Minggu, 30 Juni 2013

TERIMA ANUGERAH PENA MAS, SHS : PERS MITRA PEMBANGUNAN, JURNALISME HARAPAN, JURNALISME DAMAI






Gubernur Sulut Dr. SH. Sarundajang menyampaikan bahwa peran pers sebagai the four estate (pilar keempat) di era modern saat ini, tidak semata-mata menjadi pembawa informasi atau presse d' information, tetapi juga bagian integral dari sebuah proses kemajuan pembangunan suatu bangsa. Agenda pembangunan, seyogianya menjadi agenda pers, dan sebagai komunikator pembangunan, proses interaksi tidak semata-mata antara pemerintah sebagai narasumber dan media pers sebagai saluran informsi, tetapi lebih kepada komunikasi timbal balik terkait dengan dampak dari sebuah kebijakan publik dalam pembangunan. Demikian antara lain pokok pemaparan Orasi SHS, dalam rangka anugerah Pena Mas PWI, yang dilaksanakan di Hotel Kawanua Aerotel Jakarta. jumat malam (28/6). Acara yang dihadiri oleh Pengurus PWI Pusat, Dewan Kehormatan PWI, Tokoh-Tokoh Pers, Pimpinan Media Nasional, Akademisi, Pemimpin Redaksi Media Massa di Sulut, Pejabat Pemprov Sulut, diawali dengan Pembukaan Pleno Sidang Khusus dalam rangka Penganugerahan Pena Masoleh Ketua PWI Margiono, dilanjutkan pembacaan sejarah Pena Mas oleh Ketua Dewan Pers Tarman Azam, Orasi SHS dengan judul Jurnalisme Indonesia, Sebuah Pengalaman, diteruskan dengan tanggapan/kritik terhadap orasi SHS oleh panelis pengurus PWI Pusat dan pimpinan media nasional, penilaian hasil orasi, dan diakhiri dengan penyematan Jas PWI oleh Ketua PWI Pusat, PIN Pena Mas oleh Anggota Dewan Penasehat PWI Sabam Siagian dan pemberian Piagam Pena Mas oleh Ketua PWI. Dalam anugerah Pena Mas ini, SHS mendapatkan nilai CUM LAUDE berdasarkan penilaian sidang khusus pleno  PWI, karena SHS dinilai sebagai tokoh masyarakat atau pemerintahan yang telah berjasa luar biasa kepada bangsa dan negara khususnya dalam keikutsertaannya membangun pers nasional, terutama saat menjalankan tugas pemerintahannya baik di tingkat pusat maupun daerah. Lebih lanjut menurut SHS, pers dewasa ini harus terus menjalankan jurnalisme harapan (esperer journalism) dimana media mendorong secara serius dan sungguh-sungguh suatu gagasan yang bersifat positif dan bernilai guna bagi kepentingan publik. "Dan dalam mendukung suasana pemerintahan yang kondusif, pers juga diharapkan memainkan jurnalisme damai (peace journalism) melalui gagasan peace-making dan peace-building, sehingga perdamaian dapat tercipta dalam suasan konflik apa pun," jelas penerima Pena Mas yang ke-33 ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar