Selasa, 02 Juli 2013

Sarundajang Ajak Unsur TNI Majukan Pendidikan



Gubernur Sulawesi Utara Dr. S. H. Sarundajang, kembali mengajak dan mengingatkan semua pihak untuk peduli dan memperhatikan dunia pendidikan. Bahkan ajakan ini juga disampaikan Sarundajang kepada unsur TNI AL, AU, dan Angkatan Darat, Senin (1/7) Kemarin, usai menjadi Irup dalam HUT Bhayangkara Polda Sulut. ‘’Pendidikan itu penting, untuk itu saya berharap semua pihak bisa menunjukkan komitmennya untuk memajukan dunia pendidikan di Sulut,’’ ujar Sarundajang yang langsung disambut baik oleh Kapolda Sulut Brigjen Pol Robby Kaligis, Kemandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VIII Laksamana Pertama TNI Guguk Handayani, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Sam Ratulangi Kolonel Pnb Ferdinand Roring, dan Rektor Unsrat Manado Dr. Donald Rumokoy.
Doktor berpredikat cumlaude ini menyadari bahwa dengan memajukan dunia pendidikan maka angka melek huruf di Sulut bisa semakin ditekan. Dan salah satu bentuk komitmen memajukan pendidikan yakni pemerintah harus menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan nyaman untuk menuntut ilmu. ‘’Berdasarkan hasil inisiatif Pemprov Sulut melalui program MP3EI (Master Plan Percepatan Pengembangan Ekonomi Indonesia), kita akan diperhadapkan dengan pembangunan kampus Unsrat baru yang berlokasi di 2 wilayah yakni di desa Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Kelurahan Pandu Kota Manado. Mohon bantuan semua pihak agar hal ini dapat terlaksana mengingat kebutuhan Unsrat akan gedung baru dirasa sudah cukup mendesak,’’ terangnya.
Sarundajang menjelaskan, beberapa pekan lalu dia bersama Rektor Unsrat Donald Rumokoy, sejumlah Pembantu Rektor dan Dekan Unsrat, serta Kepala SKPD Pemprov Sulut telah melakukan peninjauan di wilayah cikal bakal kampus baru Unsrat. Bahkan turut mendampingi Bupati Minahasa Utara Sompie Singal, Camat Wori Steven Korengkeng, dan sejumlah warga yang tinggal di wilayah dimaksud. ‘’Pembangunan kampus baru Unsrat dinilai sudah harus dilaksanakan mengingat kampus Unsrat yang sekarang hanya memiliki luas tanah sekitar 34 ha, sangat jauh perbedaan luasnya jika dibandingkan dengan Unima yang memiliki 350 hektar tanah kampus,’’ ujarnya sembari menambahkan bahwa berkaitan dengan itu,  ditetapkanlah tanah negara yang kisaran luasnya sekitar 300 hektar yang berlokasi di gunung Tumpa, di 2 wilayah yakni di desa Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Kelurahan Pandu Kota Manado. Tanah ini tadinya dipercayakan kepada PT. Nyiur Wijaksana berdasarkan HGU nomor 2 dan PT. Norokondo. Karena masing-masing HGU telah berakhir masa hak gunanya sejak tahun 2006 lalu, dan sudah tidak diperpanjang lagi. ‘’Rencana pembangunan ini telah disetujui pusat dengan perkiraan biaya sebesar 4 triliun, dan direncanakan akan ditender tahun 2013 ini,’’ ujar mantan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri ini.
Sarundajang mengakui bahwa sampai saat ini masih ada warga yang menepati tanah tersebut, bahkan berdasarkan laporan dari para Kepala Kecamatan ada sekitar 300 Kepala Keluarga yang rumahnya masih berdiri di atas tanah dimaksud. ‘’Kepada warga dimaksud tetap akan diberikan haknya dimana telah disiapkan sekitar 10 hektar tanah sebagai bentuk ganti rugi garapan bahkan lengkap dengan sertifikat,’’ ujarnya.
Kenapa Unsrat dinilai sudah harus memiliki kampus baru, karena Unsrat yang dulunya bernama Universitas Sulawesi Utara dan Tengah yang kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 277 tertanggal 14 September 1965 ditetapkan pengesahan menjadi Universitas Sam Ratulangi yang  disingkat  UNSRAT, sudah menjadi salah satu kampus yang terkenal di Indonesia dan bahkan mancanegara dan memiliki mahasiswa lebih dari 24 ribu dari berbagai daerah. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar