Kamis, 20 Juni 2013

SHS : Putra Putri Papua Berhak Dapat Posisi Strategis



Gubernur Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang meminta pemerintah pusat agar lebih memperhatikan lagi Putra Putri Papua dalam pengisian jabatan strategis di sejumlah departemen/kementrian yang ada di Pemerintahan pusat. Hal tersebut disampaikan Sarundajang ketika menerima kunjungan tim kerja Komisi I DPR RI di ruang kerjanya pada Kamis (20/6) Kemarin. ‘’Saya yakin banyak Putra Putri Papua yang telah dibekali dengan sejumlah pendidikan di bangku perkuliahan yang berkualitas yang dapat ditempatkan dalam jabatan-jabatan strategis di sejumlah kementerian,’’ ujar Sarundajang di hadapan Ketua Tim Mayjen TNI Tubagus Hasanudin, dan anggota lainnya seperti Mayjen TNI Yahya, Surya, dan Anwar.
Menurut Sarundajang, jumlah masyarakat Papua yang mengenyam ilmu di bangku pendidikan setiap tahun terus meningkat. Di Sulut sendiri, dari 2.833.381 jumlah penduduk Papua tercatat ada 6000 mahasiswa Papua yang mengenyam pendidikan di bangku Universita. Tingkat pendidikan pun bervariasi, mulai dari S1, S2, bahkan ada yang tingkat doctoral (S3). Tidak hanya itu, pemerintah Papua juga memberikan perhatian luar biasa bagi mahasiswa yang sedang study, yakni selain membekali dengan sejumlah beasiswa, juga dibangun beberapa asrama mahasiswa Papua seperti yang terletak di Jalan Pesang Grahan, Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang.  Bangunan tersebut merupakan konstruksi bangunan berlantai  1 terdiri dari  3 unit dan konstruksi  2 lantai 1 unit. Jumlah kamar  tidur masing-masing   35 kamar tidur, 1  Kantor  Pamong, 1 dapur, 1 ruang makan,  18 kamar mandi dan aula  dengan luas bangunan  1.170 M2 dan luas  tanah  1.556 M2. Daya tampung Asrama 140 orang mahasiswi. Ada juga asrama mahasiswa Tondano dan Tomohon 1 Unit Bangunan 1 dan 2 lantai, dimana kesemuanya bersertifikat hak pakai Pemda Provinsi Papua.
Hal ini membuktikan bahwa semangat masyarakat Papua untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan kemampuan juga semakin meningkat. Dengan begitu diharapkan ada feedback positif yang harus diterima masyarakat Papua, diantaranya memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkarir dan menduduki posisi strategis di sejumlah kementerian dan departemen. Hal ini dimaksudkan agar orang asli Papua benar-benar merasa sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. ‘’Dengan kata lain Papua untuk Indonesia dan Indonesia untuk Papua,’’ terang tokoh pluralisme ini.
Selama ini, lanjut Sarundajang, memang sudah ada beberapa putra Papua yang menduduki posisi-posisi strategis Pemerintahan, tapi jika dibandingkan dengan apa yang bisa diberikan Papua untuk Indonesia maka Sarundajang menilai itu masih kurang. Kekayaan sumber daya alam Papua sangat banyak. Bahkan hutan Papua tercatat sebagai hutan terbesar kedua sesudah hutan Amazon. Dengan fakta seperti itu, Sarundajang meminta kepada semua pihak termasuk komisi 1 DPR RI yang diantaranya memiliki tugas dan wewenang mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan pendapat, serta menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, bahkan juga melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam UUD Tahun 1945 dan undang-undang untuk dapat memperhatikan hal ini. Prinsipnya dalam penempatan jabatan di NKRI ini harus adil dan merata, supaya semua warga negara merasa memiliki Negara Indonesia tercinta ini. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar