Aktifitas manusia modern dewasa ini memacu produksi gas CO2
diudara dan rumah kaca sebagai salah satu pembawa dampak meningkatnya suhu
permukaan bumi dan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi yang
mengakibatkan tergangganggunya hutan dan ekosistem lainnya sehingga mengurangi
kemampuan untuk menyerap karbon dioksida di atmofir. Demikian dikatan gubernur
Sulawesi utara DR. S. H. Sarundajang pada acara Internasional Blue Carbon
Symposium di Grand Manado Center (15/5).
Lebih Lanjut Sarundajang mengatakan bahwa dan pemanasan
global juga yang mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang
menimbulkan naiknya permukaan air laut sehingga air laut mengembang dan dengan terjadi
kenaikan permukaan air laut dapat mengakibatkan negara kepulauan akan mendapat
pengaruh yang sangat besar dan semua itu terjadi karena efek dari rumah kaca yang
membawa dampak terjadinya pemanasan global, perubahan iklim bumi, tumbuhan yang
tidak dapat beradaptasi punah, rantai makanan terganggu dan akhirnya manusia
sebagai konsumen tertinggipun akan punah.
Pada kesempatan itu Sarundajang mengharapkan agar dengan
digelarnya acara international blue carbon symposium ini dapat memberikan
kontribusi yang signifikan bagi upaya pelestarian ekosisten laut dalam kaitannya
dengan blue carbon dan kegiatan ini dapat mencegah dan mempromosikan restorasi
laut yang merupakan alat penting yang dapat digunakan untuk mitigasi perubahan
iklim dan penurunan habitat tanaman bakau, padang lamun dan rawa asin diberbagai
tempat dapat dicegah agar bisa menyerap carbon oleh karena itu perlu mendapat
perhatian kita bersama. (Kabag Humas DR. Jemmy Kumendong selaku jubir pemprov)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar