Minggu, 23 Juli 2017

Wagub : Prioritas Pembangunan Daerah Perbatasan





Prioritas pembangunan Sulawesi Utara mulai tergambarkan dengan baik. Melalui program Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, membangun daerah dari pinggiran, sebagaimana penjabaran program Presiden Joko Widodo, pembangunan prioritas daerah perbatasan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw kemarin saat menghadiri HUT Kabupaten Bolsel ke-9, dimana prioritas program kerja membangun daerah perbatasan.

Steven Kandouw mengaku sangat ironis saat memasuki pintu gerbang Sulut, pembangunan wilayahnya tidak optimal. “Melalui programnya  pak presiden, yaitu membangun dari pinggiran, Sulut akan memulai dari daerah kabupaten perbatasan,” kata Steven.

untuk merealisasikannya, Pemerintah Provinsi akan menganggarkan lebih besar untuk wilayah perbatasannya. Salah satu kabupaten perbatasan yakni Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. “Jangan merasa kecil hati bagi kabupaten-kabupaten lainnya. Program Pemerintah Provinsi ini dilakukan untuk pembangunan Sulut lebih hebat lagi. Sangat tidak nampak pembangunan apabila, pinggiran perbatasan tidak dibenahi dengan baik. Termasuk Bolsel ini, daerah perbatasan Sulut dengan Provinsi Gorontalo,” terang Wagub.

Wagub juga menambahkan, program tersebut dilakukan tanpa harus mengesampingkan daerah kabupaten/kota non perbatasan. “Bukan berarti daerah-daerah lainnya tidak dianggarkan, tapi lebih besar anggarannya di daerah perbatasan,” ucap Steven Kandohw

Disamping itu , ada tiga usulan pembangunan Bandar Udara (Bandara) di Sulawesi Utara (Sulut) yang diterima oleh Gubernur Olly Dondokambey Ketiga Bandara ini terdiri dari Bandara Marore, Bandara Kabupaten Bolsel  dan Bandara Kabupaten Bolmong. tiga usulan tersebut, dikeluarkan rekomendasi untuk pengusulan ke Pemerintah Pusat.
Gubernur Olly Dondokambey telah mengeluarkan rekomendasi untuk ketiganya. “Yang belum terlalu prioritas, Bandar Udara marore. Sudah diusulkan dan rekomendasinya juga sudah dikeluarkan. Menjadi prioritas usulan Bandara di Bolaang Mongondow Raya, yakni Bolsel dan Bolmong,” kata Steven Kandouw

Wagub menilai, dari skala prioritas dengan penghitungan jarak tempuh dengan Pemerintah Provinsi, Bandara untuk Kabupaten Bolsel lebih layak. “Saya berangkat dari Manado menuju Bolsel, sengaja perintahkan sama sopir Kilometernya dikasih nol agar bisa diketahui berapa jauh jarak tempuh yang harus kita lalui. Ternyata kurang lebih kita menempuhnya dengan jarak 250 kilometer dengan waktu empat jam lebih,  ujar  Steven Kandouw

Namun katanya tidak menutup kemungkinan, Kabupaten Bolmong juga bisa memperolehnya. Alasannya rekomendasi dikeluarkan keseluruhan oleh Gubernur. “Kalau di Bolmong, sudah menetapkannya dalam APBD untuk pembebasan lahan, jelas Steven.

Lanjut Wagub, Untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), belum ada pembebasan lahan untuk pembuatan bandara. “Silahkan Pak Bupati, percepat apa yang menjadi usulan tersebut. lahannya harus jelas. Tidak ada masalah lagi di wilayah, karena itu adalah salah satu ketentuannya,” ungkap Wagub.

Hal lainnya yang menjadi pertimbangan Pemerintah Provinsi Sulut dengan keberadaan bandara di Bolaang Mongondow Raya, ketersediaan fasilitas kesehatan yang masih belum optimal. Dimana Rumah Sakit rujukan belum ada. “Setiap tahunnya, jumlah orang meninggal di Ambulance saat dirujuk di rumah sakit mengalami peningkatan. Solusi pembangunan Sulut, BMR harus punya rumah sakit rujukan yang menjadi acuan dari Lima Kabupaten/Kota. Lebih optimal lagi punya bandara. Misalnya di Bolsel, pasiennya gawat, harus dilarikan ke RS Kandou Manado, menempuh perjalanan Lima Jam paling lambat. Pasien paling gawat, tentunya belum sampai sudah meningggal duluan. Rumah Sakit rujukan dan Bandara, bisa menunjang kebutuhan masyarakat,” tutup Wagub Steven Kandouw


Tidak ada komentar:

Posting Komentar