyebut bahwa Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE totalitas dalam membangun infrastruktur. 

"Pak Gubernur berupaya untuk mendorong pembangunan infrastruktur jalan. Bahkan berupaya menaikkan status jalan, yang tadinya hanya jalan kampung menjadi jalan provinsi. Tujuannya, agar jalan tersebut dapat ditangani oleh provinsi, tandasnya.

Di sisi lain, Kandouw menjelaskan ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan yang berdampak pada pengurangan kemiskinan, yakni ekspor, government expenditur dan investasi.

"Ekspor di Sulawesi Utara diwarnai dengan anjloknya harga komoditas   produk kelapa. Di mana selama sejarah, baru sekarang paling rendah. Tidak diketahui kenapa. Demikian juga dengan perikanan, karena moratorium, Sulawesi Utara yang masuk dalam 12 industri perikanan besar di Indonesia di mana tujuh diantaranya ada di Bitung, ekspornya juga jauh panggang dari api. Tetapi dengan pertumbuhan properti, hal ini telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Sulawesi Utara dari aspek penduduk, ungkap Kandouw hanya dihuni 2,6 juta penduduk. Tetapi daerah ini merupakan wilayah hinterland, yang menghubungkan Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Barat bahkan Kalimantan Timur.

"Makanya tidak heran jika orang orang berduit, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta di daerah-daerah itu, selalu berpikir untuk punya second home di Manado. Boleh dicek bagaimana perumahan-perumahan kita 30% dibeli oleh saudara-saudara kita dari hinterland," kata Kandouw.

Kandouw juga berharap, REI dapat menjawab kebutuhan perumahan kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), mengingat dari 16 ribu ASN ada 5.000-an belum memiliki rumah.

Sementara itu, Sekjen DPP REI Paulus Totok Lusida, berharap musda dapat berjalan lancar dan dapat memilih pengurus yang amanah.

"Selamat terima kasih kepada Bapak Rudy Kululu beserta jajaran yang telah mengabdi secara ikhlas selama 3 tahun dan selamat kepada ketua dan pengurus yang terpilih nanti untuk mengabdi di Sulawesi Utara 3 tahun ke depan. Kiranya tetap menjaga kesatuan dan kekompakan," tukasnya.

Menjelang Munas di bulan November 2019 mendatang, Totok berharap REI tetap dapat membingkai kebersamaan dan kekeluargaan dalam persatuan.

 "Itu yang kita harapkan untuk lebih berfungsi kepada anggota, agar program-program yang kita siapkan dapat kita kerjakan. Khususnya untuk MBR dan rumah menengah atas, diharapkan itu bukan untuk pribadi pengurus, bukan untuk pribadi ketua, maupun DPD," ujarnya.

Terkait dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan yang akan menetapkan harga unit rumah MBR dengan harga baru, Totok meminta pengusaha bersabar. "Mohon bersabar, regulasinya sudah diteken. Sebentar lagi pasti keluar," katanya sembari merinci harga baru tersebut dipatok sebesar Rp145-147 juta dari harga sebelumnya sebesar Rp136 juta.

Sebelumnya, Ketua Panitia Penyelenggara, Benigno M Polii, mengatakan pembangunan perumahan dan permukiman yang dikerjakan REI adalah untuk kesejahteraan rakyat di Sulut.

"Diharapkan kehadiran REI sebagai wadah berkumpulnya para pengembang khususnya di bidang pembangunan perumahan baik rumah komersil maupun rumah subsidi dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara, sebutnya telah direalisasikan melalui pembangunan ribuan unit rumah baru. Setiap tahun secara langsung berkontribusi bagi penyediaan ratusan bahkan ribuan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

"Selain itu REI memiliki peran sentral dalam penyediaan rumah yang layak huni serta berwawasan lingkungan," tukasnya sambil menambahkan

Diketahui tahun ini REI diikuti 112 perusahaan anggota yang terdaftar di DPD,  sebanyak 102 anggota diantaranya adalah peserta yang memiliki hak suara.

Selanjutnya, Ketua DPD REI Sulut masa bakti 2016-2019, Rudy S Kululu, mengatakan REI mengalami pertumbuhan signifikan, menyusul terbuka infrastruktur.

"Jumlah keanggotaan REI dari 80 anggota sekarang menjadi 130 anggota. Ini membuktikan banyak pengembang yang bertambah yangbergerak di bidang developer. Sebab pemerintah hadir mendukung program Jokowi lewat Pak Gubernur Olly dondokambey," ujarnya. 

Dalam operasionalnya yang didukung pembangunan infrastruktur, ungkap Kululu, secara langsung REI mendapatkan banyak  profit.

Hadir pada kesempatan ini, Kapolda Sulut, Sulawesi Utara ( Sulut) Irjen (Pol) Remigius Sigit Tri Hardjanto, CEO PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Wilayah Manado Haris A Handoko, Perbankan dan Pengusaha Real Estate. ( Humas Pemprov Sulut) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar