Kamis, 15 Oktober 2015

Sumarsono ziarah ke Makam Kyai Mojo dan Sam Ratulangi

   Setelah  berselang beberapa waktu menjalani aktifitas selaku Penjabat Gubernur Sulut di Bumi Nyiur Melambai Provinsi Sulut, Dr Soni Sumarsono dan Ketua Tim Penggerak PKK Prov Sulut, Ny Dra Tri Rachayu Sumarsono, berkesempatan bersilaturahmi dengan segenap Warga Masyarakat Keturunan Pengikut Pahlawan Nasional Kiay Mojo, di Kelurahan Kampung Jawa Tondano (Jaton), Kabupaten Minahasa. Pada Kamis petang, 15/10/15.
    Kunjungan spontanitas ini mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari segenap warga dan Tokoh Masyarakat asal Kepulauan Jawa, di Kelurahan Kampung Jawa Tondano Kec Tondano Utara, yang  dihuni sejumlah 725 KK, atau 2599 Jiwa, tersebar di Enam Lingkungan. yang merupakan keturunan dari Kiay Mojo. Seperti di ketahui  adalah Pahlawan Nasional, sebagai pengikut setia Pangeran Diponegoro, dalam pergerakan mengusir penjajah kaum Imperialis di Tanah Jawa, oleh Pemerintahan Kolonial Belanda, diasingkan ke Tanah Minahasa, pada Tahun 1830, dan terjadi pembauran serta asimilasi, kawin mawin dengan penduduk asli Minahasa, serta tercipta Akulturasi Budaya antara tradisi dan kebiasaan Orang Jawa dengan budaya lokal masyarakat setempat, hingga saat ini, secara heterogen, berlangsung dalam suasana kekerabatan penuh kekeluargaan dan harmonis.
   Oleh Pj Gubernur Sulut dan Nyonya Tri Rachayu Sumarsono, dalam lawatan silaturahmi ini, merasa kagum dan takjub akan kondisi pembauran ini, nampak dalam dialog dengan salah satu Tokoh Masyarakat Jaton, H Hidayat Pantou didampingi H Usman Kiay Demak, yang berlangsung di Kantor Kelurahan setempat serta turut serta Sekda Minahasa, J Korengkeng, SH, Msi, dijelaskan bahwa penggunaan Bahasa setempat oleh Komunitas Warga Jaton, lebih banyak menggunakan Bahasa Toulour. Walaupun tradisi2 leluhur, tetap terpelihara dan dilestarikan oleh generasi  penerus, semisal, Mido Dareni, dalam ritual Perkawinan, ataupun cita rasa akan masakan yang masih kental dengan aroma Tanah Jawa, maupun kebiasaan lainnya dalam merayakan Hari2 Besar Keagamaan.
   Dikisahkan pula, bahwa Kiay Mojo dan Pengikutnya, manakalah menetap di Kampung Jaton, sampai wafatnya, secara langsung menerapkan pola bercocok tanam, menjadi Tukang Kayu (Pedati), Pandai Besi, ataupun Profesi lainnya, yang mendapat simpatik dari Penduduk Lokal setempat.

ZIARAH KE MAKAM KIAY MOJO.
  
    Pj Gubernur Soni Sumarsono dan rombongan, melanjutkan kunjungan ziarah  ke Kompleks Makam Pahlawan Nasional Kiay Mojo yang wafat pada 20 Desember 1849 ini, dimana pengelolaannya terkesan baik dan terawat, sekaligus berkesempatan melakukan Doa Zikir bersama, kepada seluruh arwah, secara khusuk dan hikmad, guna mengenang jasa2 Perjuangan para Pahlawan Kusuma Bangsa.
 
TABUR BUNGA DI PUSARA SAM RATULANGI
   
   Rombongan Penjabat Gubernur Sulut, berkenan juga mengunjungi Makam Pahlawan Nasional Dr GSSJ Sam Ratulangi, di Sasaran Tondano, serta melakukan prosesi tabur bunga di Pusara Pahlawan Pejuang Kemerdekaan, Dr Sam Ratulangi, sekaligus melihat dari dekat kisah Diorama, relief, perjuangan Tokoh Pahlawan yang Heroik ini, serta terlibat dialog serius dengan pengurus Makam dari Pahlawan yang di kagumi juga oleh Masyarakat Manca Negara, termasuk Pemerintah Negara Filipina yang mengabadikan Pusaranya di Kota Manila.

Demikian Humas Pemprov Sulut, memberitakan (Roy RL Saroinsong, SH, selaku juru bicara)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar