Selasa, 11 Juni 2013

RoRo Beroperasi, Sulut Siap Sambut ASEAN Connectivity



Kabar gembira buat masyarakat Sulawesi Utara. Menyusul berbagai lobi investasi yang dilakukan Gubernur Sulut Dr. S. H. Sarundajang, kali ini giliran salah satu investor Filipina di bidang transportasi laut Rodriguez yang dipastikan akan melakukan investasi transportasi laut khususnya pengoperasian kapal roll on-roll off (Ro-Ro) dengan rute Davao-Bitung-Davao. Kepastian investasi ini disampaikan langsung oleh Rodriguez kepada Sarundajang pada saat kunjungannya ke Sulut, Selasa (11/6) Kemarin. Rodriguez yang didampingi Konsulat Jenderal Filipin Jose Burgos menyatakan sangat tertarik untuk bisa mengoperasikan kapal RoRo dengan jalur Davao-Bitung. Bahkan yang lebih menarik, ASEAN dipastikan akan terhubung dengan kapal RoRo pada 2015 nanti dimana hal ini akan semakin memantapkan Sulut menjadi pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik. ‘’Ini merupakan investasi yang positif sekali mengingat inti dari investasi ini adalah peningkatan ekonomi bersama melalui keterhubungan transportasi laut,’’ ujar Sarundajang yang dalam pertemuan itu didampingi Wakil Gubernur Dr. Djouhari Kansil dan Sekretaris Provinsi Sulut Ir. Siswa Rachmat Mokodongan.
Sebagaimana diketahui, jelas Sarundajang, ada sebuah proyek yang bernama ASEAN Ro-Ro Network and Short Sea Shipping, dimana proyek itu merupakan salah satu dari tiga prioritas utama Asean Connectivity yang seluruhnya diharapkan terlaksana pada 2015. Dan yang lebih hebat lagi, dari segi pelabuhan yang dikelola PT Pelindo I, II, III dan IV semuanya siap menyukseskan proyek dimaksud, termasuk di dalamnya pelabuhan Bitung, di Sulut. ‘’Tujuan dari ASEAN Konektivitas adalah menyambung atau menghubungkan negara-negara di mainland dengan negara kepulauan dengan tujuan keterhubungan lintas negara ini agar ekonomi Asean tumbuh bersama,’’ jelas Gubernur dua periode pilihan rakyat ini.
Lanjut pemegang Sertifikat Executive Management Program dari Universitas of Pittsburg Amerika Serikat ini menjelaskan kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan  yang berjalan masuk kedalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll off disingkat Ro-Ro. Tak heran kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga. Gambaran yang lazim tentang kapal Ro-Ro adalah memiliki fasilitas untuk kontainer di atas dek utamanya, memiliki kemapuan menaikkan/menurunkan muatan di dek utamanya, bahkan beberapa kapal ro-ro memiliki kargo handling, sehingga muatan mereka dapat dipindahkan dari palka dan tweendecknya melalui landasan yang direndahkan di dermaga. ‘’Bahkan banyak kapal RoRo seperti jenis Taronga dengan bobot mati 39000 ton telah dilengkapi dengan peralatan untuk memuat general kargo sebaik memuat kontainer. Kapal ini dapat dengan cepat mengubah peranannya dengan mengambil/memindahkan tweendeknya dengan alat-alatnya sendiri. Jika kapal jenis ini jadi beroperasi di pelabuhan Bitung, akan sangat membantu para masyarakat yang dulunya direpotkan dengan urusan bongkar muat barang,’’ terang Sarundajang.
Sekalipun begitu, Sarundajang tetap mengingatkan seluruh pihak untuk tetap mengawasi jenis dan persyaratan yang nantinya akan keluar masuk dengan kapal RoRo. ‘’Yang utama harus diperhatikan adalah jenis muatan, frekuensi lalu lintas laut, dan sistem kepabeanan. Jika kerjasama ini jadi maka dapat dipastikan bisa menekan biaya transportasi barang sampai 10 persen, pengiriman bakal lebih cepat dan aman karena tidak perlu diturunkan dari truk,’’ jelas tokoh yang pernah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Sister City Bitung and Davao City bersama Mayor of Davao City yang disaksikan oleh Presiden Ramos pada 24 September 1993 lalu ini. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar